imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$PTPS LK Q1 2025: Perusahaan Sawit Mini

Request salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau kita lihat laporan keuangan PT Pulau Subur Tbk (PTPS) per akhir Maret 2025, kondisinya bisa diibaratkan seperti warung Bakso Nyangkut Pak Toto yang baru aja booming setelah sekian lama jualan di gang sempit. Dulu pelanggannya cuma tukang kebun dan sopir truk sawit, sekarang udah mulai langganan koperasi kantor dan restoran pinggir jalan. Pendapatan PTPS di Q1 2025 melonjak drastis dari Rp11,63 miliar di periode yang sama tahun lalu menjadi Rp19,61 miliar, kenaikan sekitar 68%. Ini bukan kenaikan kecil-kecilan, tapi semacam momen emas bagi perusahaan yang bergerak di sektor kelapa sawit, apalagi di tengah cuaca dan harga komoditas yang fluktuatif. Kenaikan ini didukung oleh volume produksi yang meningkat dan harga jual tandan buah segar (TBS) yang lebih tinggi dibanding tahun lalu. Artinya, sawit mereka lagi subur, dan pasarnya lagi butuh. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau dari sisi efisiensi, perusahaan ini juga mulai pintar ngatur modal. Biaya pokok penjualan naik, tapi nggak sekencang pendapatannya, jadi margin laba bruto naik tajam dari Rp5,43 miliar jadi Rp11,16 miliar. Ini artinya, warung bakso tadi bukan cuma jualan lebih banyak, tapi juga bikin baksonya lebih murah per biji. Laba usaha ikut terkerek naik dari Rp3,36 miliar ke Rp11,1 miliar. Tapi yang harus dicermati adalah adanya kontribusi non-core sebesar Rp1,69 miliar dari keuntungan penilaian ulang nilai wajar aset biologis. Jadi bisa dikatakan, sawit yang masih di pohon dinilai lebih mahal dari sebelumnya, dan nilainya masuk sebagai pendapatan di atas kertas laporan keuangan perusahaan. Ini memang sah secara akuntansi, tapi bukan duit beneran yang masuk ke kas. Jadi kalau kita lihat laba bersih yang naik jadi Rp9,55 miliar, sebagian kenaikannya bukan karena pelanggan bayar lebih, tapi karena nilai kebun di atas kertas naik. Meskipun begitu, ini tetap menunjukkan bahwa aset yang dimiliki perusahaan makin bernilai.

Dari sinilah kita mesti berhati-hati, supaya nggak terjebak gaya-gayaan seperti BudiDolDol bin Judd Old, influencer saham mantan operator koperasi merah ijo, yang sukanya nge-post grafik naik tapi ternyata dananya muter-muter doang. Laba besar itu bagus, tapi pertanyaannya adalah laba itu ada duitnya nggak? Kalau kita cek arus kas dari aktivitas operasi (CFO), nilainya Rp8,29 miliar, naik dari Rp2,44 miliar tahun lalu. Ini pertanda bagus, berarti sebagian besar laba beneran didukung arus kas masuk. Tapi tetap harus dicatat bahwa laba bersih masih lebih besar dari CFO, artinya masih ada komponen non-kas dalam laba yang belum direalisasi. Salah satunya, tentu, dari revaluasi aset biologis tadi. Jadi duitnya belum full masuk kas, walaupun secara likuiditas perusahaan masih kuat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Buktinya? Saldo kas di akhir Maret 2025 tembus Rp71,5 miliar, sementara total liabilitasnya cuma Rp3,63 miliar. Bahkan kalau utangnya ditagih sekaligus, PTPS masih punya duit nganggur puluhan miliar. Ini beda banget sama warung-warung lain yang tiap akhir bulan harus gali lubang tutup lubang. Tidak ada utang berbunga aktif, tidak ada kewajiban jangka pendek yang membebani, dan tidak ada pinjaman yang jatuh tempo dalam waktu dekat. Jadi dari sisi solvabilitas dan likuiditas, perusahaan ini sangat sehat. Bahkan, sehat banget.

