Gelisa?
Banyak trader dan investor pemula merasa tidak tenang ketika melihat dana di RDN masih utuh. Bukannya bersyukur karena memiliki cadangan amunisi yang bisa digunakan dengan bijak, justru muncul kegelisahan yang mengganggu pikiran. Alih-alih bersabar dan menunggu momen terbaik, waktu malah dihabiskan untuk terus-menerus mencari saham apa yang bisa segera dibeli. Rasa takut ketinggalan (FOMO) dan keinginan cepat memutar uang menjadi dorongan kuat yang sering menyesatkan arah.
Gelisah ini tidak hanya mengganggu aktivitas trading, tetapi juga merembet ke kehidupan sehari-hari. Ketika seharusnya fokus menyelesaikan pekerjaan utama, pikiran malah melayang ke layar monitor, mencari sinyal entah dari mana. Konsentrasi terganggu, produktivitas menurun, dan emosi mulai campur aduk. Dalam kondisi seperti itu, keputusan untuk membeli saham bukan lagi berdasarkan analisa, melainkan dorongan sesaat untuk "mengisi kekosongan" di RDN yang seolah memanggil-manggil untuk segera digunakan.
Akhir dari kegelisahan ini sering kali adalah keputusan impulsif yang salah arah. Saham yang dibeli bukan hasil dari analisa yang matang, tetapi hasil dari tekanan batin untuk “melakukan sesuatu.” Ketidaksabaran yang dipupuk oleh dana yang menganggur membuat kita cenderung masuk ke saham yang sedang hype, padahal belum tentu sehat atau sesuai dengan strategi. Ketika akhirnya mengalami kerugian, penyesalan datang, namun siklus itu bisa terulang lagi jika tidak diatasi dari akarnya.
Ketika dana masih penuh, seharusnya kita melihatnya sebagai kekuatan, bukan sebagai beban. Menahan diri untuk tidak terburu-buru justru merupakan bentuk kedewasaan dalam berinvestasi. Pasar akan selalu memberikan peluang, dan tugas kita adalah menunggu peluang terbaik datang, bukan memaksakan aksi saat kondisi belum mendukung. Kendalikan kegelisahan, tetap fokus pada rencana, dan gunakan dana hanya ketika alasan untuk membeli benar-benar jelas dan masuk akal.
$ULTJ $CMNP $SIDO