imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah Harusnya Jangan $PURA - PURA, yang $REAL REAL Saja?

Seandainya saja PT Putra Rajawali Kencana Tbk (PURA) ini seperti bisnis Bakso Nyangkut Pak Toto yang sedang ekspansi gerobak, dari awalnya cuma dua mangkuk, sekarang bisa sajikan sepuluh sekaligus. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Revenue-nya memang naik 30 % yoy jadi Rp95,17 M di Q1 2025, dan margin laba bruto juga naik jadi 12,4 % dari 11,3 % tahun lalu, artinya perusahaan ini makin efisien di biaya langsung operasional. Semua ini murni dari core business, tanpa tambahan gimmick jualan saus atau minuman sampingan alias non-core income nol besar. Bahkan kontribusi segmen operasi masih mayoritas dari pengangkutan logistik darat yang selama ini jadi tulang punggung PURA. Jadi, dari sisi P&L, ceritanya tampak manis. Tapi seperti bakso yang kelihatan kenyal dari luar, waktu digigit bisa saja isiannya angin semua dan itu yang terjadi saat kita buka lembar cashflow-nya.

Cashflow dari operasi (CFO) cuma Rp0,65 M. Bandingkan dengan laba bersih yang Rp2,79 M, dan ini langsung menimbulkan pertanyaan besar, ke mana duitnya? Jawabannya nyangkut di piutang yang naik gila-gilaan jadi Rp138,7 M. Bahkan ada peningkatan piutang pihak ketiga sampai Rp26,6 M dalam tiga bulan saja. Ini seperti pelanggan Pak Toto yang makan dulu, tapi bayar bulan depan lalu bulan depannya nambah bakso, tapi tetap aja belum bayar. Hobi banget ngemplang ini klien. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Hal yang bikin tambah gatal, piutang dari pihak berelasi (yang notabene saudara-saudara satu grup seperti Rajawali Trans dan Rajawali Dwiputra) juga masih eksis dengan total hampir Rp16,25 M. Kalau hubungan kekeluargaan ini seret bayar, maka yang kecekik bukan cuma kas, tapi operasional seluruh gerobak truk PURA.

Utang berbunga mereka sekitar Rp112 M. Secara total kelihatan masih sehat karena hanya 0,22× dari ekuitas. Tapi jangan salah, 95 % dari utang ini jatuh tempo dalam setahun alias napas pendek banget. Bahkan beberapa fasilitas utang mewajibkan jaminan berupa 25 BPKB truk, piutang Rp20 M, dan garansi pribadi direksi. Ada juga klausul yang melarang bagi dividen, merger, dan perubahan kepemilikan tanpa persetujuan bank. Kalau Pak Toto bilang sih ini mirip bisnis gerobak baksonya digadaikan sampai harus disumpah anak-anaknya biar tidak nyomot bakso tanpa izin. PURA ini kondisinya bisa dibilang setara dengan kondisi Pak Toto yang lagi gadai gerobak bakso tapi bedanya, pura gadai truk. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Model bisnis PURA adalah logistik angkutan darat B2B, dengan pelanggan dominan dari sektor FMCG dan material bangunan. Mereka menyewa atau mencicil kendaraan, punya gudang, dan punya jaringan relasi internal, bahkan ±13,6 % pendapatan berasal dari pihak yang masih satu dapur. Vendor kendaraan didominasi leasing atau bank, dan pelanggan mayoritas pakai sistem termin, yang menjelaskan kenapa piutang bisa nyangkut.

Mereka juga mengakui dua risiko utama yakni risiko likuiditas dan risiko kredit. Sementara risiko mata uang dan suku bunga tidak dianggap relevan karena pendapatan dan utang semua dalam rupiah. Tapi karena utangnya berbunga mengambang (floating), BI rate naik sedikit saja, bunga PURA langsung naik, seperti yang terjadi Q1 ini yaitu beban bunga naik dari Rp2,85 M ke Rp5,33 M.

Jadi, laporan keuangan PURA dari luar tampak manis, tapi ada banyak benang kusut. Kelebihannya adalah growth kencang, margin meningkat, operasional masih efisien, dan struktur ekuitas relatif sehat. Tapi kekurangannya antara lain cashflow lemah, piutang membengkak, utang jangka pendek besar, dan beban bunga melonjak.

Bisa saja kekurangannya tertutupi oleh kelebihannya kalau PURA berhasil tekan DSO dan renegosiasi tenor utang jadi lebih panjang. Tapi kalau gagal dan penagihan makin molor, PURA bisa terjebak spiral utang-cashflow, dan itu bakal bikin investor kayak Pak Toto yang buka warung tiap hari, tapi uangnya nggak pernah pegang cash karena pelanggaran nya bon utang melulu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Harapan investor pastinya sederhana yakni uang dari revenue benar-benar masuk ke kas, bukan cuma angka di laporan. Kalau ini terwujud, valuasi PURA bisa naik karena performa solid didukung arus kas. Tapi kalau tidak terwujud, maka kinerja perusahaan bisa terus tumbuh secara ilusi, sementara fundamental makin rapuh. Layaknya gerobak bakso Pak Toto yang makin ramai tapi utangnya ke pasar makin nambah, PURA perlu membuktikan bahwa mereka bukan cuma jago angkut barang, tapi juga jago tagih invoice.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$CLEO

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy