imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

@dhwibowo Kalau kita telusuri laporan keuangan $PRDA per Maret 2025, ada satu hal yang bikin alis langsung naik: beban lain-lain yang tersebar di banyak tempat, nilainya kecil-kecil tapi kalau dikumpulkan bikin kepala cenat-cenut. Pertama-tama, dari pos pendapatan (beban) lain-lain, muncul angka yang agak mencolok: total beban lainnya mencapai Rp2,2 Miliar. Yang paling besar dan mencolok adalah denda pajak sebesar Rp1,666 Miliar. Ini bukan beban operasional, dan muncul mendadak tahun ini—entah ada urusan perpajakan apa yang kelupaan, tapi jelas bikin tekor. Ditambah rugi selisih kurs Rp45 Juta dan beban lain-lain Rp498 Juta yang nggak dijelaskan rinci, totalnya jadi beban non-operasional Rp2,2 Miliar, yang akhirnya bikin PRDA merugi Rp272 Juta dari akun ini saja. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Tapi nggak berhenti di situ. Di dalam COGS atau beban pokok pendapatan, ada juga ‘beban lain-lain’ yang lebih halus bentuknya. Misalnya, tiba-tiba muncul biaya kontrol kualitas sebesar Rp1,3 Miliar yang sebelumnya nggak ada. Bisa jadi ini karena pembukaan cabang masif tiap minggu bikin manajemen pengen lebih ketat ngecek kualitas layanan. Lalu ada juga amortisasi aset tak berwujud senilai Rp5,1 Miliar yang langsung nongol dari nol tahun lalu—entah beli sistem IT baru, lisensi alat medis, atau hak paten layanan tertentu. Intinya, ini bikin beban tak langsung melonjak +18,8% dari Rp44,9 M jadi Rp53,3 Miliar. Jadi walau gak kelihatan mencolok di permukaan, akumulasi hal-hal “tidak terklasifikasi” ini nyatanya cukup berat.

Nah, dari sisi beban usaha (SG&A), beban lain-lain yang nggak biasa juga muncul. Contohnya, biaya pengurusan surat dan izin yang sebelumnya nihil, kini jadi Rp1,3 Miliar. Perjalanan dinas dan transportasi naik dari Rp4,3 Miliar jadi Rp7,2 Miliar, kenaikan hampir Rp3 Miliar hanya dalam 3 bulan. Dan jangan lupa biaya IT & digital yang naik tajam dari Rp6 Miliar jadi Rp17,5 Miliar—mungkin buat support sistem cabang baru, tapi lonjakannya terlalu cepat. Gaji dan konsultan memang stagnan atau sedikit turun, tapi pos-pos tambahan baru seperti ini yang bikin beban usaha naik dari Rp246 Miliar ke Rp264 Miliar (+7,6%).Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi kalau kita lihat secara keseluruhan, banyak akun yang kecil-kecil tapi jumlahnya bikin dompet bolong. Beban lain-lain dari denda, kontrol kualitas, amortisasi mendadak, hingga pengurusan izin baru semuanya menunjukkan bahwa PRDA lagi berada dalam fase transisi besar—buka cabang di mana-mana, sistem lagi dibangun, tapi sayangnya semua itu belum ngehasilin pendapatan tambahan yang signifikan. Akhirnya? Laba pun anjlok, bahkan sempat rugi operasional. Bukan cuma soal ekspansi, tapi soal manajemen beban yang belum terkontrol dengan rapi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy