imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$UNTR Data Cadangan Batubara Sulit Ditemukan

Lanjutan dari postingan sebelumnya tentang cadangan batubara di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Untuk data cadangan batubara perusahaan coal lainnya seperti $ADRO bisa di cek di postingan sebelumnya di link ini https://cutt.ly/SrzjsY2n

Laporan keuangan UNTR per kuartal I 2025 dan keseluruhan peta anak usahanya memberi gambaran jelas bahwa perusahaan ini sedang berdiri di tengah dua dunia: satu kaki masih kokoh di bisnis lamanya yang mendatangkan cashflow besar seperti kontraktor tambang dan distribusi alat berat, sementara kaki satunya mulai melangkah ke dunia baru—emas dan nikel—yang menjanjikan masa depan, tapi masih dalam fase tanam dan penuh risiko awal. Total aset UNTR mencapai Rp181,2 triliun, naik 6,9% dari akhir 2024. Aset ini tidak main-main, dengan rincian: kas Rp30,1 triliun, aset tetap Rp41,8 triliun, piutang usaha Rp21,9 triliun, dan persediaan Rp21 triliun. Ditambah dengan investasi asosiasi Rp17,6 triliun dan properti tambang Rp15,5 triliun, posisi UNTR secara struktur neraca sangat solid. Yang paling penting, perusahaan ini dalam posisi net cash Rp9,6 triliun karena utang berbunga hanya Rp20,5 triliun. Artinya, kalau UNTR ingin melunasi semua utangnya besok pagi, mereka bisa dan masih punya uang sisa. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi cashflow, UNTR juga menunjukkan performa yang tangguh. Arus kas dari aktivitas operasi (CFO) sebesar Rp7,5 triliun hanya dalam tiga bulan. Belanja modal mereka sebesar Rp3,45 triliun masih dalam batas wajar, artinya free cash flow UNTR masih positif sekitar Rp4 triliun. Tapi ketika masuk ke laporan laba rugi, mulai terlihat tantangan. Pendapatan memang naik 5,7% ke Rp34,3 triliun, tapi margin menyusut. Gross profit turun ke Rp7,07 triliun, laba usaha turun jadi Rp5,4 triliun, dan laba bersih yang diatribusikan ke induk jeblok 30% menjadi Rp3,19 triliun. Margin bersih yang dulu bisa di atas 12% sekarang tinggal 9,6%. Penyebab utama kemerosotan ini datang dari entitas asosiasi—salah satunya Bhumi Jati Power—yang pada kuartal ini justru mencetak rugi Rp502 miliar, padahal di periode yang sama tahun lalu masih menyumbang laba Rp267 miliar.

