Hype Emiten. Rabu, 14 Mei 2025
Kata kunci: DGWG, Methomyl, Ekspansi Bisnis
DGWG Bangun Pabrik Methomyl, Bidik Cuan dari Celah Regulasi Tiongkok
PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG) bersiap memanfaatkan peluang dari larangan methomyl di China dengan membangun pabrik bahan aktif insektisida sendiri di Cikande, Banten. Emiten pupuk milik David Yaory ini akan memproduksi methomyl, senyawa penghambat kolinesterase yang selama ini diimpor sebagai bahan baku.
Proyek investasi ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap I senilai Rp254,2 miliar ditargetkan mulai berproduksi pada awal Q3 2025, disusul Tahap II senilai Rp87,3 miliar pada tahun 2028 dengan kapasitas produksi yang setara.
Manajemen menyebut rencana ini merupakan penambahan kegiatan usaha sesuai POJK 17 karena methomyl adalah produk baru meskipun telah tercantum dalam Anggaran Dasar. Pasar insektisida karbamat global diperkirakan tumbuh dari USD 312,8 juta (2025) menjadi USD 499,9 juta (2035), atau CAGR sekitar 4,8%.
DGWG memperkirakan rugi Rp8,8 miliar di tahun pertama karena baru mulai produksi komersial di paruh kedua 2025. Namun, laba diproyeksikan terus meningkat, mencapai Rp74,46 miliar pada 2030.
Proyeksi Penjualan & Laba (2025–2030):
2025: Rp65 miliar (Rugi Rp8,8 miliar)
2026: Rp196 miliar (Laba Rp5,9 miliar)
2027: Rp321 miliar (Laba Rp27 miliar)
2028: Rp478,3 miliar (Laba Rp45,2 miliar)
2029: Rp575,6 miliar (Laba Rp58,4 miliar)
2030: Rp702,2 miliar (Laba Rp74,46 miliar)
Langkah ekspansi ini dinilai berani dan strategis, mengingat larangan ekspor methomyl dari China membuka celah suplai global yang bisa diisi oleh produksi lokal.
$DGWG $BISI $MDKI