Analisa saham $ASII dari fundamental berdasarkan keystats dari stockbit (koreksi jika salah)
1. Valuasi Saham
Market Cap: Rp193.511triliun → Menunjukkan skala besar perusahaan.
P/E Ratio (TTM): 5,77 | Forward P/E: 5,96 → Valuasi relatif murah dibandingkan rata-rata industri, menunjukkan ekspektasi pertumbuhan laba yang stabil.
PBV: 0,87 → Harga saham masih di bawah nilai bukunya, mengindikasikan undervaluasi.
EV/EBITDA: 3,41 → Rasio cukup rendah, menunjukkan valuasi menarik bagi investor value.
2. Profitabilitas & Efisiensi
EPS (Annualised): 827,97 | EPS (TTM): 684,92 → Laba per saham cukup tinggi, mengindikasikan profitabilitas yang solid.
Revenue Per Share: 8.227,34 → Pendapatan per saham sangat besar dibandingkan harga saham.
Gross Profit Margin: 22,35% | Operating Profit Margin: 12,33% | Net Profit Margin: 8,32% → Margin keuntungan cukup baik, menunjukkan efisiensi operasional yang solid.
Return on Assets (ROA): 6,78% | Return on Equity (ROE): 15,14% → Perusahaan mampu menghasilkan keuntungan yang baik dari aset dan ekuitasnya.
3. Likuiditas & Dividen
Cash Per Share: 1.407,09 → Likuiditas perusahaan cukup kuat.
Dividen: Rp308,00 → Menunjukkan kebijakan dividen yang menarik bagi investor income.
Kesimpulan
Astra International memiliki fundamental yang kuat dan undervalued, dengan profitabilitas tinggi, margin laba yang sehat, serta valuasi murah berdasarkan P/E dan PBV. Potensi pertumbuhan tetap ada, dengan dividen yang cukup menarik untuk investor jangka panjang.
Berdasarkan data keuangan Astra International (ASII)
1. Tren Pendapatan
Q1 2024: Rp7.464 triliun
Q2 2024: Rp8.392 triliun (naik dibanding Q1)
Q3 2024: Rp9.998 triliun (pertumbuhan signifikan)
Q4 2024: Rp8.197 triliun (sedikit turun dari Q3)
Q1 2025: Rp6.932 triliun (penurunan dibanding Q4 2024)
2. Analisis Pertumbuhan
Q3 2024 memiliki pendapatan tertinggi, menunjukkan puncak performa tahunan.
Penurunan di Q4 2024 dan Q1 2025 mungkin disebabkan oleh faktor musiman atau kondisi ekonomi global.
Jika tren menurun berlanjut, bisa menjadi perhatian bagi investor terkait prospek pertumbuhan bisnis Astra.
3. Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Siklus bisnis industri otomotif & alat berat → Astra bisa mengalami fluktuasi pendapatan.
Kondisi ekonomi global & domestik → Inflasi, suku bunga, dan daya beli masyarakat bisa berpengaruh.
Strategi diversifikasi bisnis Astra → Seberapa kuat segmen lain menopang pendapatan saat sektor utama melemah?