imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

*$INET - $DATA - $WIFI*

*"Prospek Sinergi Inti (INET), The Next Remala (DATA) dan Surge (WIFI)?"*

Selasa, 20 Mei 2025 | 20.08 WIB
Reporter: Thomas Mola | Editor: Thomas Mola

https://cutt.ly/VrckUYRb, JAKARTA - Saham emiten infrastruktur telekomunikasi mencuri perhatian pasar pada awal 2025. Setelah Remala Abadi (DATA) pada awal 2025, lalu Surge (WIFI) yang terafiliasi Hashim S. Djojohadikusumo, kini ada Sinergi Inti (INET) yang sahamnya mulai bergerak naik.

_*Bursa Efek Indonesia bahkan sempat membekukan saham PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) pada 29 April 2025 lalu lantaran harganya yang melonjak 16,63%. Gembok suspensi kemudian dibuka pada 15 Mei 2025 lalu.*_

_*Pada perdagangan Selasa (20/5), saham INET dihargai Rp160 per lembar, turun 1,24%. Namun, dengan harga itu, saham INET telah naik 119,18% sejak awal tahun 2025 (year to date/YtD).*_

_*Adapun, saham PT Remala Abadi Tbk. (DATA) yang berada pada Rp1.405 telah naik 84,87% YtD. Harga saham emiten yang telah diakuisisi TOWR ini bahkan sempat menyentuh Rp2.000 sebelum mulai landai. *_

_*Di sisi lain, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) berada pada Rp2.050 atau naik 400% sejak awal tahun 2025.
Rp2.050 (400%). Pertanyaannya, apakah INET bakal menjadi seperti WIFI atau DATA?*_

Pada perkembangan terbaru, INET pada paparan publiknya menyebutkan sedikitnya tiga rencana strategis perseroan ke depan. Pertama, proyek kabel bawah laut atau submarine cable. INET mengaku sedang dalam proses tahap penyusunan kontrak untuk sewa kabel bawah laut.

Perseroan menyebut bisnis kabel bawah laut telah memiliki pasar sehingga INET akan masuk ke bisnis ini. INET mengklaim telah memiliki anchor tenant strategis.

"Nilai investasi Rp200-Rp300 miliar yang dapat diutilisasi selama 15 tahun," tulis INET.

Pada proyeksi revenue stream-nya, INET menyebut kapasitas kabel bawah laut ialah 20.000 Gbps. Revenue per tahun diproyeksikan sekitar Rp474 miliar per tahun dengan target gross profit pada level 50%-65%.

"Perseroan yakin akan dapat memberikan kontribusi besar bagi perseroan dari pertumbuhan pendapatan maupun pertumbuhan laba bersih," ujar manajemen INET menjawab pertanyaan investor pada public expose.

Kedua, proyek kontraktor fiber to the home (FTTH). INET telah mendirikan anak usaha yakni PT Internet Anak Bangsa (IAB) yang akan fokus pada kegiatan kontraktor pembangunan FTTH bagi perusahaan ISP.

INET menargetkan dapat membangun 1 juta homepass. Untuk proyek kontraktor FTTH, INET berpeluang meraih pendapatan dari pembangunan FTTH dan maintenance sebesar Rp432 miliar per tahun.

Ketiga, proyek node internet (IIX). INET telah mengantongi kerja sama dengan APJII pada Maret 2025 untuk membangun 58 Node Indonesia Interconnection Exchange (IIX) di Jawa.

Adapun, fungsi IIX ialah mendekatkan interkoneksi antara pelanggan di Pulau Jawa. INET menyebut 859 dari 1.300 ISP di ada di Pulau Jawa sehingga merupakan segmen bisnis yang besar.

"Saat ini sudah progress 3 titik pertama dengan target penyelesaian pada akhir 2025."

Persaingan Internet Rumah 2025 Kian Memanas dari WIFI, DATA, IndiHome (TLKM), MyRepublic (DSSA) hingga Link Net (LINK)

Sebelumnya, INET juga dicecar otoritas Bursa terkait rencana pembangunan data center fase kedua. Perseroan menjelaskan, lokasi data center fase kedua akan dibuat di Gedung Cyber I lantai 3.

Proyek ini bakal dimulai pada Juni dan direncanakan rampung dalam waktu 4-6 bulan. INET memperkirakan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunan data center ini senilai Rp12,5 miliar.

Untuk menyokong ekspansi itu, INET menyebutkan sumber dana yang akan digunakan berasal dari kas internal, pendanaan dari lembaga keuangan, opsi menerbitkan surat utang dan opsi untuk melakukan aksi korporasi penambahan modal lewat right issue atau private placement.

•••••••••••••
https://cutt.ly/7rckUYQX

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy