imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$BJTM Laporan April 2025: Build Up CKPN

Diskusi hari ini tentang saham BJTM di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Pak Toto, juragan bakso veteran dari Waru yang sejak jualan dari gerobak sampai akhirnya punya 8 cabang dengan branding "Bakso Sakti Nyangkut Pak Toto". Di usianya yang makin matang, dia kepikiran buat Upgrade Skill. Dia lihat Bank Jatim (BJTM), bank kebanggaan daerahnya, dan mulai mikir, “Kalau aku titip duit di sini aman nggak ya? Kalau aku mau buka cabang ke-9 dan ke-10, bisa pinjam dari sini nggak? Atau malah beli sahamnya aja buat tabungan pensiun? Katanya dividend-nya gede, bener nggak sih?” Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Mari kita temani Pak Toto menyusuri laporan keuangan BJTM per April 2025, yang jadi semacam cermin buat lihat apakah bank ini layak jadi tempat dia titip uang, ngutang, atau nabung saham. Kalau Pak Toto mau jadi nasabah, dalam arti nitipin dana hasil jualan baksonya, kondisi BJTM sejauh ini masih cukup menjanjikan. Dana pihak ketiga (giro, tabungan, dan deposito) naik dari Rp58 triliun di April 2024 menjadi Rp61,3 triliun di April 2025, artinya masyarakat dan instansi pemda masih percaya naruh uang di sini, mirip BJBR. Total aset juga naik dari Rp100,2 triliun menjadi Rp103,17 triliun, atau naik +2,9%. Dana yang mereka tempatkan di Bank Indonesia juga cukup tinggi, Rp18,73 triliun, artinya mereka masih punya bantalan likuiditas yang kuat. Meskipun ada penurunan tajam penempatan di bank lain dari Rp7,53 triliun jadi Rp3,59 triliun (turun 52,3%), secara keseluruhan tidak ada sinyal krisis kas. Artinya kalau Pak Toto cuma mau simpan duit hasil bakso atau pakai rekening payroll buat karyawan, ya ini bank masih sangat layak. Duitnya nggak bakal lari ke mana-mana.

Tapi kalau Pak Toto mulai ambisius dan ingin jadi debitur, situasinya agak kompleks. Di satu sisi, BJTM lagi rajin menyalurkan kredit dengan total kredit yang diberikan naik dari Rp54,25 triliun menjadi Rp63,49 triliun (+17%), yang artinya bank sedang agresif ekspansi intermediasi. Ini sinyal bagus buat pengusaha kecil seperti Pak Toto yang mau ajukan pinjaman buat beli freezer bakso tambahan, motor logistik, atau bahkan buka cabang pakai container. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi, di sisi lain, ada bom waktu yang baru saja meledak di cabang Jakarta yaitu kasus dugaan kredit fiktif senilai Rp569,4 miliar. Kasus ini mulai disidik Kejati Jakarta sejak Februari 2025, dan meskipun belum disebut eksplisit, kerugiannya sangat mungkin sudah mulai ditutup lewat pencatatan kerugian penurunan nilai (impairment). Terbukti, angka impairment BJTM melonjak dari Rp278 miliar di April 2024 menjadi Rp527 miliar di April 2025, naik hampir 89%. Kenaikan sebesar ini bukan hal biasa, dan biasanya akan membuat bank jadi lebih ketat dan selektif dalam menyalurkan pinjaman baru.

Jadi kalau Pak Toto datang sebagai debitur baru tanpa agunan yang solid atau histori pinjaman yang meyakinkan, kemungkinan besar pengajuannya bakal digoreng dulu, dicek bolak-balik, bahkan bisa mental. Tapi kalau Pak Toto udah punya rekam jejak pinjaman sebelumnya yang lancar, masih ada harapan besar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sekarang, gimana kalau Pak Toto punya duit nganggur Rp100 juta dan kepikiran buat beli saham BJTM demi dapat dividen tiap tahun? Nah, ini yang menarik. Dari sisi performa, BJTM cetak laba bersih Rp404,5 miliar di April 2025, naik dari Rp334,9 miliar setahun sebelumnya (+20,8%). Pendapatan bunga naik jadi Rp2,68 triliun, beban bunga terkendali di Rp818 miliar, menghasilkan net interest income sebesar Rp1,87 triliun (+14,7%). Fee dan komisi naik, pendapatan lain juga ikut naik. Bahkan, ekuitas naik dari Rp11,53 triliun ke Rp13,01 triliun. Mereka juga nambah cadangan umum dari Rp538 miliar ke Rp1,68 triliun, ini seperti mereka bangun benteng buat jaga-jaga kalau badai datang. Dari angka-angka ini, BJTM kelihatan kuat dan stabil.

Tapi buat investor kayak Pak Toto, semua angka itu percuma kalau nggak ada dividen. Untungnya, kabar baik muncul di bulan Mei 2025, saat BJTM resmi umumkan dividen untuk tahun buku 2024. Jadi kalau Pak Toto tahan beli sampai pengumuman, dia masih bisa cicipin hasilnya. BJTM dikenal royal dalam bagi dividen, dividend yield-nya bahkan sering tembus 7–9% dalam kondisi normal. Jadi sebagai investor, Pak Toto masih bisa tenang. Tapi tetap ada catatan, kalau kasus kredit fiktif ini terus membengkak dan impairment makin naik, bisa aja dividen tahun depan dikurangi. Di sinilah pentingnya investor retail seperti Pak Toto membaca laporan dan tidak cuma ngandelin rekomendasi grup WA saham. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari seluruh data itu, bisa disimpulkan kalau laporan keuangan 2025 BJTM memang lebih baik dari 2024. Kredit naik, laba naik, modal makin tebal. Tapi ya itu tadi, perbaikan ini datang bareng luka yang baru mulai sembuh. Kasus hukum besar, risiko kredit bermasalah, ketergantungan pada dana eksternal, dan tekanan likuiditas tersembunyi harus terus diawasi. Kalau Pak Toto mau main aman, jadi nasabah BJTM itu pilihan solid. Kalau mau ekspansi, bisa tapi harus siap berkas dan agunan lengkap. Dan kalau mau jadi investor, BJTM masih menarik, asal sabar dan paham bahwa di balik angka-angka cantik, ada risiko yang harus diperhitungkan. Karena di dunia keuangan, bahkan semangkuk bakso pun bisa tenggelam kalau gak tahu kedalaman kuahnya.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$BJBR

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy