Cukup puas dengan jawaban pak Vicky Taslim dirut $PBID
Beliau jelasin bahwa mereka lagi mau ekspansi beli lahan di boyolali. Production yg labour heavy my dipindah kesana krn UMR masih murah. Capex 40-60M tahun ini.
Dia bilang kenapa Q1 ini turun 25% dari 1Q24 karena seasonality lebaran. Mereka harus melakukan pembayaran beban lebih gede dan lebih awal full di Q1. Harusnya Q2 udah normalized.
Terus saat2 ini margin bijih plastik dan end-productnya lagi bagus2nya. Harga bijih lagi murah menurut mereka. Makanya mereka lagi gencar borong bijih plastik.
Lalu terkait margin segmen bijih plastik yg volatile, mereka bilang bahwa trading bijih plastik itu sekaligus untuk hedging inventory mereka. Jadi disaat harga beli mereka tinggi dan harga bijih turun, ya mereka mau g mau harus jual untung tipis, atau bahkan rugi. Margin ini juga dipengaruhi oleh timing dan kurs dollar. It’s basically commo trading.
Mereka menang di volume jg. Itu kenapa mereka beli bijih plastik very cheaply. Volume pembelian mereka bisa 17.000 ton, compared to 2nd closest competitor hanya bei 2000 ton. Jadi mereka beli dgn volume 8x lebih besar dari kompetitor terdekat.
Terkait tarif trump, PBID ga terpengaruh. Karena ekspor cuma 3-5% sales, dan ekspor ke US cuma 0.6% dari total sales.
Tag other high div stock:
$TOTL $IPCC