[%gvaT%] perasaan senin depan sih investor [%blqI%] nggak ada yg panik tuh... lah asing nya net buying cukup besar minggu lalu. foreign inflow deras

hampir semua influencer saham yg sy dengar mengatakan : setiap ada koreksi = kesempatan beli (saham2 incaran yg bagus sesuai selera masing2... tentunya).

Hidup MAKAN BERGIZI GRATIS  😄  ✌️

tag yg rame [%ceKY%] [%hTQh%]

@IPOhunter2 perasaan senin depan sih investor $IHSG nggak ada yg panik tuh... lah asing nya net buying cukup besar minggu lalu. foreign inflow deras

hampir semua influencer saham yg sy dengar mengatakan : setiap ada koreksi = kesempatan beli (saham2 incaran yg bagus sesuai selera masing2... tentunya).

Hidup MAKAN BERGIZI GRATIS  😄  ✌️

tag yg rame $ADRO $DKHH

IHSG – Peluang di Tengah Gejolak: Ketika Peringkat AS Turun

“Semakin tepat kita mengetahui posisi suatu partikel, maka semakin tidak pasti kita mengetahui kecepatannya — dan sebaliknya.”  — Heisenberg, Teori Ketidakpastian (Fisika Kuantum)

“Market fluctuations are not only normal; they are the investor’s friend — not his enemy.” — Benjamin Graham

Pada 16 Mei 2025, Moody’s menurunkan peringkat utang Amerika Serikat. Langkah ini menyiratkan kekhawatiran serius: ketegangan fiskal AS, potensi gagal bayar, dan memudarnya kepercayaan terhadap obligasi negara yang selama ini dianggap paling aman di dunia.

Tapi mari kita tenang sejenak. Apakah ini berarti semua harga saham harus anjlok? Apakah emiten-emiten Indonesia mendadak kehilangan fundamentalnya? Tentu tidak.

Hari ini kita tahu posisinya: ekonomi AS sedang goyah, dan peringkat kreditnya diturunkan. Tapi kita tidak bisa memastikan kecepatannya: bagaimana pasar akan bereaksi pada Senin pagi. Pasar itu seperti partikel subatomik — kompleks, dinamis, dan tak menentu.

Maka mengejar kepastian justru membuat kita terjebak dalam ilusi kontrol — keyakinan palsu bahwa kita bisa memprediksi sesuatu yang sejatinya berada di luar kendali.

Lagi pula, yang terguncang adalah fundamental ekonomi makro AS — struktur fiskal dan kepercayaan terhadap obligasi pemerintahnya. Bukan fundamental perusahaan-perusahaan Indonesia.

Sementara itu:
•	Emiten tambang (komiditas) Indonesia tetap mampu menjual komoditas ke pasar global.
•	Emiten barang konsumsi masih memiliki pasar domestik yang besar dan stabil.
•	Emiten energi, telekomunikasi, dan infrastruktur tetap berjalan — selama fondasi bisnisnya sehat.

Pasar bisa panik.  Tetapi bisnis yang kokoh tetap berdiri.
Daripada larut dalam kekhawatiran tentang Senin besok, lebih baik mulai menyaring perusahaan-perusahaan bagus yang mungkin jadi korban panic selling.  Peluang seperti ini jarang muncul saat kabar baik — justru sering tersembunyi di balik kepanikan.

“The intelligent investor is a realist who sells to optimists and buys from pessimists.”
— Benjamin Graham

Ingat: dalam dunia investasi, ketidakpastian adalah konstan.  Yang bisa kita kendalikan adalah kerangka pikir, bukan arah IHSG besok pagi.  Justru dalam kekacauan global, pasar domestik yang kuat bisa bersinar.

Teori Ketidakpastian Heisenberg mengajarkan bahwa mengejar kepastian sering kali justru mengaburkan akal sehat.

“In the short run, the market is a voting machine but in the long run, it is a weighing machine.” — Warren Buffett

Investor yang bijak bukanlah yang paling pintar menebak arah pasar — tetapi yang tetap tenang saat semua orang panik mencari pintu keluar.  Karena dalam setiap badai, selalu ada yang lebih dulu melihat langit cerah. Dan merekalah investor sejati.

$BJBR $MDLA $TSPC