Permintaan EV berbasis NIKEL
Wood Mackenzie & Benchmark Minerals, permintaan nikel untuk baterai EV (khususnya NMC) masih tumbuh double digit, sekitar +15% YoY di 2025, atau 80% sampai 2030.
2025: 18 juta EV × 48% × 40 kg = 345 K Ton
2030: 37 juta EV × 43% × 40 kg = 636 K Ton
Tapi bangsa pasar turun dari 48% → 43% selama 5-6 tahun
(Note Total Produksi Nikel +- 3.500K Ton)
Namun, pertumbuhan ini lebih rendah dari proyeksi awal karena:
- Masifnya adopsi LFP (Lithium Iron Phosphate) di segmen EV murah-menengah, terutama oleh BYD, Tesla (Model 3/Y SR), dan Wuling.
- Kenaikan harga nikel tahun-tahun sebelumnya membuat banyak produsen beralih ke chemistry tanpa nikel.
NMC/NCA
Khusus untuk permintaan katoda NMC/NCA untuk EV masih tumbuh “double-digit”, meski porsi pangsa pasar‐nya tergerus LFP , tumbuh 14-15% Tahun atau ± 70-90 kt per tahun. Penyebab utama minat NMC/NCA masih bagus walaupun tidak setinggi proyeksi awal:
- Permintaan NMC masih double-digit karena range, suhu dingin, fast-charge, dan profil mobil di Barat.
- LFP merebut segmen entry-level di Tiongkok & sebagian EU, tapi untuk SUV-premium dan pikap AS NMC belum tergantikan.
- Celah biaya mengecil → OEM tetap punya insentif ekonomis mempertahankan portofolio dual-chemistry.
Walaupun kebutuhan NMC/NCA tumbuh double digit, namun dengan masifnya pertumbuhan smelter nikel Indonesia hingga 2030, diproyeksikan akan ada surplus tahunan Nikel 200-100K Ton yang semakin mengecil di 2029-2030.
$PACK $MBMA $ANTM