Apakah Sell on May Bisa Terjadi di 2025?
Lanjutan dari postingan sebelumnya di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Sell on May and go away itu mantra yang tiap tahun diulang-ulang kaya rekaman lagu Stecu Stecu di Tiktok. Dan biasanya memang ada benarnya. Tapi di tahun 2025 ini, kenyataan di lapangan justru menunjukkan anomali Balerina Cappuccino ke mitos itu. Karena sampai 19 Mei 2025, IHSG malah naik +5,53%, bukan turun. Dari akhir April di level 6.765, indeks terus merangkak naik ke 7.141, nyaris tanpa drama. Bahkan kalau ditarik dari titik terendahnya tanggal 8 April di 5.996, rebound-nya udah nyampe +19%. Ini bukan kenaikan ecek-ecek, tapi rally yang solid. Lucunya, semua panik dan horor yang baru sebulan lalu bikin market kayak zombie, sekarang udah gak disebut lagi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kita rewind sedikit. Di Februari sampai awal April 2025, market benar-benar kayak neraka bocor. Rupiah tembus Rp17.010 di kurs jual bank, IHSG dihajar habis-habisan sampai dua kali kena trading halt (18 Maret & 8 April), asing kabur, SBN dijual, dan semua orang teriak, “pemerintah gak becus!”. Defisit APBN, trade war, tingkat bunga global, semua jadi bahan nyinyiran nasional. Tapi begitu market hijau, mendadak semua nada berubah. “Terima kasih Presiden”, “ekonomi solid”, “buy on dip itu benar” mulai muncul di linimasa. Karena ya begitulah: begitu porto ijo, psikologi manusia ikutan membaik. Candle hijau bisa bikin lupa sejarah. Mood swing investor itu kadang lebih labil dari krisis hormon remaja. Jadi kalau pemerintah mau dapat approval rating tinggi sebenernya solusinya gampang, langsung goreng saham.
Kalau mau dapat approval rating tinggi dari golongan menengah ke bawah, kasi mereka bansos. Meskipun endingnya dipake buat beli rokok dan judol, mereka tetap senang. Sedangkan buat golongan menengah ke atas, untuk dapat approval rating mereka maka cukup goreng saham. Tidak perlu pakai tindakan represif dan opresif. Cukup tegakkan hukum dan goreng saham. Bisa lihat polisi mulai aktif beresin ormas preman. Itu simbol penegakan hukum. Win win solution.
Tapi bukan tanpa alasan IHSG bisa melesat kayak sekarang. Pertama, musim RUPS dan dividen jadi penyelamat. Emiten-emiten jumbo seperti $BBRI, $BBCA, BMRI, TLKM, ASII, UNVR, CBDK, BREN, $ADRO dll mau rencana dan sudah bagi dividen dengan yield yang enggak main-main, bisa 5–6%. Banyak investor memilih stay untuk dapat dividen dulu, baru mikir jual. Kedua, buyback mulai aktif di mana-mana. Gak perlu lewat RUPS karena OJK sudah longgarkan aturan pasca gejolak pasar. Perusahaan cukup umumkan niat di keterbukaan informasi, langsung bisa eksekusi buyback. Hasilnya? Supply makin sempit, harga terdorong naik. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ketiga, yang paling asyik, mantan terindah pahlawan bursa, Si Aseng asing masuk lagi. Dalam seminggu terakhir aja, net buy asing tembus +5,42 triliun, mayoritas di pasar reguler (+5,65 T) meskipun masih jualan tipis di nego (-232 M). Ini sinyal kuat bahwa mereka sudah mulai kembali percaya. Padahal baru bulan lalu mereka yang paling depan keluar pas market panik. Tapi sekarang, begitu sentimen stabil, mereka balik duluan, bahkan sebelum retail lokal sadar market udah sehat.
Yang menarik, efek psikologinya luar biasa. Semua berita buruk yang dulu dibesar-besarkan mendadak hilang dari headline. Korupsi BUMN, ketegangan perdagangan, pungli ormas di pelabuhan, utang negara, semua tiba-tiba gak relevan lagi. Timeline medsos yang awalnya isinya maki-maki Sri Mulyani dan Perry BI, sekarang isinya pujian dan doa. Pasar modal kadang lebih mirip sinetron ketimbang arena investasi, penuh drama, dan sangat tergantung warna candle.
Jadi kalau trend ini berlanjut maka bisa jadi tidak ada Sell on May di 2025 ini. Bahkan bisa saja kebalikannya, yang ada justru “Buy on May, Collect Dividen, Enjoy Candle Hijau”. Tapi ya jangan terlalu senang juga. Karena euforia ini dibangun di atas sentimen, bukan fundamental yang semuanya sudah pulih total. Kalau nanti inflasi global naik lagi, atau rupiah kepleset lagi ke Rp17.000, ya mood bisa langsung balik ke mode ngamuk. Karena satu hal yang nggak pernah berubah dari pasar modal yakni manusia selalu gampang lupa, gampang panik, dan gampang bahagia lagi. Dan semua itu seringkali cuma ditentukan satu hal, warna di layar. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10