Segmen distribusi alat berat dan jasa kontraktor tambang masih menjadi dua penopang utama UNTR. PAMA (Pamapersada Nusantara) sebagai penyedia jasa tambang, dan United Tractors serta Bina Pertiwi di segmen alat berat, masih menyumbang pendapatan terbesar. Tapi dalam 2–3 tahun terakhir, UNTR mulai menggeser fokus ke sektor logam mulia dan mineral strategis. Masuklah segmen emas, yang dikelola melalui anak perusahaan PT Danusa Tambang Nusantara (DTN). Di bawah DTN ada dua tambang utama: PT Agincourt Resources (PTAR) yang mengelola Tambang Emas Martabe, dan PT Sumbawa Jutaraya (SJR). PTAR tampil sangat solid. Di tahun 2024, mereka menjual 230 ribu ons emas dengan harga jual rata-rata USD2.423 per ons, naik 25% dari tahun sebelumnya. Yang paling krusial, cadangan emas Martabe per Juli 2024 mencapai 3,5 juta ons dan 32 juta ons perak, cukup untuk menopang operasi hingga 12–13 tahun ke depan. Sementara itu, SJR yang baru beroperasi di 2024 mencatatkan penjualan 1.800 ons di kuartal terakhir—masih kecil, tapi sinyal produksi sudah mulai ada. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di sisi lain, bisnis batubara UNTR dikelola lewat Turangga Resources, anak dari Tuah Turangga Agung (TTA) yang berada di bawah PAMA. Di bawahnya terdapat berbagai konsesi seperti PT Telen Orbit Prima (TOP), PT Prima Multi Mineral (PMM), PT Suprabari Mapanindo Mineral (SMM – metallurgical coal), PT Asmin Bara Jaan (ABJ), dan lainnya. Volume penjualan batubara sepanjang 2024 mencapai 13,1 juta ton, termasuk 3,2 juta ton batubara metalurgi—naik 11% dari tahun sebelumnya. Tapi meskipun volumenya naik, pendapatan dari segmen batubara justru turun 15% akibat anjloknya harga jual global. Yang jadi persoalan besar, UNTR tidak mengungkapkan total cadangan batubara dalam tonase di laporan tahunannya. Tanpa angka cadangan dan life-of-mine yang jelas, investor tidak bisa menilai sampai kapan sumber daya batubara ini bisa diandalkan. Transparansi ini masih menjadi pekerjaan rumah UNTR. Ini bisnis coal UNTR rumor nya akan dijual ke $ABMM. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tidak berhenti di emas dan batubara, UNTR sejak 2023 mulai masuk ke nikel. Mereka mengakuisisi mayoritas saham PT Stargate Pasific Resources (SPR) yang memegang IUP nikel di Konawe Utara. SPR sudah mulai produksi nikel ore sebanyak 1,975 juta ton di 2024, terdiri dari 1,282 juta ton limonit dan 693 ribu ton saprolit. Namun kontribusi ke laba masih belum ada, karena smelter RKEF mereka yang digarap oleh PT Stargate Mineral Asia (SMA) baru akan beroperasi penuh di awal 2027. Jadi saat ini, segmen nikel masih dalam tahap “pembibitan” dan belum bisa diharapkan sebagai penopang kinerja jangka pendek. UNTR juga menggenggam saham mayoritas di ASPR, holding yang menaungi SPR dan SMA, tapi sama-sama belum kontribusi laba berarti.

Jika kita lihat struktur anak usahanya, UNTR benar-benar seperti gurita besar. Di bawahnya ada PAMA, DTN, TTA, hingga entitas-entitas lain seperti UTPE, EPN, SMA, SPR, dan puluhan lainnya. Tapi dari puluhan anak usaha ini, kontribusi laba masih didominasi oleh segelintir: PAMA di jasa tambang, United Tractors dan Bina Pertiwi di alat berat, serta PTAR di tambang emas. Total aset DTN sebagai holding emas sebesar Rp47 triliun, dengan PTAR menyumbang Rp18,1 triliun. Anak-anak usaha lainnya, terutama yang bergerak di sektor energi dan logam dasar seperti nikel, masih dalam tahap awal—asetnya besar, tapi belum menghasilkan cashflow.

UNTR saat ini seperti kapal besar dengan bahan bakar penuh dan mesin utama yang masih kuat, tapi sedang mencoba menghidupkan mesin-mesin baru. Mereka sedang dalam proses menyeimbangkan portofolio dari bisnis lama (alat berat dan batubara) ke arah logam mulia dan mineral strategis. Dari sisi neraca dan arus kas, perusahaan ini sangat solid. Tapi dari sisi profitabilitas, sedang dalam fase turun karena tekanan margin dan investasi di anak usaha baru. Tambang emas Martabe jadi penyelamat margin saat batubara mulai tertekan, dan nikel masih belum bisa diandalkan. Kalau UNTR bisa mempercepat monetisasi proyek nikel, menjaga kestabilan produksi emas, dan mulai lebih transparan dalam urusan cadangan batubara, maka potensi kembalinya pertumbuhan laba dua digit tetap terbuka lebar. Tapi untuk saat ini, pasar harus sabar karena UNTR sedang fokus membangun fondasi untuk 10–20 tahun ke depan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/2

testes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy