Pentingnya Prinsip Investasi agar tidak Tenggelam Dalam Informasi
Hari ini ada salah satu user Stockbit yang curhat tentang bingung mau beli saham apa di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Masuk di pasar saham di Stockbit itu memang mirip dengan masuk ke perpustakaan raksasa, tapi semua buku di sana ngomong bersamaan. Ada yang teriak, ada yang bisik-bisik, ada yang nyuruh beli saham ini, ada yang bilang jual semua, ada yang debat inflasi, suku bunga, crypto, batu bara, ESG, dividen, valuasi, semua bersuara. Itulah dunia investasi Stockbit hari ini, terlalu banyak informasi, terlalu banyak analisis, terlalu banyak katanya, katanya. Tapi ironisnya, kalau kamu cuma punya sedikit informasi? Sama saja. Buta arah. Gak tahu mau mulai dari mana, bingung milih saham, takut salah beli, akhirnya malah gak beli apa-apa atau asal ikut-ikutan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Masalah sebenarnya itu bukanlah jumlah informasi. Masalah utamanya adalah gak ada prinsip yang dipegang. Tanpa prinsip, semua info jadi noise. Tapi dengan prinsip, kamu bisa bikin saringan. Gak semua harus kamu dengar. Gak semua harus kamu tanggapi. Cukup cari yang sesuai tujuan.
Sekarang, mari kita jujur soal posisi. Kalau kamu lahir dari keluarga kaya, langsung punya Rp1–10 miliar, strategi investasimu simpel banget. Taruh di SBN kupon 6%, dapet passive income Rp60 juta – 600 juta per tahun. Ambil 4% (buat hidup), sisanya 2% reinvest ke saham dividend yield >6% kayak GEMS, TAPG, ITMG, LPPF. Modal aman, pokok gak terganggu, hidup enak, gak perlu ngotot cari cuan dari capital gain. Kamu tinggal cari saham yang rutin bagi dividen dan bisnisnya stabil. Selesai.
Tapi kalau kamu lahir dari belakang gerobak bakso Pak Toto, kerja dari pagi sampai sore, gaji UMR Rp5 juta, dan masih harus bayar kontrakan dan bensin, maka kamu gak bisa langsung hidup dari dividen. Harus nyicil selot-selot. Misalnya Rp500 ribu sebulan ditaruh ke saham yang kamu yakin sehat. Satu lot, dua lot, pelan-pelan. Ini bukan jalur cepat. Tapi ini jalur realistis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Biar gak nyasar, kamu butuh sistem. Dan sistem paling sederhana tapi powerful adalah screener dividen Stockbit. Bukan screener asal-asalan, tapi screener dengan logika. Misalnya:
Dividend yield ≥ 6%
PE ratio ≤ 15
Net income positif
Free cash flow positif
Net debt terkendali
Tujuannya? Supaya kamu gak terjebak beli saham yang cuma terlihat bagus di permukaan, tapi ternyata bolong dalamnya. Ini cara meredam noise. Kamu gak perlu tahu semua saham di market. Cukup tahu yang lolos dari saringanmu. Dengan Skrining sederhana seperti ini, tidak perlu menjadi ahli coding atau dewa trader, cukup disiplin saja.
Tapi ingat, screener kadang salah baca data. Ada saham yang kelihatan yield-nya 12%, tapi ternyata itu dibayar dari one-off gain atau bukan recurring profit. Makanya, setelah screener ngeluarin kandidat, kamu wajib konfirmasi dengan laporan keuangan asli. Buka LK tahunan atau Q4, cek apakah laba konsisten, dividen dibayar dari kas nyata, dan utang gak melonjak. Kalau gak ada FCF atau operasional jeblok tapi dividen tinggi, itu warning, dividend trap. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Sederhana aja, begitu kamu lihat laporan keuangan laba bersih > laba usaha, itu artinya ada lain-lain. Dalam kondisi normal, laba bersih < laba usaha karena ada pajak yang harus dibayar.
Nah, prinsip beli berdasarkan Skrining ini sebenarnya mirip banget sama gaya Joel Greenblatt (magic formula), Ben Graham (value investing murni), dan gaya mekanis investor institusi. Mereka gak pakai feeling. Mereka pakai angka. Dan mereka konsisten. Mereka gak panik waktu market panik. Karena mereka tahu bahwa selama saham yang dibeli punya return bagus, valuasi masuk akal, dan cashflow kuat, tinggal tunggu waktu buat hasil keluar. Selama bagi dividend yield >6% ya beli aja terus.
Sekarang, bayangin dua orang dengan latar belakang berbeda investasi saham:
1. Anak Orang Kaya – Modal Rp10 Miliar
Taruh Rp8 miliar ke SBN 6% → hasil Rp480 juta/tahun
Ambil Rp400 juta buat hidup, sisanya Rp80 juta beli saham dividen tinggi
Cek saham lewat screener → GEMS, TAPG, UNTR, AUTO
Reinvest tiap tahun. Total dividen dari saham bisa nambah jadi Rp100–200 juta per tahun.
Tanpa jual satu lembar pun, hidup dari hasil dan portofolio makin tebal
2. Anak Gerobak Bakso Pak Toto – Gaji Rp5 Juta/Bulan
Sisihkan Rp500 ribu/bulan → Rp6 juta setahun
Setiap bulan beli saham yang lolos screener dan udah dikonfirmasi LK-nya
Tahun pertama: dapat dividen kecil, cuma Rp200–400 ribu
Tahun kelima: portofolio bisa Rp35–40 juta, dividen tahunan Rp2–3 juta
Tahun ke-10: portofolio tembus Rp100 juta, dividen tahunan Rp8–10 juta
Gak instan, tapi tiap tahun nambah. Lambat, tapi konsisten.
Gak pernah jual, hanya beli dari yang lolos screener, dan terus reinvest
Keduanya bisa sukses. Bedanya cuma di kecepatan. Tapi fondasinya sama yakni sama-sama punya prinsip, pakai screener yang disiplin, dan selalu konfirmasi pakai data laporan keuangan. Kamu gak akan bisa kontrol market. Tapi kamu bisa kontrol prosesmu. Dan proses yang baik, kalau diulang terus, akan ngasih hasil. Dalam dunia investasi, disiplin dan logika jauh lebih penting dari intuisi dan keberuntungan.
Jadi kalau kamu merasa bingung, jangan cari lebih banyak info. Cukup cari filter yang bagus, dan prinsip yang kamu bisa pegang kuat. Biarkan orang lain ribut di luar, kamu tinggal beli saham yang sesuai rumusmu sendiri. Gak dramatis, tapi bertumbuh. Gak viral, tapi menenangkan. Gak cepat, tapi pasti. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$RALS $ITMG $TLKM
1/10