Model bisnis PTPS juga nggak main-main. Dari hulu sampai hilir jelas dan terintegrasi. Vendor mereka menyuplai pupuk, bahan kimia, hingga jasa teknis untuk perawatan kebun. Kemudian, sawit ditanam, dirawat, dan dipanen jadi TBS. TBS ini dijual ke beberapa pelanggan tetap seperti PT Arsi Griya Plantation, PT Daya Semesta Agro Persada, dan terutama PT Gelumbang Agro Sentosa yang jadi pembeli terbesar. Ini seperti warung Bakso Nyangkut Pak Toto yang punya pelanggan tetap dari pabrik sebelah, jadi tiap hari pasti ada orderan meskipun cuaca hujan atau pasar lagi sepi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi hubungan antar perusahaan, PTPS dikendalikan oleh PT Sekawan Kontrindo sebagai pemegang saham pengendali. PTPS ini juga menyewa aset dari Sekawan, termasuk beberapa kendaraan dan fasilitas. Selain itu, PTPS punya entitas asosiasi bernama PT Sumber Enim Alam Lestari, yang entah kenapa kontribusinya ke laba bersih sangat kecil, cuma Rp1,17 juta. Ini ibarat Pak Toto investasi di warung kopi tetangganya tapi baru balik modal setengah mangkok. Investasi ini belum maksimal dan perlu evaluasi. Apakah prospeknya jelek, atau manajemennya kurang aktif mengejar sinergi?

Perusahaan juga memiliki kontrak sewa kendaraan dengan PT Dipo Star Finance dan kontrak penjualan TBS dengan beberapa pembeli tetap. Tidak ditemukan kasus hukum aktif atau kontinjensi besar dalam laporan keuangan ini. Artinya, sejauh ini manajemen cukup hati-hati dan patuh terhadap peraturan. Tapi satu catatan penting yakni mereka masih menyisakan utang pajak sebesar Rp976 juta. Ini bukan angka besar, apalagi dibandingkan kas Rp71 miliar, tapi tetap harus diselesaikan supaya nggak menimbulkan bunga atau denda. Ini seperti warung Pak Toto yang udah cuan, tapi belum bayar iuran RT, nggak besar, tapi bisa bikin malu kalau kelamaan nunggak.

Struktur laporan keuangan PTPS cukup sinkron. Total aset naik dari Rp190,5 miliar ke Rp198,3 miliar, liabilitas turun, ekuitas naik dari Rp185,1 miliar ke Rp194,7 miliar. Semua pergerakan itu inline dengan laba bersih yang meningkat. Artinya, kinerja keuangan ini bukan sekadar manipulasi akuntansi, tapi juga kelihatan di neraca. Tidak ada mismatch mencolok, kecuali satu hal yakni kontribusi dari entitas asosiasi yang terlalu kecil dibanding nilai investasinya. Kalau terus dibiarkan, bisa jadi beban mati dalam jangka panjang.

Sebagai investor, tentu harapannya jelas yaitu perusahaan bisa menjaga momentum pertumbuhan, meningkatkan efisiensi produksi, dan mulai membagikan dividen. Kalau harapan ini terwujud, maka valuasi saham bisa naik, likuiditas saham makin hidup, dan investor ritel bisa menikmati hasilnya. Tapi kalau tidak? Misalnya harga TBS turun, aset biologis nggak lagi naik nilainya, atau hubungan dengan pembeli terganggu, maka kinerja bisa menurun drastis. Dalam kondisi itu, laba bisa menyusut, arus kas bisa seret, dan perusahaan bisa balik ke masa-masa susah, kayak Pak Toto yang dulu harus ngasih bakso isi angin buat bertahan.

Jadi, PTPS di Q1 2025 tampil cukup meyakinkan. Laba naik, margin bagus, cash kuat, utang minimal, dan bisnis terkendali dari hulu ke hilir. Ada kelemahan, terutama di investasi yang kurang produktif dan pengelolaan pajak yang masih bisa disempurnakan. Tapi kelebihan-kelebihannya jauh lebih dominan. Kalau manajemen bisa mempertahankan performa ini sambil menyelesaikan kekurangan yang ada, maka masa depan PTPS bisa secerah sawit yang baru panen pagi-pagi yang segar, harum, dan penuh potensi.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$TAPG $DGNS

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy