Resah?
Saat market sudah tutup, seharusnya menjadi waktu bagi kita untuk menenangkan pikiran, mengevaluasi hari, dan bersiap menjalani aktivitas esok hari dengan fokus yang segar. Namun bagi sebagian orang, justru di sinilah muncul gelombang kecemasan baru. Alih-alih beristirahat, pikiran malah terjebak pada kekhawatiran: “Apakah saham yang saya hold akan naik atau turun besok?” Rasa penasaran yang berlebihan berubah jadi ketakutan, dan malam yang seharusnya tenang menjadi penuh ketegangan.
Kecemasan ini membuat sebagian orang larut dalam mengecek market luar negeri, indeks global, pergerakan harga komoditas, hingga berita-berita ekonomi yang bahkan belum tentu berdampak langsung pada saham yang dimiliki. Rasionalitas pun mulai goyah. Ketika melihat Dow Jones merah, minyak turun, atau harga emas melemah, pikiran langsung panik dan menyimpulkan bahwa besok IHSG pasti akan turun. Padahal belum tentu demikian. Pasar tidak selalu bergerak linear dengan yang kita pikirkan, apalagi hanya dari satu indikator global.
Kurangnya strategi dan ketiadaan trading plan memperparah kondisi ini. Saat tidak punya acuan yang jelas, kita mudah terbawa arus informasi. Panik pun muncul di pagi hari saat melihat harga saham kita merah. Tanpa berpikir panjang dan tanpa evaluasi terhadap rencana jangka panjang, tombol cut loss ditekan hanya karena takut rugi lebih dalam. Ini bukan lagi investasi atau trading yang sehat, tapi reaksi emosional yang didorong oleh kurangnya persiapan mental dan perencanaan.
Perlu disadari bahwa ketenangan setelah market tutup adalah bagian penting dari proses. Evaluasi, bukan kecemasan, yang seharusnya mengisi waktu tersebut. Strategi yang matang, batasan risiko yang jelas, dan kedisiplinan akan membantu kita tetap tenang, apapun kondisi market luar. Jangan biarkan malam-malam kita dirusak oleh ketakutan akan hari esok yang belum tentu terjadi. Karena pada akhirnya, kesuksesan di pasar saham bukan hanya soal analisa, tapi juga soal mental yang terjaga.
$ANTM $MEDC $ITMG