Beli Emas Pasti Untung?
Short Article aja ya kali ini di tengah libur panjang. Kali ini kita akan membahas terkait suatu komoditas yang sering kali dianggap orang sebagai safe haven yang sudah ada dari jaman purba sehingga harganya akan terus naik, yang berarti membeli komoditas ini bisa dibilang 'pasti untung', namun apakah benar seperti itu? Mari kita bahas.
Beberapa bulan ini tiba-tiba saja orang di sekeliling saya berbondong-bondong membeli emas, uniknya di saat harganya sudah naik banyak, bahkan sangat banyak. Kenaikan 42% dalam 1 tahun apalagi untuk emas itu jelas2 sangat tidak wajar. Namun begitulah uniknya manusia, di tengah fenomena kenaikan harga emas ini sampai ada teman saya yang selama ini tidak melek investasi ikut2an beli emas juga. Emas yang dulu dikenal sebagai pelindung nilai kini berubah menjadi tempat trading untuk cuan cepat, sebuah fenomena yang baru kali ini saya alami sejak fokus di dunia keuangan sejak 2016.
Jika kita tarik sejarah lebih panjang yang bisa dilihat sekilas di postingan Mentor Baik, bahwa hal ini ternyata pernah terjadi juga di 1980 dan 2011 lalu, dimana harga emas spike dalam periode yang cukup singkat, sampai pada akhirnya berbalik arah dan baru kembali ke titik ATHnya bertahun-tahun kemudian. Agar lebih jelas saya lampirkan grafik dari buku Hot Commodities Jim Rogers, bisa dilihat disitu dari 1980 titik tertinggi emas hampir menyentuh $600, barulah di 2005 titik itu terlewati, alias butuh 25 tahun! Bukan rentang waktu menunggu yang sebentar rasanya bagi mayoritas kita.
Lucunya jika kita compare dengan US market (DJIA) pada periode tersebut, bisa dilihat pada saat itu market lagi suram-suramnya, dikarenakan memang kondisi ekonomi US yang hancur lebur salah satunya karena oil yang melonjak tinggi di 1970an dan memang valuasi saham2 US di periode itu yang sudah terlalu tinggi, ditandai oleh WB yang sempat melikuidiasi dana2 kelolaannya karena tidak menemukan saham2 dengan kriteria value investing pada periode itu. Sehingga menjadi wajar jika uang-uang di market akan lari ke gold, namun karena semua berpikiran sama, jadilah fenomena pembeli emas pada akhirnya menjadi sangkuter selama 25 tahun, ya, bahkan di emas sekalipun bisa menjadi sangkuter kalau belinya di pucuk! Jadi apakah beli emas selalu untung? Jika kita tarik data 50 tahun bisa benar, namun apakah tidak sayang opportunity cost-nya kalau aset kita selama 25 tahun harganya stagnan? Kalau saya sih masih sayang ya ๐
Saya pribadi jujur sedikit banyak sempat memanfaatkan momen kenaikan emas kemarin yang diinisiasi dari sekitar Juli 2024 dengan mengambil cicilan emas di BSI dengan ukuran yang cukup besar, yang per hari ini sudah saya lunasi dan jual untuk dijadikan cash. Begitupun saya ikutan mencoba ETF emas dengan mencicil beli ETF IAU sejak awal 2025 kemarin. Beberapa orang lebih prefer GLD, namun saya pribadi ntah kenapa lebih nyamannya di IAU. Seharusnya tidak begitu signifikan perbedaannya. Namun IAU saya per hari inipun sudah saya bersihkan semua, ada 1 indikator lagi yang membuat saya sudah merasa tidak nyaman lagi memegang emas di range harga saat ini.
Jika kita lihat dalam sejarah, rasio gold dan silver berada di antara range 25x sampai 100x, yang jika sudah menyentuh 100x biasanya yang terjadi adalah rasio ini turun kembali. Bisa disebabkan oleh turunnya harga emas atau meningkatnya harga silver. Yang menjadi katalis bagi saya pribadi untuk mulai invest di silver. Mengenai invest di silver saya tidak akan bahas panjang lebar disini karena akan melebar nanti bahasannya. Namun sebagai clue Jim Roger dan Robert Kiyosaki sendiri sangat bullish terhadap komoditas ini, dan sudah menjadi kebiasaan sebagai value investor, beli sesuatu saat orang lain belum banyak membicarakannya dan jual saat semua orang berbondong-bondong membelinya ๐โโ๏ธ
Dah gitu aja artikel kali ini, semoga bermanfaat ya guys, stay calm, stay rational!
$ARCI $BRMS $HRTA
1/10