Perusahaan dengan Laba Terbesar di IHSG Q1 2025
Di tengah lesunya IHSG dan sentimen pasar yang seret, ada enam perusahaan yang justru tampil sebagai raja laba di Indonesia sepanjang Q1 2025: BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ASII, dan TLKM. Mereka bukan cuma penyumbang laba terbesar, tapi juga representasi siapa sebenarnya pemilik ekonomi negeri ini—karena dari enam nama tersebut, empat adalah BUMN. Dalam 3 bulan saja, mereka berhasil membukukan laba gabungan Rp59,14 Triliun, dan jika konsisten hingga akhir tahun, totalnya bisa mencapai Rp236 Triliun. Ini bukan sekadar angka. Ini adalah skala ekonomi raksasa, dan semuanya dilakukan oleh segelintir pemain utama. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Berikut ringkasan kinerja mereka:
1. $BBCA (Swasta – Djarum Group)
Laba: Rp14,15 Triliun
Growth: +9,83% ✅
PER: 19,61x | PBV: 4,5x ❌
Div. Yield: 3,33% ❌
1Y Return: -4,00% ❌
Saham paling cuan, paling premium, tapi paling pelit bagi hasil.
2. $BBRI (BUMN – HIMBARA)
Laba: Rp13,67 Triliun
Growth: -13,93% ❌
PER: 10,64x | PBV: 1,94 ❌
Div. Yield: 8,94% ✅
1Y Return: -17,95% ❌
Rajanya UMKM, tapi laba mulai terganggu, pasar pun menjauh.
3. $BMRI (BUMN – HIMBARA)
Laba: Rp13,2 Triliun
Growth: +3,90% ✅
PER: 8,43x | PBV: 1,75 ❌
Div. Yield: 9,77% ✅
1Y Return: -23,98% ❌
Secara valuasi dan yield, ini sebenarnya hidden gem yang “disalahpahami”.
4. BBNI (BUMN – HIMBARA)
Laba: Rp5,38 Triliun
Growth: +1,01% ✅
PER: 7,11x | PBV: 0,91 ✅
Div. Yield: 9,12% ✅
1Y Return: -12,21% ❌
Bank murah, sehat, dan royal dividen—tapi pasar masih ilfeel.
5. ASII (Swasta – Jardine Group)
Laba: Rp6,93 Triliun
Growth: -7,13% ❌
PER: 6,98x | PBV: 0,87 ✅
Div. Yield: 8,49% ✅
1Y Return: -6,73% ❌
Mobilnya rakyat, valuasinya super diskon, tapi tetap disia-siakan.
6. TLKM (BUMN – Telekomunikasi Negara)
Laba: Rp5,81 Triliun
Growth: -4,01% ❌
PER: 11,08x | PBV: 1,74 ❌
Div. Yield: 6,87% ✅
1Y Return: -15,58% ❌
Monopoli digital tapi tetap susah naik. Salah kelola atau overpromise?
Dari keenamnya, 4 adalah BUMN murni: BBRI, BMRI, BBNI, TLKM. Tiga di antaranya adalah anggota HIMBARA, bank milik negara yang fungsinya vital untuk ekonomi domestik. Total laba hanya dari empat BUMN ini mencapai Rp38,06 Triliun di Q1, setara Rp152,24 Triliun/tahun. Potensi dividen ke negara dengan payout 50% bisa mencapai Rp75 Triliun/tahun—cukup untuk mendanai pendidikan, BPJS, hingga subsidi pupuk tanpa perlu ngutang ke luar negeri. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi semua potensi ini bisa musnah seketika jika BUMN dikorupsi. Yang namanya laba BUMN itu rawan dimanipulasi: markup proyek, pengadaan siluman, piutang tak tertagih, sampai laba akuntansi yang tidak didukung arus kas nyata. Ketika manajemen dipilih bukan karena kompetensi, tapi karena “jasa kampanye”, maka perusahaan negara hanya jadi mesin pencetak gaji komisaris, bukan mesin pencetak kemakmuran rakyat.
Dan sekarang, semua BUMN ini—dari bank, telco, migas, listrik, tambang—dikonsolidasikan di bawah satu nama baru: Danantara. Diresmikan Februari 2025, Danantara (Daya Anagata Nusantara) adalah superholding BUMN yang mengelola aset negara hingga Rp14.700 Triliun. CEO-nya Rosan Roeslani, dewan penasihatnya berisi tokoh dunia seperti Ray Dalio, Jeffrey Sachs, dan bahkan dua mantan presiden: SBY dan Jokowi. Cita-citanya mulia: bikin BUMN efisien kayak Temasek di Singapura. Tapi kalau nggak dijaga transparansi dan akuntabilitasnya, justru jadi sentralisasi korupsi model baru. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Singkatnya, kalau Danantara gagal dijalankan dengan good governance, maka yang dikorupsi bukan cuma satu BUMN—tapi seluruh sistem ekonomi negara. Yang sebelumnya “main belakang” di masing-masing perusahaan, kini bisa terjadi secara “terstruktur, sistematis, dan masif” lewat satu pintu. Tapi jika dijalankan benar, Danantara bisa jadi alat akselerasi ekonomi paling dahsyat yang pernah dimiliki Indonesia.
Kita punya enam perusahaan besar yang untungnya gila-gilaan. Empat di antaranya adalah milik negara. Kalau negara bisa menjaga integritas pengelolaannya—baik lewat Danantara atau holding lain—maka Indonesia tak butuh utang luar negeri. Tapi kalau tidak, maka yang kita miliki hanyalah ilusi kejayaan—dan rakyat hanya kebagian melihat laba besar lewat layar, tanpa pernah merasakannya di dompet. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU