imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

PT Lotte Chemical Titan Tbk ($FPNI) selama ini beroperasi sebagai produsen polyethylene (HDPE dan LLDPE) dengan skema yang cukup ironis: pabriknya di Merak, bahan bakunya dari Malaysia. Feedstock utama, yaitu etilena, dikirim dari induk usaha Lotte Chemical di Malaysia. Model ini bikin bisnis jalan, tapi secara struktural bikin FPNI berada di posisi yang rawan.

Kenapa? Karena:
1. Harga etilena global naik → margin langsung tipis
2. Kurs USD naik → biaya bahan baku makin berat
3. Logistik dan waktu kirim → bikin supply chain gak lincah

Tapi sekarang, momentum berubah.

Di area yang sama, literally sebelah pabriknya sendiri, sedang dibangun proyek besar bernama Lotte Chemical Indonesia (LINE Project). Ini bukan proyek sembarangan; USD 3,9 miliar, kapasitas 1 juta ton etilena/tahun, ditambah propilena, benzena, dll. Target operasional di H2 2025.

Artinya:

FPNI akan shifting dari pabrik PE berbasis feedstock impor → jadi produsen PE dengan bahan baku lokal, bahkan dari grup sendiri.

Apa dampaknya secara fundamental?

1. Struktur biaya langsung berubah

Feedstock yang tadinya nyedot 50% dari total biaya, bisa turun ke 40–42%.
Logistik turun, kurs exposure berkurang, struktur biaya jadi lebih terkontrol. Margin otomatis lebih stabil.

2. Rantai pasok jadi terkunci (locked supply)

FPNI nggak perlu rebutan bahan baku kayak dulu. Supply ada di sebelah, satu grup pula. Ini ngasih visibilitas produksi dan bikin planning jangka panjang lebih agresif.

3. Valuasi belum ngikutin narasi

Pasar masih melihat FPNI sebagai “pabrik PE tanggung” yang hidup dari subsidi induk. Padahal pasca-integrasi nanti, market positioning-nya bakal sejajar dengan pemain integrated seperti SCG atau Chandra Asri.
EV/EBITDA peers bisa 7–8x. FPNI? Masih di bawah.

Artinya ada potensi rerating yang belum dihargai pasar.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy