CERITA LISTRIK:
Listrik: Kebutuhan Dasar Masa Depan Indonesia
Refleksi dari Perjalanan saya Lewat darat dengan Mobil Dari Sydney ke Melbourne Akhir 2024 Kemarin… hingga RUPTL PLN 2025–2034
Sebuah Inspirasi dari Negeri Kangguru
Perjalanan darat kami dari Sydney ke Melbourne beberapa waktu lalu bukan sekadar perjalanan biasa. Di sepanjang jalan tol yang membelah pedalaman New South Wales dan Victoria, hampir setiap 2 kilometer kami menjumpai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) seluas ±2 hektar. Tidak hanya satu atau dua, tetapi puluhan PLTS berjejer rapi menyerap energi matahari Australia yang berlimpah.
Ini bukan sekadar strategi energi, ini adalah pernyataan: masa depan LISTRIK adalah HIJAU.
Indonesia adalah Negara Besar dengan Tantangan Energi Besar dan yang Menarik kebutuhan akan Listrik Indonesia dalam RUPTL PLN 2025 - 2034 adalah 70% - 75% dari Energy HIJAU, Energy Baru Terbarukan.
Sebagai negara kepulauan dengan pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi pesat, Indonesia akan menghadapi lonjakan kebutuhan listrik yang sangat besar dalam 5 - 10 tahun ke depan.
Semua Konsentrasi Kebijakan PRORITAS Pemerintah yang dipimpin oleh Bapak Prabowo pada UJUNGNYA MEMBUTUHKAN ENERGY LISTRIK.
1. Mulai dari Hilirisasi Komoditas Andalan Indonesia Seperti Nikel, Alumunium, Bauksit, Silika Membutuhkan Smelter yang membutuhkan Paokan LISTRIK yang Besar.
2. Kebutuhan Swasembada Beras, Membutuhkan Banyaknya Penggilingan-penggilingan Beras yang sedang dibangun Yang membutuhkan Pasokan LISTRIK yang Besar.
3. Pengembangan Kawasan-kawasan Industri baik yang sudah ada maupun yang akan dibangun Baru maka akan membutuhkan Pasokan LISTRIK yang Besar.
3. Hilirisasi Digital dengan Menambah Kapasitas Data Center dan Tehnology AI membutuhkan Pasokan LISTRIK yang Besar.
4. SPKLU-SPKLU untuk Pengisian Listrik Mobil EV, Membutuhkan LISTRIK yang Besar dari hari ke hari…
5. Sampai Kebijakan Pembangunan 3 Juta Rumah juga Membutuhkan LISTRIK yang Besar.
Berdasarkan RUPTL PLN 2025–2034:
- Kebutuhan listrik nasional akan meningkat dari 306 TWh (2024) menjadi 511 TWh pada 2034.
- Pertumbuhan rata-rata: +6,2% per tahun.
- Kebutuhan tambahan kapasitas pembangkit: 69,5 GW dalam 10 tahun.
- Target EBT (Energi Baru Terbarukan): 75% dari tambahan kapasitas
Sumber: PLN RUPTL 2025–2034
Dalam RUPTL PLN diatas Transisi Energi Hijau: Bukan Lagi PILIHAN, Tapi KEBUTUHAN
Pola pembangunan PLTS yang kami lihat di Australia bisa menjadi contoh nyata bagi Indonesia. Namun, transisi energi hijau di Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada PLTS. Berdasarkan potensi dan strategi nasional, Indonesia akan mengandalkan kombinasi sumber energi berikut:
1. PLTS —> 207 GW —> digunakan diperkotaan, Atap Bangunan serta Proyek Berskala Besar.
2. PLTA —> 95 GW —> dikembangkan di Kalimantan, Sumatera dan Papua.
3. PLTB —> 60 GW —> Fokus di Sulawesi Selatan, NTT dan daerah Pesisir.
4. PLTN —> Sedang dikaji —> Menjadi Opsi Jangka Panjang untuk Base Load
5. BIOMASSA & PANAS BUMI —> 29 GW —> digunakan didaerah Terpencil dan Industri.
Menariknya, perusahaan energi besar seperti PT Alamtri Resources Indonesia Tbk ( $ADRO ), yang dulu dikenal sebagai Adaro Energy, kini ikut terjun dalam transisi energi. Melalui anak usahanya Adaro Green Energy dan Adaro Minerals, mereka berinvestasi besar dalam:
- Pembangunan PLTS skala besar di Kalimantan dan BATAM
- Proyek smelter aluminium Terbesar hijau Artinya Kebutuhan akan Listrik dari Energy Hijau.
- Sudah memulai ekspansi ke energy HYDRO (PLTA) dan Panas Bumi.
- Sedang Melakukan Penelitian kolaboratif untuk kemungkinan PLTN modular (SMR) di masa depan.
ADRO menyadari bahwa ketergantungan pada batu bara tidak bisa selamanya menjadi model bisnis utama.
APA YANG BISA KITA PELAJARI ?
1. Listrik adalah HAK DASAR di era digital. Tanpa listrik, tidak ada ekonomi digital, pendidikan jarak jauh, atau mobilitas listrik.
2. Kebijakan Pemerintah yang Tercermin dalam RUPTL PLN 2025 - 2034 MEMPRIORITASKAN infrastruktur ENERGY HIJAU secara MASSIF.
3. Paling PENTING dari RUPTL tersebut sudah Menganggap SEKTOR SWASTA harus menjadi bagian dari SOLUSI, bukan LAGI MASALAH.
4. Masyarakat perlu sadar bahwa konsumsi listrik bersih adalah bagian dari gaya hidup berkelanjutan.
Indonesia Menuju Jalur Hijau
Perjalanan saya di Australia membuka MATA SAYA bahwa masa depan adalah milik negara yang mampu menyediakan ENERGY BERSIH, CUKUP, dan MERATA.
Indonesia SEBAGAI NEGARA TROPIS DAN KELAUTAN yang Paling KOMPLIT memiliki semua BAHAN BAKU DASAR YANG SANGAT MENDUKUNG UNTUK ITU: Sinar Matahari, Air, Angin, bahkan Uranium dan Panas Bumi.
Dengan dukungan kebijakan seperti RUPTL 2025 - 2034 dan partisipasi aktif sektor swasta seperti ADRO, $TOBA dan $ITMG Indonesia tidak hanya bisa mengejar ketertinggalan, tapi MEMIMPIN di era energi hijau Asia Tenggara.
Demikian Semoga Bermanfaat