$TMPI Taman Makam Para Investor (Bagian 2):
Ketika Cuan Jadi Kenangan, dan Cut Loss Jadi Doa Harian
Pernahkah kamu duduk diam, menatap portofolio saham seperti menatap batu nisan? Jika ya, selamat. Kamu tidak sendiri.
Di antara impian pensiun dini dan mimpi beli properti tanpa KPR, banyak investor akhirnya tersesat dalam gelombang hype, fear of missing out, dan rekomendasi dari grup WhatsApp. Dan begitulah… satu per satu mereka masuk ke tempat yang tak pernah diiklankan di seminar: Taman Makam Para Investor.
Di sinilah Mereka Bersemayam:
• Yang percaya saham gorengan bisa jadi rejeki nomplok.
• Yang bilang “hold aja, nanti juga balik!”
• Yang beli karena tetangga beli.
• Yang averaging down… sampai saldo juga down.
Setiap makam punya epitaf yang jujur dan getir:
“Di sini berbaring investor optimis. Terakhir terlihat beli saham di harga puncak.”
Tapi Jangan Salah, Mereka Punya Warisan
Bukan berupa cuan atau rumah mewah. Tapi warisan paling berharga: pelajaran.
Bahwa investasi bukan sekadar beli dan lupa.
Bahwa fundamental lebih penting dari rumor.
Bahwa sabar bukan berarti pasrah, dan panik bukan strategi.
Apakah Kamu Akan Menyusul?
Mungkin. Tapi bisa juga tidak.
Asal kamu sadar, bahwa dunia saham bukan panggung sulap.
Cuan tak datang dari harapan kosong, tapi dari proses yang panjang, melelahkan, dan sering membosankan.
Dan saat kamu nyaris menyerah, ingatlah:
Jalan menuju kebebasan finansial bukan lewat shortcut, tapi lewat kesadaran, kendali emosi, dan… riset yang enggak cuma dari video TikTok.
⸻
Karena tujuan kita bukan ikut berbaring di taman itu, tapi berziarah ke sana—dengan bunga, bukan dengan saldo merah.
Tersenyum, memberi hormat, lalu melangkah lebih bijak sebagai investor yang tumbuh dari cerita-cerita pilu di taman sunyi itu.
$WIFI $PANI