imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Gaji Direktur BEI

Diskusi hari ini di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Di persimpangan jalan antara akal sehat dan realitas absurd pasar modal Indonesia, berdiri dua figur legendaris yaitu Pak Toto, pemilik warung bakso Nyangkut yang jujur dan tulus menghidupi keluarganya dari hasil rebusan tulang iga dan mie kuning serta ada juga BudiDolDol bin Judd Old, influencer saham kelahiran kembali dari reruntuhan koperasi merah ijo Kamboja, yang kini dikenal luas di TikTok sebagai Judd Old, spesialis sinyal warna-warni yang sering datang sesudah ARB keempat. Tapi di atas kehidupan dua orang ini, ada dunia paralel yang jauh lebih mewah dan penuh logika aneh yakni dunia direksi dan komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Mari kita mulai dari fakta yang bikin jari kaku menulisnya, di tahun 2023, 7 direktur dan 5 komisaris BEI menerima total kompensasi sebesar Rp96,83 Miliar. Iya, dua belas orang, hampir seratus miliar. Rata-rata satu orang mengantongi Rp8,07 Miliar per tahun, alias Rp672 juta per bulan. Kalau dibandingkan dengan UMR DKI Jakarta tahun 2025 sebesar Rp5,39 juta, maka satu orang direksi BEI dibayar setara 124 kali lipat UMR. Bahkan karyawan biasa BEI yang jumlahnya 613 orang pun hidupnya nggak kalah nikmat, dengan rata-rata kompensasi Rp88 juta per bulan, atau sekitar 16 kali lipat UMR. Sementara itu, Pak Toto masih sibuk mikir, hari ini baksonya laku berapa mangkok? dan BudiDolDol harus live malam-malam demi dapet 5 order jasa kelas private swing trade via Google Meet.

Yang bikin menarik adalah, gaji setinggi itu ternyata tidak berbanding lurus dengan kualitas dan akal sehat dari kebijakan yang dihasilkan. Di atas kertas, direksi BEI bertugas mengembangkan pasar modal Indonesia dan menjamin perdagangan yang teratur, wajar, dan efisien. Tapi kenyataannya? Mereka malah sibuk bikin regulasi yang kadang membuat trader merasa sedang bermain di pasar sulap. Salah satunya adalah aturan Unusual Market Activity (UMA). Teorinya sih keren, buat ngingetin investor kalau ada pergerakan harga yang gak wajar. Tapi kenyataannya? Pengumuman UMA sering muncul justru setelah sahamnya udah ARB lebih 5 hari, volume kering, dan investor sudah panik. Atau baru ARA 2x langsung UMA. Jadi efeknya apa? Cuma jadi nambah stres. Bukan pencegahan, tapi semacam surat peringatan dari masa lalu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dan belum cukup sampai di situ, datanglah kebijakan ajaib bernama Full Call Auction (FCA). Katanya sih untuk menjaga keteraturan pasar. Tapi begitu sebuah saham masuk FCA, yang terjadi adalah saham langsung masuk ruang isolasi. Transaksi langsung sepi, antrian beli-jual makin sempit, dan likuiditas kering kayak emping tengik. Saham yang dulunya bisa ditradingkan bebas, kini hanya bisa dipandang dan dilirik-lirik dengan tatapan hampa. Pak Toto pun cuma bisa garuk-garuk kepala karena gak bisa jual rugi, sementara BudiDolDol harus bikin konten Saham Masuk FCA, Apa yang Harus Kamu Lakukan Selain Menangis?

Dan ini semua terjadi saat para pengambil kebijakan duduk di ruang ber-AC, dibayar ratusan juta per bulan, dengan segala fasilitas dan bonus tahunan. Rasanya seperti nonton pertandingan sepak bola, di mana wasit digaji lebih mahal dari semua pemain, tapi dia yang tiba-tiba narik garis tengah ke pojok kanan karena eksperimen peraturan baru.

Yang bikin makin bikin miris, BEI adalah institusi yang harusnya netral, rasional, dan berfungsi sebagai penjaga sistem. Tapi ketika sistemnya sendiri mulai mirip reality show, penuh kejutan, penalti tak terduga, dan kebijakan aneh yang datang di hari Senin pagi, wajar kalau para investor mulai skeptis. Kita ini investasi di pasar modal, atau masuk playground eksperimen kebijakan gila? tanya Pak Toto sambil nyicip kuah bakso yang udah mulai asin karena air mata investor nyangkut.

Bayangkan, lembaga yang diberi mandat menjaga integritas pasar justru membuat kebijakan yang bikin saham makin gak likuid, investor makin susah exit, dan psikologis pasar makin tegang. Padahal dengan gaji sebesar itu, ekspektasi publik adalah adanya kebijakan yang stabil, masuk akal, dan memperkuat kepercayaan investor. Tapi yang kita dapat malah UMA dadakan, FCA karantina, dan saham-saham bagus yang berubah jadi zombie. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sementara itu, di luar sana, investor ritel yang ikut gotong royong membangun volume transaksi setiap hari, hanya bisa gigit jari. Mereka tidak minta banyak, cukup kebijakan yang logis, pasar yang bisa ditinggal beli nasi goreng tanpa takut saham tiba-tiba digembok, dan regulator yang tidak bertindak seperti Dewa Olympus Kakek Zeus yang melempar petir aturan dari awan gaji miliaran.

Inilah kenyataan yang kita hadapi, warung bakso Pak Toto makin sepi, BudiDolDol makin rajin kasih sinyal tak berdasar, dan BEI makin asyik dengan regulasi yang tidak terhubung dengan denyut nadi investor ritel. Semua ini terjadi di negeri yang katanya negara pasar berkembang, tapi makin lama makin terasa seperti negara eksperimen pasar, di mana yang dibayar paling tinggi justru paling banyak bikin investor bingung dengan aturan aneh - aneh.

Dan di ujung semua ini, Pak Toto cuma bisa berkata pelan sambil menatap layar HP, “Lha, iki saham kok masuk FCA maneh. Iki bursa efek opo rumah sakit karantina?

No risk, no Ferrari. Selot selot only, never all in.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$ADRO $BREN $PANI

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy