$INCO LK Q1 2025: Laba Gede Karena Laba Lain-lain
Request salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Vale Indonesia Tbk (INCO) saat ini lagi ada di persimpangan penting antara masa lalu yang konservatif dan masa depan yang ambisius. Di atas kertas, perusahaan ini seperti anak kuliahan tajir yang hidupnya sangat disiplin: enggak punya utang berbunga, ekuitas mendominasi 86,6% dari neraca, dan seluruh ekspansi dibiayai dari kantong sendiri. Tapi kalau kita bedah lebih dalam, mulai kelihatan bahwa struktur yang sehat itu sekarang lagi dibebani proyek-proyek raksasa yang bikin dompet makin tipis dari waktu ke waktu. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Per 31 Maret 2025, INCO punya total aset sebesar USD 3.182 juta, dengan komposisi sebagai berikut:
Aset tetap: USD 1.978 juta
Construction in Progress (CIP): USD 878 juta
Kas dan setara kas: USD 601 juta
Persediaan: USD 171 juta
Aset derivatif dan investasi asosiasi: USD 79 juta
Aset pajak dibayar di muka: USD 147 juta
Yang paling mencolok adalah angka CIP yang besar banget—nyaris 28% dari total aset. Ini semua nyangkut di proyek-proyek seperti smelter Bahodopi, Pomalaa, Furnace 3 di Sorowako, dan berbagai fasilitas pendukung. Artinya, banyak uang yang belum bisa menghasilkan cash inflow dalam waktu dekat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Dari sisi pendapatan, INCO mencatat USD 206,5 juta di Q1 2025, turun 10,2% dibanding Q1 tahun lalu. Untungnya beban pokok juga turun lebih dalam ke USD 187 juta, sehingga laba bruto mereka masih bisa dijaga di USD 19,51 juta. Tapi setelah dikurangi beban operasional, laba usaha merosot ke USD 8,78 juta atau turun -40% YoY. Nah, yang bikin laba bersih tetap naik tajam ke USD 21,80 juta justru berasal dari:
Gain nilai wajar derivatif: USD 16,57 juta
Gain revaluasi investasi BNSI: USD 0,45 juta
Pendapatan bunga dari kas: USD 7,55 juta
Kalau semua item non-operasional ini dihapus, ya jelas laba bersihnya jauh lebih kecil. Jadi, secara sederhana: laba usaha lagi loyo, tapi laba bersih terselamatkan oleh angka-angka kertas. Laba non kas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
INCO masih menghasilkan Cash Flow from Operations (CFO) sebesar USD 55,68 juta, turun dari USD 92,7 juta tahun lalu. Namun di saat yang sama, mereka menghabiskan USD 128,1 juta untuk capex. Ini bikin free cash flow (FCF) minus USD 72,4 juta, dan kas turun sekitar USD 74,8 juta hanya dalam 3 bulan. Dengan kondisi ini, perusahaan memang kelihatan “tajir,” tapi gaya hidupnya juga mahal karena semua proyek besar masih self-funded.
Struktur liabilitasnya? Sederhana tapi padat manfaat:
Utang usaha: USD 153,9 juta
Liabilitas ARO (reklamasi tambang): USD 120,7 juta
Akrual operasional & proyek: USD 67,6 juta
Liabilitas sewa dan pajak: sisanya sekitar USD 80 juta
Total liabilitasnya cuma USD 426 juta, setara 13,4% dari total aset. Tidak ada pinjaman bank, tidak ada obligasi. Artinya, risiko gagal bayar hampir nol, tapi di sisi lain semua tekanan pendanaan ada di kas sendiri. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Lalu bagaimana dengan ekuitas? Jumlahnya USD 2.757 juta, mayoritas (USD 2.204 juta) adalah laba ditahan. Dan untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun terakhir, INCO akhirnya membagikan dividen! RUPST menyetujui distribusi 60% dari laba bersih FY2024, atau USD 34,65 juta kepada pemegang saham. Nilainya setara dengan USD 0,00329 per saham, dibayarkan 16 Juni 2025. Dengan harga saham Rp2.950, yield-nya sekitar 1,8%—lumayan buat yang nunggu return sambil nyangkut.
Soal tata kelola, INCO juga baru ganti pemain. Ibu Febriany Eddy resmi mengakhiri masa jabatannya sebagai Presiden Direktur per April 2025, dan beberapa nama baru masuk ke jajaran direksi seperti Abu Ashar (Wakil Presiden Direktur), Rizky Andhika Putra (CFO), dan Luke Mahony (Strategy & Technical Officer). Semua ini dilakukan di tengah proses ekspansi yang sangat padat dan penuh tekanan kas. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Bagaimana dengan valuasi sahamnya? Dengan asumsi kurs Rp16.000/USD dan EPS Q1 sebesar USD 0,0021, maka:
EPS annualized: Rp134,4 → PER = 2.950 / 134,4 ≈ 21,95x
Book Value per Share (BVPS): USD 0,2615 → Rp4.184 → PBV = 2.950 / 4.184 ≈ 0,70x
Jadi, secara valuasi:
PBV 0,70x = murah, harga saham masih di bawah nilai buku
PER 21,95x = mahal kalau kita anggap laba bersihnya tidak berulang
ROE rendah, karena laba operasional sedang loyo
Sudah ada dividen, artinya mulai ada sharing ke pemegang saham
Yang tak kalah penting, INCO juga sedang memoles citra sebagai perusahaan tambang yang paling “hijau” di negeri ini. Mereka satu-satunya produsen nikel di Indonesia yang berhasil meraih PROPER Emas dari KLHK, serta memperoleh skor ESG Sustainalytics 29,4 (risiko sedang), setara dengan perusahaan tambang global seperti Rio Tinto dan Anglo American. Mereka juga sedang menuju sertifikasi IRMA50, standar internasional untuk tambang yang adil dan bertanggung jawab. $ANTM dan $NCKL belum dapat proper emas.
Jadi neraca INCO super kuat, kas besar, tidak punya utang berbunga. Proyek smelter sedang dikebut, tapi menyedot kas sangat besar. Operasional sedang melambat, tapi laba bersih terlihat tinggi karena gain derivatif. Dividen dibagikan untuk pertama kalinya dalam dua tahun—positif buat investor Valuasi ambigu karena murah dari sisi PBV, tapi mahal dari sisi PER. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Reputasi ESG sangat baik, cocok buat investor yang peduli lingkungan.
INCO adalah emiten tambang nikel yang kalau dianalogikan, lagi bangun pabrik dengan arsitek internasional, desain masa depan, dan modal pribadi—tanpa utang bank. Tapi karena belum selesai, semua beban operasional dan belanja modal masih harus ditanggung sendiri. Untuk investor jangka panjang yang sabar dan percaya pada cerita nikel, INCO bisa jadi pilihan strategis. Tapi buat yang cari growth instan dan EPS murni, ini saham yang mungkin bikin jantung deg-degan kalau baca laporan tiap kuartal.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10