Di DM IG Fadhil Menulis, saya ditanya soal pola belajar yang membuat progress ilmu saham saya seolah-olah sudah lama di market, padahal saya sendiri baru mulai di 2020, itu pun karena terpaksa. Keterpaksaan yang, lucunya, justru mempertemukan saya dengan passion baru selain menulis lagu.
Kalau ditanya runutannya, saya juga gak tahu pasti. Tapi buat teman-teman yang kritis dan sering diganggu pertanyaan tiba-tiba dari kepala, jenis overthinking yang susah dijelaskan, mungkin bisa relate dengan apa yang saya alami.
Setiap hari, saya banyak mempertanyakan hal-hal. Bukan cuma saham. Dari musik, esensi hidup, manajemen keuangan keluarga, sampai urusan ketuhanan yang levelnya udah sangat spiritual.
Tapi saya gak pernah berusaha menyembuhkan overthinking itu. cuma belajar ngerem: “Tema overthinking hari ini apa?” Dari situ, pelan-pelan muncul ilmu. Misalnya, suatu sore di kosan Onadio Residence, saat belajar scalping ke Mas Bekti, tiba-tiba kepikiran:
“Apa faktor yang menaikkan harga saham dalam jangka panjang dengan korelasi yang kuat?”
Pertanyaan sederhana yang saya pilih untuk jadi bahan overthinking sore itu, tapi ternyata sangat menentukan. Karena dari situ menemukan jalur saya hari ini...jadi investor saham yang berbasis fundamental. Kenapa? Karena korelasinya sangat kuat. Saat itu saya berhasil menjawab pertanyaan tadi pakai data yang jelas. Dan kesimpulannya waktu itu:
Kalau saya mau tumbuhkan NAV (aset bersih), maka saya harus tahu perusahaan mana yang akan tumbuh labanya.
Dari situ lahir pertanyaan baru setiap hari:
Apa yang bikin bisnis bisa tumbuh?
Kalau tumbuh, dia makin besar, siapa yang beli produknya?
Kalau berhasil, dia ngambil market share atau tumbuh bareng pesaing?
Apa yang bikin bangkrut? Dikerjain kompetitor atau bisnisnya udah gak relevan?
Sampai akhirnya, misalnya, kemarin bahas GOTO. Nonton videonya Om Bennix, muncul pertanyaan:
“Demo ini karena GOTO gak fair, atau cuma miskomunikasi antara mitra dan perusahaan?”
Kalau belum terjawab, biasanya gak bisa tidur. Untungnya, kadang cuma butuh 1 jam ngulik untuk nemu jawabannya. ini juga alasan saya jarang sekali nonton podcast ilmu dan baca buku malam malam untuk menghindari hal itu.. meski beberapa kali keluar sendiri pertanyaannya.
Begitu terus tiap hari. Pelan-pelan, tapi ada progress nyata.
Saya gak berusaha jawab semua pertanyaan overthinking itu. cuma pilih tema yang bisa dijawab dengan data.
Akumulasi dari pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya terjawab itu biasanya di tumpahkan dalam tulisan. Supaya bisa mengingat dan membantah diri saya sendiri di masa depan, ketika ilmu bertambah. Dan saya gak pernah ragu menjilat ludah sendiri. Karena itu wajar dalam belajar.
Contohnya: dulu percaya fundamental is dead, bandar mah bebas. Sekarang saya percaya fundamental is key, dan bandar gak sebebas itu. Data adalah teman.
Tapi fundamental yang di maksud bukan rumus baku “PBV < 1 murah, PE < 10 murah.” Yang saya maksud: fundamental adalah bisnis perusahaan dan kepentingan ownernya.
Jadi ya… menulis untuk mengingat, sesimpel itu.
Saya sadar teman-teman semua sudah punya masalah masing-masing di hidupnya. Maka saya gak ingin muntahan overthinking ini jadi keluhan di sosmed. Karena saya rasa, kita semua sudah cukup lelah.
Justru karena itu, saya tuangkan dalam bentuk tulisan. Untuk berbagi ilmu. Syukur-syukur bisa bermanfaat buat orang lain.
Saya tidak ingin merepotkan teman-teman dengan masalah hidup saya. Itu cukup jadi keluh kesah yang saya bagi ke istri dan keluarga saja. atau mungkin di lagu lagu yang akan di rilis nanti.
$CUAN $ANTM $ADRO