$TLKM Ganti Pemain
Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang TLKM di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Kalau ada kompetisi BUMN tersibuk tahun 2025, Telkom pantas menang kategori Drama Terbaik dengan Plot Berlapis. Mulai dari rugi investasi di saham $GOTO, proyek fiktif yang ngisep ratusan miliar, hingga komisaris yang terseret kasus Jiwasraya. Ditambah plot twist berupa pergantian pucuk pimpinan. Ceritanya komplit, kompleks, komprehensif, dan kadang bikin kita bertanya, ini perusahaan publik atau sinetron investigasi? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ririek Adriansyah, Direktur Utama Telkom yang menjabat sejak 2019, resmi angkat kaki. Posisinya digantikan oleh Dian Siswarini, mantan Dirut XL Axiata $EXCL yang kena depak karena merger EXCL dengan FREN. Kalau ini drama TV, judulnya cocok adalah Mantan Musuh, Kini Jadi Panglima. Karena jangan lupa, dulu Dian sibuk ambil marketshare TLKM waktu masih jadi direktur EXCL. Tapi sekarang dia yang duduk di kursi kendali Telkom. Ironis? Oh tentu. Tapi ini Indonesia. Semua bisa dinegosiasikan, asal kursinya empuk.
Belum sempat kopi di ruang rapat habis, ada berita meledak yang menyebutkan bahwa tiga pejabat Telkom dan anak usahanya resmi jadi tersangka kasus proyek fiktif Rp431 miliar. Yang bikin makin geli geli basah, kejadian ini berlangsung di masa lalu (2016–2018) tapi baru ketahuan sekarang. Kayak cicilan motor yang baru ditagih 7 tahun kemudian. Proyeknya nggak pernah ada, tapi duitnya cair ke sembilan perusahaan swasta lewat empat anak usaha Telkom yakni Infomedia, Telkominfra, Graha Sarana Duta, dan Pins. Nilai per proyek berkisar Rp64 miliar sampai Rp114 miliar. Satu proyek fiktif nilainya bisa untuk bangun dua puskesmas tipe A. Tapi ini malah penjabat TLKM buat pengadaan khayalan.
Tiga tersangka yang disebut masih aktif bekerja di Telkom adalah AHMP, HM, dan AH. Nggak tahu apakah HRD sempat melakukan evaluasi atau mereka cuma jago nyari vendor fiktif yang kerjanya rapi. Yang pasti, pengadaan itu fiktif tapi dokumennya nyata. Dan uangnya, tentu saja, ikut nyata-nyata raib. Upgrade skill maling https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sementara itu, suasana ruang dewan komisaris juga nggak adem. Salah satu komisaris Telkom, Isa Rachmatarwata, ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejagung dalam kasus Jiwasraya. Tapi manajemen buru-buru klarifikasi bahwa kasus itu nggak ada hubungannya dengan peran Isa di Telkom. Benar secara kronologis, karena Isa jadi komisaris sejak 2021, sedangkan kasusnya di Bapepam-LK tahun 2006–2012. Tapi secara citra? Sayangnya reputasi nggak ngerti tanggal.
Dan drama makin panas saat publik mulai mengulik investasi Telkomsel di GOTO. Telkomsel menyuntik dana Rp6,4 triliun untuk beli saham GOTO sebelum IPO (Pre-IPO Placement). Harganya waktu itu Rp270/saham. Sekarang? Rp64/saham. Atau kalau mau gampang, investasi yang dulu cukup buat bangun ribuan menara BTS, sekarang nilainya cukup buat beli akun YouTube premium keluarga. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Di laporan keuangan Q1 2025, Telkomsel mencatat mark-to-market gain Rp308 miliar dari revaluasi investasi di GOTO. Tapi sebelumnya, di 2024, mereka rugi mark-to-market Rp403 miliar. Jadi secara akuntansi, yang awalnya sobek sekarang cuma lecet. Tapi secara riil? Uangnya udah bablas. Saham GOTO yang dibeli Rp6,4 triliun sekarang tinggal Rp1,6 triliun di pasar. Kalau ini bukan amputasi, mungkin ini semacam dismemberment finansial.
Kritik datang dari berbagai penjuru. Ketua Serikat Pekerja BUMN Bersatu, Arief Poyuono, terang-terangan minta Kejagung usut. Ada dugaan bahwa pembelian saham GOTO pakai dana dari program kuota gratis era COVID, program Rp18,5 triliun yang dikelola Kemendikbud saat mantan bos Gojek menjabat sebagai menteri. Telkomsel adalah operator yang dapat alokasi besar dari program itu. Dan tak lama setelahnya, Telkomsel “kebetulan” beli saham GOTO, perusahaan yang waktu itu dimiliki mantan bos Gojek. Namanya juga kebetulan, ya kan?
Menurut dugaan Arief Poyuno, bukan kata saya ya, bisa jadi ada deal siluman antara Telkom-Singtel (pemilik Telkomsel) dengan GOTO, semacam barter tidak resmi, pemerintah kasih duit lewat program kuota, Telkomsel invest ke GOTO, GOTO happy, dan semua orang dapat bagiannya. Tapi tentu saja semua ini masih dugaan. Belum ada penyidikan resmi. Walau begitu, narasinya kok pas banget buat dijadikan film dokumenter. Ini belum ada buktinya ya. Baru dugaan si Arif. Saya pun ndak kenal siapa ini Arif. Search aja di internet.
Dan makin menarik, mantan bos gojek mundur dari Gojek untuk jadi menteri beberapa waktu sebelum merger GOTO dan sebelum IPO. Sahamnya 20,5% di awal pendirian Gojek, tapi namanya udah nggak nongol lagi pas IPO GOTO. Apakah dia sengaja keluar buat cuci tangan? Atau memang udah selesai misinya? Entahlah. Saya pun tak tau. Ndak ngerti gini - ginian saya.
Tapi di tengah semua ini, publik cuma bisa geleng-geleng kepala sambil berkata, kalau ini bukan rekayasa jenius, berarti ini adalah keajaiban kapitalisme. Yang lebih kebetulan adalah waktu BUMN Telkom suntik GOTO, itu saudaranya menteri BUMN jadi komisaris di GOTO. Bener-bener kebetulan yang sesuai kata - katanya Ray Dalio dalam prinsip meritokrasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Telkom sendiri bilang mereka mendukung penuh proses hukum dan komitmen pada tata kelola perusahaan yang baik. Tentu, kita semua juga berharap seperti itu. Tapi melihat pola berulang dari Jiwasraya, Asabri, ke proyek fiktif Telkom, ke Telkomsel-GOTO, kadang kita merasa bahwa good governance itu lebih sering jadi slogan di banner, bukan praktik di lapangan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kini semua mata tertuju pada Dian Siswarini. Dialah ujung tombak penebusan dosa korporat ini. Tapi tugasnya berat. Dia bukan hanya harus mempercepat transformasi digital, tapi juga transformasi moral dan integritas. Karena terlalu banyak skandal yang diwariskan ke kepemimpinannya. Dan terlalu banyak lubang di laporan keuangan yang harus dijelaskan tanpa berkata, itu cuma unrealized loss aja kok.
Maka, episode baru Telkom di bawah Dian akan menentukan, apakah ini awal era kebangkitan profesionalisme BUMN digital, atau sekadar ganti casing dengan motherboard yang sama busuknya. Sementara itu, kita nikmati popcorn, sambil menunggu, apakah babak selanjutnya akan berjudul Audit Menemukan Lubang Baru atau Dewan Komisaris Kembali Tersandung?
Pak Toto, juragan Bakso Nyangkut, yang biasa pakai aplikasi MyTelkomsel buat cek kuota gratisnya, cuma bisa geleng-geleng, Gue cuma mau internetan gratis, kok jadi ikut nyubsidi saham Nyangkut? Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10