sedikit catatan tentang perjalanan perusahaan $SMRA sejak 2021.
setelah mampir di summarecon mall bekasi plus melihat berita BI menurunku suku bunga acuannya, jadi terusik untuk kembali mempelajari tentang perusahaan ini.
sekilas model bisnis :
summarecon agung itu ada beberapa segment ya :
1. Pengembangan Properti sebagai pilar utama. Pendapatan dari segmen ini berasal dari penjualan Rumah tinggal (landed houses), Apartemen (apartments), dan Kavling tanah komersial dan residensial
2. Properti Investasi dan Pengelolaannya. Ini meliputi:
-- Pusat perbelanjaan (shopping malls): Seperti Summarecon Mall Kelapa Gading, Summarecon Mall Bekasi, dll. Pendapatan berasal dari sewa ruang ritel, service charge, dan parkir.
-- Perkantoran (office buildings): Disewakan kepada perusahaan.
-- Hotel: Menyediakan layanan akomodasi.
-- Fasilitas lainnya: Seperti klub olahraga, pasar modern, dan fasilitas pendukung di dalam kawasan pengembangan mereka.
3. Rekreasi dan Perhotelan. SMRA juga mengoperasikan fasilitas rekreasi dan perhotelan yang memberikan kontribusi pendapatan.
point 1, jelas ya, suku bunga akan sangat berpengaruh. mari kita kembali ke 2021, masa covid.
Tahun 2021:
Fokus Keuangan:
- Stabilitas operasional dan keuangan di tengah ketidakpastian pandemi.
Aksi Korporasi Signifikan:
- Tidak ada aksi korporasi besar yang menonjol. Fokus pada operasional dan pengelolaan dampak pandemi.
Catatan Manajemen:
- Manajemen berhasil menjaga stabilitas perusahaan.
Tahun 2022:
Fokus Keuangan:
- Peningkatan aktivitas pendanaan dan pengelolaan utang yang aktif.
Aksi Korporasi Signifikan:
- Perubahan dalam Struktur Pendanaan. Berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian 2022 (Catatan mengenai Rekonsiliasi Liabilitas dari Aktivitas Pendanaan), terlihat aktivitas pengelolaan utang yang dinamis.
Catatan Manajemen:
- Manajemen aktif mengelola portofolio utang, melakukan refinancing, pembayaran, dan penarikan utang baru. Terjadi peningkatan pada utang bank jangka pendek, namun penurunan pada utang jangka panjang dan sedikit penurunan pada utang obligasi secara neto selama tahun 2022. Ini menunjukkan upaya mencari struktur pendanaan yang optimal.
Tahun 2023:
Fokus Keuangan:
- Pendanaan melalui pasar modal dengan penerbitan obligasi baru.
Aksi Korporasi Signifikan:
- Penerbitan Obligasi Baru. (https://cutt.ly/MrvaCmdM) dan (https://cutt.ly/NrvaCmlM)
Catatan Manajemen:
- Langkah strategis untuk memperkuat struktur permodalan jangka panjang melalui penerbitan obligasi senilai Rp900 miliar. Ini menunjukkan kepercayaan investor dan kebutuhan dana untuk ekspansi atau refinancing.
Tahun 2024 dan Awal 2025 (hingga Q1 2025):
Fokus Keuangan:
- Restrukturisasi anak usaha dan optimalisasi portofolio aset.
Aksi Korporasi Signifikan :
- Perubahan Status Anak Usaha (PT Summarecon Investment Property - SMIP) Terdapat rencana pelaksanaan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO).
- Transaksi Jual Beli Saham PT Bali Kuta Pantai (BKPP) dengan Aset Tanah. Anak usaha SMRA (PT Summarecon Property Development/SMBI dan PT Bahagia Makmursejati/BLID) memiliki 487.811.000 saham di PT Bali Kuta Pantai (BKPP). SMBI dan BLID menjual seluruh 487.811.000 saham BKPP kepada PT Bukit Uluwatu Villa Tbk dan PT Griya Uluwatu Nawasena. Sebagai imbalan, Grup SMRA memperoleh aset tanah dengan luas total 194.801 m² senilai Rp545.442.800 (dalam ribuan)
- Kinerja Q1 2025: Laporan Keuangan Q1 2025 akan menunjukkan dampak awal dari aksi korporasi tersebut dan kinerja operasional kuartal pertama.
Catatan Manajemen:
- SMIP: Keputusan mengubah SMIP menjadi perusahaan tertutup dan tidak melanjutkan IPO adalah langkah strategis yang mungkin didasari oleh kondisi pasar atau evaluasi internal. Ini menunjukkan fleksibilitas manajemen.
- BKPP: Transaksi ini bentuk optimalisasi portofolio yang cerdas, menukar aset finansial (saham) dengan aset riil (tanah) yang mungkin memiliki potensi pengembangan lebih tinggi atau lebih sesuai dengan strategi inti SMRA di sektor properti. Ini menunjukkan fokus pada penguatan bank tanah (land bank) strategis.