Kenapa investasi di holding company (seperti $ASII) harganya lebih stagnan dibandingkan anak usahanya, $UNTR, $ASGR dll
Harga saham holding company seperti Astra International (ASII) cenderung lebih stagnan dibandingkan anak-anak usahanya seperti UNTR (United Tractors) atau ASGR (Astra Graphia) karena beberapa alasan utama berikut:
1. Diskon Holding (Holding Discount)
Holding company biasanya diperdagangkan dengan diskon terhadap nilai aset bersih (NAV) anak-anak usahanya. Artinya, meskipun anak usaha bertumbuh dan valuasinya naik, saham holding belum tentu ikut naik secara proporsional. Ini disebabkan oleh:
Kompleksitas struktur kepemilikan
Kekhawatiran pasar soal efisiensi alokasi modal oleh holding
2. Diversifikasi Mengurangi Sensitivitas
ASII memiliki portofolio usaha yang sangat beragam: otomotif, alat berat, agribisnis, keuangan, properti, dll. Ketika satu sektor naik (misalnya UNTR dari sektor alat berat), sektor lain (misalnya otomotif atau agribisnis) mungkin stagnan atau turun, sehingga performa agregatnya cenderung moderat.
3. Kurangnya Katalis Spesifik
Saham anak usaha seperti UNTR seringkali memiliki katalis spesifik (misalnya harga batu bara, proyek infrastruktur, ekspansi bisnis) yang bisa langsung memicu kenaikan harga saham. Sebaliknya, ASII sebagai holding tidak memiliki katalis tunggal yang dominan, sehingga respons pasar bisa lebih lambat.
4. Investor Lebih Suka Eksposur Langsung
Banyak investor lebih memilih eksposur langsung ke anak usaha dengan potensi pertumbuhan dan dividen yang lebih tinggi (seperti UNTR) dibanding investasi melalui ASII yang “membungkus” banyak bisnis sekaligus.
5. Kurangnya Buyback atau Aksi Korporasi Signifikan
ASII cenderung tidak terlalu agresif dalam aksi korporasi seperti buyback saham atau spin-off, yang biasanya bisa membantu meningkatkan valuasi pasar holding.
*begitu kata chatgpt...