$JECC (Jembo Cable Company Tbk): Pemulihan Diam-Diam di Industri Kabel
Setelah mencatat kerugian besar sebesar Rp472 miliar di tahun 2021, kinerja keuangan Jembo Cable (JECC) mulai menunjukkan pemulihan signifikan. Dalam tiga tahun terakhir, JECC berhasil mencetak laba bersih berturut-turut: Rp57,6 miliar di 2022, Rp64,4 miliar di 2023, dan terbaru Rp76,6 miliar di 2024. Pendapatan juga meningkat dari Rp2,8 triliun ke Rp3,5 triliun, menandakan adanya pemulihan volume permintaan serta efisiensi operasional yang membaik. Meskipun margin bersih masih relatif tipis di kisaran 1–2%, tren pertumbuhan ini menandakan bahwa model bisnis JECC sudah kembali ke jalur profitabilitas.
Dari sisi makro, prospek industri kabel sebenarnya memiliki potensi jangka panjang. Peningkatan proyek infrastruktur kelistrikan, ekspansi jaringan PLN, pertumbuhan pusat data, dan penetrasi fiber optik menjadi motor pendorong permintaan kabel. Selain itu, transisi menuju energi terbarukan dan kendaraan listrik turut menciptakan kebutuhan baru terhadap kabel tegangan menengah hingga kabel spesifik bersertifikasi industri.
Namun, tantangan tetap ada terutama dari sisi bahan baku. Industri kabel sangat bergantung pada harga tembaga dan aluminium, yang keduanya dipengaruhi oleh dinamika global. Periode 2022–2023 sempat memberikan angin segar seiring turunnya harga tembaga di bawah USD 8.000/ton, namun harga kembali naik mendekati USD 9.500/ton per Mei 2025. Perusahaan seperti JECC harus menjaga efisiensi dan memiliki kemampuan pricing power agar margin tidak tergerus.
Secara keseluruhan, JECC adalah saham industri riil yang belum banyak dilirik investor ritel maupun institusi, meskipun fundamentalnya mulai membaik. Harga saham yang sempat menyentuh Rp298 kini telah rebound ke Rp915, namun masih jauh dari puncak historisnya di atas Rp1.900. Dengan valuasi yang belum sepenuhnya mencerminkan kinerja terbaru, serta eksposur ke sektor-sektor strategis, JECC berpotensi menjadi salah satu kandidat undervalued di sektor manufaktur.
Disclaimer: Laporan ini disusun untuk tujuan edukasi dan bukan merupakan rekomendasi beli/jual. Selalu lakukan riset mandiri dan sesuaikan keputusan investasi dengan profil risiko Anda.