imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

TENTANG PSAK 117

Mari kita bahas perubahan standar akuntansi perusahaan Asuransi macam $TUGU $PNLF $AMAG dkk yang banyak buat bingung dan bahkan dinilai ngaco dan salah oleh Netizen kita yang si paling akuntansi meskipun mencatat 0 SKS di perkuliahan akuntansi Tapi dianggap 100% benar karena prinsip "Vox Populi, Vox Dei" negara Demokrasi. Hidup RAKJAT !!

Tulisan saya ini berdasarkan tulisan Dr. Dwi Martani, silakan cek ke sumber beliau https://cutt.ly/urxlcq0h

📘 Apa Itu PSAK 117 dan Mengapa Digunakan?
PSAK 117 adalah aturan akuntansi di Indonesia yang mulai berlaku tahun 2025 untuk mengatur bagaimana perusahaan asuransi mencatat kontrak asuransi dalam laporan keuangan.

Perusahaan asuransi menjual "proteksi" jika terjadi musibah (misalnya kecelakaan, meninggal dunia, rumah kebakaran), mereka akan membayar uang klaim kepada pelanggan. Tapi proteksi ini berlaku selama beberapa tahun dan uang dari pelanggan biasanya dibayar di awal.

PSAK 117 diterapkan agar laporan keuangan perusahaan mencerminkan kenyataan: berapa banyak janji proteksi yang belum ditepati, berapa banyak jasa asuransi yang sudah diberikan, dan berapa keuntungan yang sebenarnya boleh diakui.

PSAK ini menggantikan aturan sebelumnya, yaitu PSAK 62, karena aturan lama terlalu sederhana dan bisa membuat laporan keuangan terlihat lebih “untung” dari kenyataannya.

🧠 Apa Bedanya PSAK 117 dan PSAK 62?
1. 📆 Keuntungan Tidak Boleh Diakui Langsung di Awal Kontrak
Dulu (PSAK 62):
Kalau pelanggan beli polis asuransi 5 tahun dan bayar langsung Rp 1 miliar di awal, maka perusahaan bisa langsung mencatat sebagian besar dari itu sebagai untung. Ini seperti kamu terima bayaran untuk kerja 5 tahun, tapi kamu anggap semua itu untung sekarang.

Sekarang (PSAK 117):
- Perusahaan harus membagi keuntungan itu merata selama 5 tahun, sesuai dengan waktu perusahaan memberikan jasa perlindungan.
- Keuntungan yang belum boleh diakui langsung itu disimpan dalam akun bernama Contractual Service Margin atau bisa disebut juga sebagai cadangan laba yang belum boleh diakui, karena jasa asuransinya belum sepenuhnya diberikan.

2. 💸 Memperhitungkan Waktu dan Ketidakpastian
PSAK 62 dulu sering mengabaikan faktor nilai waktu uang. Misalnya, Rp 1 miliar hari ini lebih berharga daripada Rp 1 miliar yang baru diterima 5 tahun lagi — tapi aturan lama sering tidak menghitung itu.

PSAK 117 mewajibkan perusahaan menghitung nilai waktu dari uang. Artinya, klaim yang akan dibayar 5 tahun lagi harus didiskon ke nilai sekarang. Selain itu, perusahaan juga harus mempertimbangkan risiko-risiko yang belum pasti, seperti kemungkinan wabah, kecelakaan massal, bencana alam, dan sebagainya.

- Discounting: menghitung nilai sekarang dari arus kas di masa depan.
- Risk Adjustment: tambahan perhitungan untuk menggambarkan ketidakpastian atas nilai klaim yang mungkin dibayar di masa depan.

3. 🧾 Penyajian Laporan Keuangan yang Lebih Jelas dan Realistis

PSAK 117 meminta agar laporan keuangan perusahaan asuransi:
- Menjelaskan berapa banyak pendapatan dari jasa asuransi yang benar-benar sudah terjadi.
- Memisahkan dengan jelas antara uang premi dari pelanggan dan komponen investasi, misalnya kalau produk asuransi juga mengandung investasi seperti unit link.
- Menampilkan jumlah keuntungan yang masih ditangguhkan, klaim yang belum dibayar, dan risiko yang belum pasti.

