$SICO LK Q1 2025: Perusahaan Apa Ini?
Diskusi hari ini tentang insider buy di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
PT Sigma Energy Compressindo Tbk (SICO) memang bukan saham yang heboh di medsos atau jadi bahan obrolan di komunitas saham “to the moon”, tapi kalau kita buka laporan keuangan kuartal I 2025 mereka, rasanya seperti nemu warung sederhana yang layanannya rapi, masakannya enak, dan duitnya masuk. Pendapatan SICO per Maret 2025 tercatat Rp32,74 miliar, naik +28,2% dibanding tahun lalu. Yang bikin menarik, struktur pendapatannya berasal dari dua sumber yang saling melengkapi: sekitar 61% dari penjualan bahan bakar (BBM) senilai Rp19,62 miliar dan 38,5% dari jasa penyewaan kompresor gasjack sebesar Rp12,61 miliar. Jadi SICO ini bukan perusahaan minyak yang ngebor atau punya ladang seperti $MEDC dan $ENRG, tapi lebih ke “support system”-nya: mereka bantu sumur minyak supaya tetap produktif dan sekaligus jualan BBM lewat SPBU dan jaringan distribusinya. Nggak seksi kayak cerita startup, tapi justru stabil dan jelas bisnisnya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Pelanggan mereka pun bukan kaleng-kaleng. PT Pertamina EP jadi kontributor utama revenue dengan porsi 31%, artinya bisnis mereka punya pijakan kuat di industri energi nasional. Laba kotor SICO di Q1 2025 tercatat Rp11,36 miliar (GPM 34,7%), laba usaha Rp5,98 miliar (OPM 18,3%), dan laba bersih Rp6,12 miliar (NPM 18,7%)—semua tumbuh dua digit dibanding periode yang sama tahun lalu. Lebih penting lagi, arus kas operasional (CFO) mereka positif Rp9,11 miliar, berbalik dari tahun lalu yang minus. Dengan capex cuma Rp115 juta dan pembayaran bunga Rp264 juta, mereka bisa bilang: “Bisnis jalan, cash masuk, utang dibayar.”
Kas dan setara kas SICO per akhir Maret 2025 sebesar Rp27,95 miliar, sementara total utang berbunga hanya Rp16,94 miliar. Itu artinya posisi net cash mereka positif Rp11 miliar—aman banget. Aset tetap utama terdiri dari kompresor gasjack senilai Rp40,44 miliar dan SPBU serta tangki BBM sebesar Rp3,13 miliar. Mereka juga sedang merampungkan pembangunan SPBU baru senilai Rp6,33 miliar yang sudah 99% selesai. Di sisi lain, piutang usaha malah turun drastis dari Rp24,23 miliar ke Rp14,68 miliar—turun 39%, tanda pelanggan makin rajin bayar. Persediaan naik sedikit jadi Rp2,72 miliar, kenaikannya pun masih wajar dan sejalan dengan pertumbuhan revenue. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Nggak ditemukan biaya eksplorasi yang dikapitalisasi, tidak ada amortisasi misterius, tidak ada impairment, dan semua transaksi revenue serta COGS dilakukan dengan pihak ketiga—tanpa campur tangan afiliasi atau akrobat antar anak usaha. Beban depresiasi selama Q1 sebesar Rp1,19 miliar, sedangkan bunga tahunan diperkirakan cuma sekitar Rp1 miliar. Neraca rapi, struktur asetnya nyata, tidak ada akun “lain-lain” yang mengandung jebakan Batman.
Valuasinya? Di harga saham Rp102, dengan jumlah saham beredar 910 juta lembar, kapitalisasi pasarnya cuma Rp92,83 miliar. Padahal, laba bersih tahunan berpotensi tembus Rp24,5 miliar jika tren Q1 berlanjut. Maka PER-nya cuma 4,2x dan PBV-nya 0,71x, dengan ROE 18,7%. Ini udah masuk kategori murah banget, bahkan lebih murah dari warteg padahal isinya restoran. Nggak heran kalau yang baca laporan ini mulai bertanya-tanya: “Kok bisa perusahaan kayak gini dihargai segini doang?”
Tapi, tentu aja, bisnis sebagus apapun tetap punya risiko. Yang pertama, mereka sangat bergantung pada Pertamina EP. Kalau kontrak ini diputus atau direvisi, revenue langsung keok. Kedua, bisnis distribusi BBM juga bisa kena tekanan dalam jangka panjang karena transisi ke energi terbarukan dan kendaraan listrik. Mungkin belum sekarang, tapi 10 tahun lagi bisa jadi ceritanya beda. Tambah lagi, kalau ada regulasi baru soal distribusi energi atau SPBU atau muncul kompetitor lokal yang bisa tawarin harga lebih rendah, margin mereka bisa tergerus pelan-pelan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Tapi sejauh ini, SICO nunjukin performa yang sehat. Mereka tahu cara jaga margin, efisiensi jalan, ekspansi jalan, dan yang paling penting: semua dijalankan dengan duit sendiri, bukan utang berbungkus mimpi. Jadi kalau kamu lagi cari perusahaan yang gak neko-neko, labanya nyata, arus kasnya masuk, valuasinya masih murah, dan bisnisnya jelas—SICO mungkin salah satu dari sedikit saham di bursa yang cocok diajak jalan bareng jangka panjang. Gak perlu teriak-teriak “to the moon,” karena mereka udah cukup membumi dan mapan.
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/10