$BUMI $BYAN $PTBA
“Bro, gua ingat tahun lalu lue bilang agar jauhi saham Automotive. Sekarang terbukti terus turun,“ kata Herman tadi saat ketemu di PIK.
Saya senyum aja.
“Terus gimana prospek saham batubara ?" tanya Herman.
“Selama 3 (tiga) tahun kedepan, lue usahakan kurangi saham dari Emiten itu. Lembaga keuangan international Banned pembangkit listrik yang Fuel-nya batubara. Tiga tahun lagi China sebagai Buyer terbesar batubara akan Complete transisi energi. Pembangkit listrik batubara akan di-Shutdown," kata saya.
“Gimana dengan nikel ?" tanya Herman.
“Kebutuhan massal nikel terhenti akibat suksesnya baterai LFP sebagai substitusi nikel. Kelebihan kapasitas Smelter berdampak kepada "jatuhnya" harga secara global. Kalau dari 10 Smelter yang ada di Indonesia, 7 ditutup, itu akan membantu stabilnya harga nikel global. Maklum, Indonesia kan penghasil nikel nomor 1 dunia,” kata saya.
“Pantas saham batubara jatuh kecuali Emiten punya BUMN. Jatuhnya engga begitu besar. Itu karena dapat kontrak jual ke PLN. Yang ekspor, semua "jatuh" Significant. Emiten nikel juga jatuh Significant,“ kata Herman.
Saya senyum aja. Karena sejak tahun lalu Asing sudah Sale Off saham batubara dan nikel.
“Terus gimana ekonomi kita ? Kan, 2/3 devisa dari dua komoditi. Apalagi harga CPO sejak tahun 2024 terus jatuh. Tahun ini juga jatuh,“ kata Herman.
Saya senyum aja.
“Kita harus "pasang Seat Belt" bersiap Crash,“ lanjut saya.
“Gimana dengan kurs Rupiah ?" tanya Herman.
“Mei dan Juni, SRBI jatuh tempo Rp 200 Trilun lebih. Kupon utang luar negeri Juni harus dibayar. Artinya, permintaan USD akan "tinggi" sementara sentimen positif akan ada Cut Fed Rate kembali "memudar". Kedepan akan sangat sulit BI "jaga" IDR. Setidaknya sampai Juni, orang akan lebih baik pegang USD. Tentu Volatilitas IDR semakin lebar,” kata saya.
"Duh, gelap," kata Herman dengan wajah khawatir
Sumber Link Facebook :
https://cutt.ly/frlnvzEe
Terima kasih sudah membaca.