Update Harga Komoditas per 14 Mei 2025
Per 14 Mei 2025 harga komoditas makin hot
Semua dihajar faktor makro seperti kebijakan Fed, data inflasi AS, supply chain China, mandate biodiesel dan cuaca ekstrem di Australia
Harga Terkini (14 Mei 2025)
Emas $XAU (Spot): US$ 3.254,39/oz
WTI Crude: US$ 63,67/barel
Brent Crude: US$ 66,63/barel
Tembaga (LME 3-mo): US$ 9.548,00/MT
$NICKEL (LME 3-mo): US$ 15.635,00/MT
Aluminium (LME Day): US$ 2.407,11/MT
Timah (LME 3-mo): US$ 32.650,00/MT
CPO (May 2025): MYR 3.772,00/MT
$COAL-NEWCASTLE: US$ 101,00/tonne
Analisa Harga Komoditas
》Emas
▪︎Emas kuat di area US$ 3.250–3.260/oz karena real yield Treasury AS masih negatif pasca CPI flat +0,2 percent month-on-month sehingga safe haven demand tetap tinggi.
▪︎Fed minutes Juni berpotensi memicu koreksi ke US$ 3.200 apabila ada signaling tapering balance sheet
》Minyak (WTI & Brent)
▪︎WTI di US$ 63,67 dan Brent di US$ 66,63 terangkat sentimen relaksasi tarif AS-China 90 hari
▪︎Proyeksi EIA memprediksi supply OPEC+ kelebihan +1,3 jt bpd Q2 sehingga demand China terbatas
▪︎Funds di CME masih dominan posisi short sehingga risiko spike volatility tetap tinggi
》Tembaga
▪︎Tembaga LME 3-month di US$ 9.548/MT setelah data SHFE off-exchange spike dan stok LME turun ke 189.650 MT memicu backwardation tipis
▪︎Goldman Sachs memproyeksikan copper berpeluang menembus US$ 10.000+ dalam 6 bulan ke depan karena kebijakan tarif AS
》Nikel
▪︎Nikel LME 3-month di US$ 15.635/MT rebound short-covering setelah stok LME 197.754 MT turun
▪︎Demand EV battery seasonal slow sedangkan output nickel pig iron China naik 5 percent month-on-month
》Aluminium
▪︎Aluminium LME High Grade Day di US$ 2.407,11/MT naik +2,03 percent karena ekspektasi defisit pasar 2025 akibat capacity cap smelter China
▪︎Sentimen energy transition semakin mengerek demand jangka panjang
》Timah
▪︎Tin LME 3-month di US$ 32.650/MT naik +0,23 percent
▪︎Volume trading 518 lots hari ini dengan day's range 32.170–32.880
▪︎Stok LME 2.790 MT per 13 Mei masih tipis sehingga backwardation moderate
》CPO
▪︎CPO May 2025 di MYR 3.772/MT rebound +2 percent setelah optimisme demand Cina dan India naik
▪︎Indonesia B40 mandate serap ~8 jt MT domestik sehingga ekspor Malaysia tertekan
▪︎Rupiah konsolidasi di IDR 15.400–15.600 memberi tekanan biaya produksi lokal
》Coal
▪︎Newcastle coal futures di US$ 101/tonne rebound setelah stok pelabuhan turun 5 percent dan cuaca ekstrem di Queensland mengganggu supply
▪︎IEA memproyeksikan konsumsi batu bara flat di 2025–2026
● Strategi Trading
》Interest Rate & Curve Watch
▪︎Saat spread 2Y-10Y Treasury flatten long emas short oil
▪︎Waspadai reaksi cepat pasca Fed minutes
》Seasonal Inventory Plays
▪︎Mei–Juni maintenance US refineries short WTI di US$ 61
▪︎Buy dip di US$ 59 jika DOE stock naik lebih dari 5 jt bbl
》Cross-Exchange Arbitrage
▪︎LME/CME arbitrage untuk tembaga dan nikel dengan long spot dan short futures saat premium lebih dari US$ 50/MT
》FX-Commodity Sensitivity
▪︎Jika Rupiah melemah short CPO long metal miners dan coal
▪︎Jika Rupiah kuat long CPO di MYR 3.750–3.800
》Event-Driven Options
▪︎Straddle gold futures dan WTI options jelang NFP 2 Juni target vol lebih dari 15 percent
》On-Chain & Off-Exchange Data
▪︎Pantau SHFE dan CME COT report untuk copper dan nickel bias
▪︎ICE storage report untuk coal
▪︎LME stock report untuk aluminium dan tin
》Macro Hedge Portfolio
Alokasi 20 percent long emas, 20 percent short Brent, 20 percent long tembaga, 10 percent long coal, 10 percent long aluminium, 10 percent long tin, sisanya cash.
Stop-loss tight dan risk budget 1–2 percent equity per trade sambil selalu memantau real-time data feed.
Finally... Akhirnya komoditas gaspol bro!