imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Cadangan Batubara $ADRO Setelah Spin Off $AADI

Pertanyaan beberapa user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Untuk data cadangan batubara perusahaan batubara lainnya bisa cek di postingan sebelumnya di link ini https://cutt.ly/SrzjsY2n

Beberapa user Stockbit penasaran berapa Cadangan batubara ADRO alias Alamtri setelah lepas AADI. Ini ADRO katanya mau green energy tapi masih keep hold saham coal $ADMR. Mungkin apa yang dilakukan ADRO ini terasa seperti omon - omon aja itu shifting ke green energy. Wong laba terbesar nya ADRO setelah lepas AADI yang katanya kotor, tetap dari coal ADMR. Justifikasinya katanya metcoal ADMR itu beda dengan thermal coal AADI. Metcoal katanya lebih ramah lingkungan ketimbang thermal Coal meski sama-sama keluarga coal. Ibarat kamu punya anak satu hitam jelek, satunya putih bersih. Yang hitam jelek kamu jual buang padahal yang hitam jelek itu lah sumber duit paling banyak. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita bedah laporan keuangan dan cadangan batubara Alamtri per akhir kuartal I 2025, ceritanya seperti kisah orang kaya dengan aset segunung tapi aliran duitnya seret dan keputusan keuangannya kadang bikin geleng kepala. Total aset Alamtri mencapai USD 6,43 Miliar, sedikit turun 4% dari akhir 2024. Aset terbesar berasal dari aset tetap (USD 1,69 Miliar), properti pertambangan (USD 545,7 Juta), piutang ke pihak berelasi (USD 856 Juta), serta investasi ke ventura bersama dan properti investasi yang baru muncul tiba-tiba senilai USD 159,5 Juta. Tapi yang bikin aneh adalah dengan aset segede itu, perusahaan cuma mencetak laba bersih USD 87,3 Juta, yang dibagi ke entitas induk sebesar USD 76,7 Juta. ROA tahunan? Sekitar 4,8% — angka yang terlalu rendah untuk sektor pertambangan yang notabene padat modal dan berbasis sumber daya alam.

Di sisi lain, arus kas dari operasi justru turun drastis dari USD 489 Juta ke hanya USD 80,9 Juta (–83%). Pendapatan perusahaan juga turun dari USD 491,3 Juta ke USD 381,6 Juta (–22,3%). Laba usaha turun lebih dari setengah menjadi USD 76,5 Juta, dan margin laba bruto juga turun dari 41,9% ke 28,9%. Ironisnya, di tengah penurunan ini, perusahaan tetap nekat membayar dividen jumbo sebesar USD 200 Juta dan membeli kembali saham senilai USD 48,6 Juta. Sumber dananya? Sebagian besar dari utang bank yang naik signifikan dari USD 432,7 Juta ke USD 498,3 Juta. Gaya ini bikin laporan arus kas pendanaan jadi merah menyala dengan minus USD 191 Juta. Singkatnya, perusahaan ngutang buat bagi-bagi duit, sementara operasional dan profitabilitasnya menurun tajam. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kita lihat lebih dalam ke struktur usaha, anak usaha utama seperti PT Maruwai Coal (MC) dan PT Lahai Coal (LC) adalah tulang punggung tambang. MC menghasilkan hard coking coal (HCC) berkualitas premium dengan kadar abu rendah (4,4%), sulfur rendah (0,5%), dan karakteristik kokas maksimal (CSN 9 dari 9). Tambang Lampunut ini jadi andalan ekspor untuk industri baja karena kemampuannya menghasilkan kokas yang bersih dan minim emisi. LC sendiri baru kembali berproduksi sejak paruh kedua 2023, dengan produk semi-soft coking coal (SSCC). Produksi total Alamtri tahun 2024 mencapai 6,63 juta ton batubara, naik 30% dari tahun sebelumnya, dan penjualan mencapai 5,62 juta ton. Dengan laju produksi saat ini, umur tambang mereka diperkirakan lebih dari 26 tahun — solid banget secara ketahanan cadangan.

Cadangan batubara metalurgi perusahaan ini mencapai 177,2 juta ton, dengan sumber daya total hampir 983 juta ton. Tapi cuma 18% dari sumber daya itu yang dikonversi jadi cadangan. Artinya, sebagian besar kekayaan alam mereka masih “tidur” alias belum masuk tahap keekonomian dan produksi. Tambang-tambang seperti Juloi Coal, Kalteng Coal, dan Sumber Barito Coal belum menghasilkan output apapun meski tetap dikonsolidasikan. Ini menyebabkan banyak aset yang besar nilainya tapi belum memberikan kontribusi ke laba atau arus kas.

Kalau kita cocokkan segmen usaha dengan anak usaha, yang paling efisien justru adalah jasa pertambangan (lewat PT Saptaindra Sejati/SIS) dan tambang batubara (MC & LC). Segmen ini hanya menyerap sekitar 37% dari total aset, tapi menyumbang lebih dari 90% laba usaha. Sebaliknya, segmen “lain-lain” seperti energi terbarukan, kawasan industri hijau, dan unit-unit investasi menyedot lebih dari 58% aset perusahaan, tapi cuma menyumbang laba sekitar USD 6 Juta — benar-benar kontras. Aset disedot, uang nggak mengalir. Banyak dari anak usaha di segmen ini yang baru berdiri dan belum operasional, seperti ISEC, KIPI, KIHI, hingga anak usaha PLTS dan infrastruktur lain yang fungsinya masih lebih ke arah wacana daripada profit center. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Yang jadi benang merah dari semua ini adalah Alamtri secara geologi dan sumber daya memang sangat kaya dan punya produk unggulan. Tapi secara keuangan, banyak keputusan strategis yang agresif tapi tidak sejalan dengan kekuatan kas dan operasional. Belanja aset tetap besar, properti investasi muncul tiba-tiba, utang naik, dividen tetap dibayar penuh. Sementara, arus kas makin tipis dan piutang ke pihak-pihak berelasi numpuk hampir USD 1 Miliar tapi cuma kasih bunga recehan. Perusahaan seperti ini ibarat raja batubara dengan rumah megah tapi aliran air krannya tersumbat.

Alamtri adalah perusahaan dengan potensi besar dari sisi cadangan dan kualitas produk, tapi masih belum optimal dalam monetisasi sumber dayanya. Mereka sudah duduk di atas sumber energi dunia, tapi cara duduknya belum benar. Kalau mau jadi perusahaan energi terdepan yang benar-benar kuat dan efisien, mereka harus mulai mengaktifkan tambang-tambang tidur, mempercepat konversi resources jadi reserves, menghentikan gaya belanja agresif di tengah penurunan profitabilitas, dan memastikan setiap dolar aset benar-benar menghasilkan arus kas. Tanpa itu, mereka cuma akan terus terlihat kaya, tapi dalamnya keropos. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy