MR. DIY vs AZKO: Dua Brand Terkenal di Bisnis Peralatan Rumah Tangga
Biasanya kalau saya nyari peralatan buat beresin rumah ada brand yang langung terpikir: MR. DIY dan AZKO. Investor punya 2 pandangan mengenai 2 brand ini, ada yang berpendapat mereka saling bersaing dan ada yang bilang tidak karena berbeda segmen. Saya sendiri berpendapat yang kedua yaitu berbeda segmen alias tidak saling bersaing. Kenapa seperti itu, berikut sedikit catatan:
Peluang di Pasar Peralatan Rumah Tangga
Pasar peralatan rumah tangga di Indonesia itu memang bertumbuh. Data bilang, sektor ritel di sector ini tumbuh 8–10% per tahun, didorong urbanisasi dan orang-orang yang doyan renovasi rumah (Statista, 2024). Makanya, sejalan dengan data tadi MR. DIY dan AZKO buka toko di berbagai kota. Walauapun ada beberapa kasus AZKO menutup toko tapi itu untu menjaga profitabilitas dan efesiensi. Kemudian MR DIY ini agresif sekali buka toko dimana mana, sedangkan AZKO mulai lebih ekspansif di kota yang non jawa misalnya kayak Ternate dan Parepare.
Target Konsumen
Produk https://cutt.ly/7rnu1p5i dan AZKO memang satu tema: Home Improvement. Konsumen yang nyari barang fungsional dengan harga oke bakal prefer pilih MR. DIY yang murah sementara AZKO untuk konsumen yang mencari kualitas dan lebih fancy.
MR. DIY: Harga Murah, Volume Gede
MR. DIY itu kayak toko serba ada buat keluarga menengah ke bawah. Mereka jualan segala macem, dari kabel listrik sampe hiasan dinding, dengan harga yang bikin dompet nggak nangis. Strategi bisnisnya? Jual banyak, untung tipis. Mereka nggak main di furnitur premium atau teknologi canggih, fokusnya ke barang praktis.
AZKO: Main di Kelas Premium dan experience
AZKO beda cerita. Mereka nggak cuma jual barang, tapi jual pengalaman. Toko mereka dirancang kayak showroom kekinian, dengan furnitur premium, peralatan ramah lingkungan, dan teknologi tinggi, kayak lampu pintar atau alat dapur canggih. Harga? Jelas lebih tinggi dari MR. DIY. Target mereka keluarga menengah-atas yang pengen gaya hidup modern.
MR. DIY sepertinya kejar volume penjualan dengan harga murah, sementara AZKO ambil margin besar dengan produk berkualitas dan customer experience.
Ceruk yang Berbeda:
MR. DIY kuasai segmen menengah-bawah, sementara AZKO main di menengah-atas. Kalau masing-masing fokus ke target merket, nggak bakal tidak saling bersaing frontal
Gimana Update Terbaru AZKO?
Saya tetap berpandangan positif terhadap kinerja AZKO ke depan, pertama Rebranding ACES menjadi AZKO terbilang cukup sukses. Penjualan Q1 2025 tetap bertumbuh yang artinya pembeli tetap berdatangan bahkan tetap bertumbuh walaupun sudah ganti nama.
Manajemen pun optimis pada tahun 2025 penjualan bisa meningkat sebesar 5% yoy.
Hal yang perlu diwaspadai
Kalau tadi sisi positifnya nah sekarang mari melihat sisi kurang baiknya. Ibarat kata tak ada gading yang tak retak, perusahaan sebagus apapun tetap perlu ada yang diwaspadai.
Hal yang perlu diperhatikan adalah daya beli konsumen. Berita PHK dimana-mana, penurunan kelas menenengah dst ini akan menjadikan ACES perlu waspada. Walaupun segmen pasarnya menengah ke atas, jika memang nantinya kelas menengah menurun konsumen akan beralih ke barang yang lebih murah dan mengorbankan sisi kualitas. Sehingga ACES tidak menjadi pilihan Kembali.
$ACES $MEJA $KUAS