Dengan kata lain, laporan keuangan jadi tidak bisa “make up” terlihat lebih untung di awal.

4. 🛠️ Tiga Cara Menghitung Utang dan Pendapatan dari Asuransi
PSAK 117 memperkenalkan tiga metode sesuai jenis kontrak:

a. Pendekatan Umum (General Measurement Model)
- Untuk kontrak jangka panjang dan kompleks, seperti asuransi jiwa 10–20 tahun.
- Harus hitung semua klaim masa depan, waktu pembayarannya, dan risiko yang terkait.
- Harus mengakui keuntungan sesuai jasa yang diberikan tiap tahun.

b. Pendekatan Alokasi Premi (Premium Allocation Approach)
- Untuk kontrak pendek (umumnya 1 tahun), misalnya asuransi kendaraan, rumah, kecelakaan.
- Caranya lebih sederhana, mirip seperti cara lama tapi tetap memperhitungkan faktor waktu jika diperlukan.

c. Pendekatan Biaya Variabel (Variable Fee Approach)
- Untuk produk yang punya unsur investasi seperti unit link, yaitu asuransi yang investasinya naik-turun tergantung pasar.
- Perusahaan membagi hasil investasi ke pelanggan, dan PSAK ini menghitung bagian hasil yang menjadi hak pelanggan dan bagian keuntungan perusahaan.

📚 Contoh: Polis Asuransi Jiwa 5 Tahun
👤 Nasabah:
- Bayar premi Rp 1.000.000.000 di awal
- Dijanjikan perlindungan selama 5 tahun

📄 Dulu (PSAK 62):
- Perusahaan asuransi bisa langsung mengakui sebagian besar uang itu sebagai laba.
- Misalnya, setelah kurangi biaya klaim dan operasional, langsung catat Rp 300 juta sebagai laba di tahun pertama.

➡️ Laporan keuangan kelihatan “wah”, padahal jasa baru dimulai.

📄 Sekarang (PSAK 117):
- Perusahaan tidak boleh langsung catat Rp 300 juta sebagai laba.
- Mereka harus simpan dulu di akun Contractual Service Margin (CSM).
- Laba Rp 300 juta itu dicicil jadi Rp 60 juta per tahun selama 5 tahun (kalau jasanya diberikan merata).

➡️ Jadi tahun 2021: baru boleh catat laba Rp 60 juta
➡️ Tahun 2022: Rp 60 juta lagi, dst
➡️ Sisanya tetap disimpan dan baru dicatat kalau layanan sudah diberikan

🌪️ Saat Transisi ke PSAK 117
Pada tahun 2025 ini saat aturan PSAK 117 mulai berlaku. Ternyata perusahaan sudah mengakui Rp 300 juta laba di tahun 2021, padahal seharusnya baru Rp 60 juta.

Apa yang harus dilakukan?

🔁 Dilakukan Restatement (penyesuaian ulang laporan keuangan):
- Perusahaan harus menarik kembali Rp 240 juta yang sudah diakui terlalu cepat.
- Rp 240 juta itu dimasukkan ke liabilitas (utang jasa yang belum diberikan).
- Akibatnya, ekuitas perusahaan turun, karena laba sebelumnya harus dikoreksi.

🎯 KESIMPULAN
- PSAK 117 membuat pencatatan keuangan lebih adil dan transparan.
- Tidak bisa lagi untung besar di awal hanya karena menerima premi besar.
- Perusahaan harus akui keuntungan secara bertahap, sesuai jasa perlindungan yang diberikan.
- Laporan keuangan jadi lebih jujur dan memperlihatkan utang janji perlindungan yang masih harus diberikan perusahaan ke pelanggan.
- Memenuhi prinsip akrual.

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy