🕊FAITH
Find And Invest Then Hold
Namanya Tio. Umurnya 42.
Pekerja kantoran biasa. Setiap pagi, sebelum kerja, dia buka aplikasi saham. Bukan buat trading. Cuma buat lihat.
Lima tahun lalu, dia nemu satu saham kecil. Sepi. Tidak populer.
Tapi dia baca laporan keuangannya, dia nonton presentasi direksinya, dan dia bilang ke dirinya sendiri:
“Gue percaya ini perusahaan bagus. Belum dilihat orang aja.”
Dia beli. Ga banyak. Tapi cukup buat bikin deg-degan.
Bulan pertama… naik.
Bulan kedua… turun.
Bulan ketiga… sideways.
Bulan keempat… dihina teman:
“Ngapain lu nahan saham sepi? Gak likuid. Gak cuan.”
Tapi Tio gak jual. Dia bukan nahan karena keras kepala.
Dia nahan karena dia FAITH.
Find. And Invest. Then Hold.
Dia sudah nemu. Dia sudah invest. Dan sekarang… dia percaya.
“Kalau semua orang udah ngomongin, berarti udah mahal,” katanya sambil menyeruput kopi hitam.
Dia percaya pada satu prinsip yang dia pelajari bukan dari seminar atau influencer, tapi dari kesabaran:
FAITH — Find And Invest Then Hold.
FIND:
Tio bukan Pakar Saham, tapi dia Paham: “Perusahaan dgn Pengendali yang jujur biasanya tumbuh perlahan tapi pasti.”
Dia mencari perusahaan kecil yang jarang dilirik, tapi rajin untung, bebas utang, dan punya Produk yang Nyata dan Prospek yang Cerah.
AND
INVEST:
Bukan ratusan juta sekaligus. Dia nabung. Tiap bulan. Pelan-pelan. Kadang cuma 500 ribu, kadang 1 juta.
Dia bilang, “Saya bukan pemburu cuan cepat. Saya petani saham.”
THEN
HOLD:
Pernah sahamnya naik 30% dalam 4 hari. Tapi bukan itu yang bikin dia bangga.
Yang dia banggakan adalah:
“Saya nggak tergoda jual waktu rame-rame euforia. Karena saya tahu, buah yang paling manis itu yang dipetik belakangan.”
FAITH bukan sekadar strategi. Itu iman—bahwa waktu akan berpihak pada yang sabar.
Tiga tahun berlalu.
Saham itu akhirnya dilirik fund besar.
Masuk indeks. Volume meledak.
Harga? 40 kali lipat dari harga beli.
Tio? Senyum kecil sambil tetap buka aplikasi setiap pagi.
Dia bilang ke dirinya sendiri,
“Kadang yang paling susah itu bukan cari saham bagus, tapi nunggu orang lain sadar itu saham bagus.”
Semoga Bermanfaat
-Martha Sitorus-