Rangkuman Berita Snips:
Inflasi AS Terendah sejak Februari 2021; Kongo Akan Perketat Ekspor Kobalt
▪️Biro statistik AS mencatat bahwa inflasi indeks harga konsumen (IHK) AS pada April 2025 mencapai 2,3% YoY dan 0,2% MoM (vs. Mar 2025: inflasi 2,4% YoY, deflasi -0,1% MoM), masing–masing lebih rendah dari ekspektasi konsensus yang memperkirakan inflasi 2,4% YoY dan 0,3% MoM. Hasil ini menandai inflasi IHK secara tahunan yang terendah sejak Februari 2021. Sementara itu, inflasi inti pada April 2025 tidak berubah di level 2,8% YoY (vs. Mar 2025: inflasi 2,8% YoY), sejalan dengan ekspektasi konsensus meski masih berada di level terendah dalam 4 tahun terakhir.
▪️Republik Demokratik Kongo akan memberlakukan pengetatan ekspor kobalt ketika larangan ekspor untuk komoditas tersebut berakhir, menurut Patrick Luabeya selaku kepala otoritas pengendalian mineral strategis di negara tersebut. Sebelumnya, Republik Demokratik Kongo memberlakukan larangan ekspor selama 4 bulan sejak Februari 2025 guna memulihkan harga kobalt, komoditas yang digunakan untuk baterai kendaraan listrik dan telepon seluler. Pada Maret 2025, pemerintah Republik Demokratik Kongo mengatakan berencana memberlakukan kuota ekspor kobalt serta akan bermitra dengan Indonesia untuk mengelola pasokan dan harga kobalt di pasar global.
▪️Pemegang saham Singaraja Putra ($SINI), PT Autum Prima Indonesia, menjual ~24,1 juta saham SINI dengan harga 1.000 rupiah per lembar pada 9 Mei 2025. Total nilai transaksi mencapai ~24 miliar rupiah dan ditujukan untuk menambah jumlah saham yang beredar di masyarakat. Setelah transaksi ini, kepemilikan PT Autum Prima Indonesia di SINI turun dari 35% menjadi 30%.
▪️Intanwijaya Internasional ($INCI) akan membagikan dividen tahun buku 2024 sebesar ~7,3 miliar rupiah atau 35 rupiah per saham, setara 28% dividend payout ratio dan mengindikasikan dividend yield 5,8% per Rabu (14/5). Cum date di pasar reguler dan negosiasi pada 30 Juni 2025, sementara pembayaran pada 17 Juli 2025.