Kapan Waktunya Averaging Down?
Banyak trader nyangkut karena averaging down tanpa rencana. Banyak juga yang takut ketinggalan dan averaging up tanpa disiplin. Padahal, averaging hanya efektif kalau dilakukan di kondisi yang terkonfirmasi secara teknikal maupun fundamental.
Kapan Waktu yang TEPAT untuk Averaging Down?
1. Saham Turun tapi Masih Sehat (Trend Menengah-Panjang Masih Uptrend)
Contoh: Saham turun 5–10% karena sentimen jangka pendek (profit taking, sentimen makro), tapi volume & support masih dijaga.
-Cek indikator: RSI tidak jebol 30, harga mantul di MA50/MA100.
2. Didukung Fundamental Kuat
Emiten dengan kinerja stabil (EPS, revenue naik, dividen konsisten)
-Harga turun bukan karena laporan keuangan buruk.
3. Ada Pola Reversal atau Support Kuat
Contoh: Hammer candle, double bottom, bullish divergence RSI.
- Contoh kasus: Misal $ADRO turun ke support kuat 2300, volume mulai masuk, RSI mantul, boleh nambah lot sebagai averaging down.
Hindari Averaging Down Jika:
-Saham terus turun TANPA volume, bisa jadi distribusi diam-diam.
-Break support besar (misal: jebol MA200), kemungkinan masuk downtrend baru.
-Saham gorengan/volatile, bisa nyangkut lama.
-Cuma pakai harapan, bukan data.
$RAJA $RATU
1/2