imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Yang Ngaku Trader Harus Tau Jenis-Jenis Order (Market, Limit, Stop-Loss) Ini

Buat kamu yang baru mulai belajar trading, pasti pernah bingung soal jenis-jenis order yang ada di platform. Mungkin kamu mikir, "Order itu kan cuma buat beli atau jual, ngapain ribet?" Nah, justru di sinilah kunci buat trading yang lebih pintar dan efisien!

Di artikel ini, kita bakal bahas market order, limit order, dan stop-loss order, lengkap dengan penjelasan yang gampang dicerna dan contoh kasus pakai rupiah biar lebih relate.

๐Ÿ“ˆ 1๏ธโƒฃ Market Order
Market order itu paling simpel. Intinya, kamu langsung beli atau jual di harga pasar saat itu juga. Cocok buat kamu yang pengen eksekusi cepat tanpa ribet nunggu harga.

๐Ÿ”น Contoh Kasus:
Bayangin kamu lagi trading saham ABC yang harganya Rp1.000 per lembar. Kamu mau beli 1 lot (100 lembar) dan langsung klik market order. Transaksi langsung dieksekusi di harga Rp1.000/lembar.

๐Ÿ”ธ Kelebihan: Eksekusi cepat, nggak pakai nunggu.
๐Ÿ”ธ Kekurangan: Kamu nggak bisa kontrol harga pastinya, apalagi kalau market lagi volatile.

๐Ÿ“Š 2๏ธโƒฃ Limit Order
Limit order itu kamu bikin pesanan untuk beli atau jual, tapi dengan harga tertentu yang kamu tentuin sendiri. Order ini cuma akan dieksekusi kalau harga pasar mencapai harga yang kamu mau.

๐Ÿ”น Contoh Kasus:
Kamu mau beli saham yang sekarang harganya Rp2.000 per lembar, tapi kamu nggak mau beli semahal itu. Kamu pasang limit order beli di Rp1.800/lembar. Kalau harga turun sampai Rp1.800 atau lebih murah, order kamu bakal otomatis dieksekusi. Tapi kalau harga nggak pernah turun segitu, ordernya bakal nunggu terus.

๐Ÿ”ธ Kelebihan: Kamu bisa dapetin harga yang lebih oke.
๐Ÿ”ธ Kekurangan: Nggak ada jaminan order bakal terisi, apalagi kalau harga nggak pernah nyampe target kamu.

โ›” 3๏ธโƒฃ Stop-Loss Order
Stop-loss ini kaya pengaman supaya kamu nggak rugi terlalu besar. Kamu pasang order otomatis buat menutup posisi (jual) kalau harga turun sampai level tertentu.

๐Ÿ”น Contoh Kasus:
Kamu beli saham di harga Rp3.000 per lembar. Buat jaga-jaga, kamu pasang stop-loss di Rp2.700 per lembar (turun 10%). Jadi, kalau harga tiba-tiba anjlok ke Rp2.700, sistem bakal otomatis jual biar kerugian nggak makin gede.

๐Ÿ”ธ Kelebihan: Bisa bantu batasi kerugian tanpa kamu harus mantengin chart terus.
๐Ÿ”ธ Kekurangan: Kalau harga sempat turun terus mantul lagi, kamu malah ketinggalan rebound.


๐Ÿ”ฅ Studi Kasus Lengkap: Kombinasi Market, Limit, dan Stop-Loss
Bayangin kamu punya modal Rp10.000.000 dan mau trading saham.

1. Kamu bikin limit order beli di Rp1.500 per lembar buat 1.000 lembar (total Rp1.500.000). Harga pasar sekarang Rp1.600/lembar. Kamu berharap harga turun dulu baru kebeli.

2. Kalau harga nggak turun ke Rp1.500, order nggak akan terisi. Tapi kalau harga turun dan order kebeli, kamu langsung punya posisi beli.

3. Kamu pasang stop-loss order di Rp1.400 per lembar buat batasi kerugian maksimal Rp100/lembar (total kerugian Rp100.000 kalau stop-loss kena).

4. Nah, misalnya harga naik ke Rp1.700/lembar dan kamu mau cuan cepat, kamu bisa jual pakai market order biar eksekusinya langsung.

๐Ÿ“ Kesimpulan
1. Market order cocok buat yang pengen eksekusi cepat, tapi siap-siap dapat harga pasar saat itu.
2. Limit order cocok buat yang mau nunggu harga lebih baik, tapi harus sabar.
3. Stop-loss order wajib dipakai buat jaga-jaga biar kerugian nggak makin besar.

Jadi, meskipun kelihatannya cuma soal โ€œklik beli atau jualโ€, ngerti cara pakai jenis-jenis order ini bikin trading kamu jauh lebih terkontrol dan aman.

Kalau bermanfaat, boleh dong kasih jempolnya ๐Ÿ‘

$BBRI $PSAB $ADRO

Read more...
2013-2025 Stockbit ยทAboutยทContactHelpยทHouse RulesยทTermsยทPrivacy