MEMAHAMI VALUE INVESTING DALAM SUDUT PANDANG TREND FOLLOWING

Alat ukur value investing adalah Analisis Fundamental. Sementara alat ukur Trend Following adalah Analisis Teknikal.
Terkadang value investing itu tidak make sense, tapi faktual.
Sebelum memahami Value Investing dalam sudut pandang Trend Following ada baiknya mengulik-ulik trading Trend Following. Ada beberapa poin tentang Trend Following:

1. Trend Following diawali dengan memahami pola trend pergerakan harga. Dari lingkup makro monthly chart, lingkup medium weekly chart, hingga trend minor daily chart.

2. Pergerakan harga relate dengan chart moving average MA200, MA100, MA50 hingga MA20 dsb. Dan chart MA itu sendiri bisa menjadi sinyal trendline: uptrend, downtrend maupun sideways. Chart MA itu sendiri bisa berfungsi sebagai level support maupun resisten.

3. Pergerakan harga yg fluktuatif, volatil dalam trendline: uptrend, downtrend, sideways membentuk swing low maupun swing high. Swing low trendline downtrend membentuk pola Lower Low dan Lower High. Sebaliknya Swing High trendline uptrend membentuk pola Higher High dan Higher Low. Begitu juga dengan trendline sideways.

Kembali pada Value Investing itu sendiri, Value Investing adalah strategi investasi dengan menggunakan alat ukur Analisis Fundamental yg goalsnya adalah mendapatkan emiten dengan valuasi murah namun berkinerja positif atau mempunyai prospek atau potensi kinerja positif. Value Investing tanpa memahami pola Trend Following akan sia-sia. Bagaimana itu bisa terjadi:

1. Saham-saham yg benar-benar undervalued dan berprospek/berpotensi kinerja positif akan menjadi "murahan" bila level entry masuk dalam trendline Downtrend. Cekakanya lebih-lebih bila level entry pd posisi Lower High.

2. Level entry undervalued stock akan menjadi powerfull manakala level entry tersebut dalam chart pattern reversal (misal: Double bottom) atau dalam swing pullback atau Higher Low. Walau mungkin valuasi murah menjadi kurang ideal karena posisi level entry tsb mungkin saja PBV tidak 0.3x melainkan 0.4x atau 0.5x (misalnya). Model Level entry demikian bisa dianggap sebagai metode Low Risk High Return.

3. Dalam chart PBV Standard Deviation Band pada Analisis Fundamental saham-saham dengan kualitas mumpuni, ROE diatas 10%....20% valuasi selalu dihargai diatas 1x, 2x bahkan 4x. Tentunya mendapatkan valuasi murah dibawah 1x akan menjadi 'false undervalued' atau utopis. Semisal....saham-saham growth stock yg mengalami decline sementara bisnisnya dalam beberapa kuartal mengharap akan mendapat valuasi kurang dari 1x akan menjadi sia-sia manakala trendline Downtrend berubah menjadi reversal. Analisis Teknikal terkadang bisa menjadi sinyal Leading terhadap Analisis Fundamental manakala Laporan Keuangan terbaru rilis 1, 2, atau 3 bulan ke depan.

Semoga tulisan ini dapat memberi manfaat atau new insight.

(menyadur buku Technical Analysis for Mega Profit - Edianto Ong).

Disclaimer On
Bukan ajakan buy/sell/hold

#self reminder atas dasar pengalaman, pengamatan dan "riset kecil".

salam cuan, salam silent investor

#random tag $IHSG $DOW30 $NASDAQ

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy