$LPPF - Buyback mahal, ekuitas menipis
Di balik kilau laba yg terus tumbuh, terselip catatan kecil yg mengusik: kenapa ekuitas LPPF begitu tipis? Jawabannya ada pd catatan kelam bernama tambahan modal disetor.
---
πͺ LPPF: Ritel Legendaris dg Laba Tajam
PT Matahari Department Store Tbk (kode: LPPF) adalah nama lama dlm dunia ritel Indonesia. Setelah sempat terseok di masa pandemi, LPPF bangkit dg performa yg kembali cemerlang. Di laporan keuangan terakhir, Saldo Laba mencapai Rp4,4 triliun β tanda bahwa LPPF telah mengumpulkan keuntungan besar selama bertahun-tahun.
Tapi ada satu angka yg mencolok: ekuitasnya hanya Rp1 triliun. Padahal dg laba ditahan sebesar itu, seharusnya ekuitas bersih perusahaan bisa jauh lebih besar.
---
π Tambahan Modal Disetor: Negatif Rp3,6 Triliun?
Apa yg membuat ekuitasnya begitu kecil?
Kita menengok satu baris mencurigakan di laporan:
β‘οΈ Tambahan Modal Disetor (APIC): -Rp3.630 miliar
Negatif. Dan bukan sembarang negatif. Nilai ini sangat besar β bahkan lebih besar dari modal sahamnya sendiri yg hanya Rp244 miliar.
Ini bukan salah ketik. Ini adalah jejak nyata dari sebuah keputusan besar: buyback saham dlm skala masif, dan di harga premium.
---
π Saat Buyback Jadi Bumerang
Dalam beberapa tahun terakhir, LPPF rajin melakukan pembelian kembali saham (buyback). Motivasinya bisa mulia β demi meningkatkan EPS, mengembalikan nilai ke pemegang saham, atau memanfaatkan kas yg menganggur.
Namun, LPPF melakukannya dg βall outβ:
π Buyback di harga pasar yg tinggi, jauh di atas nilai nominal saham.
Dan secara akuntansi, selisih harga beli dg nilai nominal harus diambil dari tambahan modal disetor.
Beli mahal, catat rugi di modal.
Tak terasa, pembelian kembali yg agresif ini mengikis APIC hingga menjadi negatif triliunan rupiah, menyedot bersih ekuitas yg seharusnya tebal karena saldo laba.
---
π‘ Jadi, Bahaya?
Secara kasat mata, ini bkn tanda bahaya langsung.
LPPF masih sehat dari sisi laba, punya arus kas, dan tdk sedang rugi. Tapi struktur modal seperti ini membuat:
1. Ekuitas sangat sensitif β sedikit kerugian bs langsung menghapusnya
2. Rasio utang terhadap ekuitas (DER) tampak tinggi, meskipun utang masih dlm kendali
3. Sulit ekspansi dg modal sendiri, krn buffer ekuitas tipis
---
π Penutup: Laba Besar, Tapi Modal Harus Dijaga
Buyback memang bisa mempercantik angka EPS jangka pendek. Tapi kalau tdk disertai penerbitan saham baru atau penambahan modal lain, efeknya akan membekas lama di struktur keuangan.
LPPF adalah contoh klasik: laba besar, tp jejak masa lalu membuat ekuitasnya tipis.
Sebagai investor sebaiknya memahami ini bukan sbg bencana, tp sbg sisi lain dari manajemen modal yg perlu dicermati ke depannya.
DYOR
$RALS $PWON