imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MLIA Q1 2025: Laba Makin Anjlok

PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) adalah salah satu contoh perusahaan industri tua yang setia pada jalur konservatif dan fokus pada satu inti bisnis. Berdiri sejak 1986, perusahaan ini mulai beroperasi komersial pada 1990 dan melantai di Bursa Efek Indonesia sejak 1993. Sejak IPO dan dua kali rights issue (1995 dan 1996), MLIA tidak pernah lagi menambah modal melalui pasar modal. Total saham beredar masih tetap 6,615 miliar lembar per 31 Maret 2025. Ini menjadikan struktur kepemilikannya stabil dan bebas dari efek dilusi. Dari sisi tata kelola, jajaran direksi dan komisaris juga tidak banyak berubah. Direksi masih diisi oleh nama-nama dari keluarga Tjandranegara, sementara komisaris utamanya adalah Osman Sitorus yang juga merangkap ketua komite audit. Bahkan karyawan tetap pun menurun tipis menjadi 3.111 orang (turun dari 3.134), bisa jadi karena efisiensi, tapi juga bisa menandakan restrukturisasi diam-diam di dalam. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

MLIA sebenarnya hanyalah perusahaan induk, karena operasional bisnis sesungguhnya ada di anak usaha tunggal: PT Muliaglass (MGL) di Cikarang, yang memproduksi kaca lembaran, kaca pengaman, botol kemasan, dan glass block. MGL menyumbang 99,99% dari seluruh aset grup, dan bisa dibilang MLIA hidup dari napas MGL. Total aset sebelum eliminasi anak usaha ini naik dari Rp6,97 Triliun menjadi Rp7,11 Triliun (+2,1% QoQ). Kalau dibilang MLIA ini bisnis yang bergantung pada satu anak usaha, memang iya, tapi anak usaha ini sangat kapital-intensif dan menjadi motor utama kinerja grup.

Namun meskipun aset dan posisi struktur terlihat kokoh, performa operasional MLIA pada Q1 2025 tidak bisa dibilang sehat. Pendapatan MLIA turun dari Rp1,07 Triliun menjadi Rp991 Miliar (-7,6% YoY), sementara beban pokok naik dari Rp800 Miliar ke Rp815 Miliar (+1,8% YoY). Margin laba kotor rontok dari 25,3% ke hanya 17,8%, tanda tekanan berat dari sisi efisiensi produksi. Biaya bahan bakar naik 7,2% jadi Rp205 Miliar, gaji pabrik Rp56 Miliar, dan depresiasi Rp77 Miliar. Yang lebih aneh, barang pecah di beban umum naik 5 kali lipat dari Rp1,3 Miliar ke Rp7,3 Miliar, artinya ada masalah handling, kontrol kualitas, atau logistik yang tak terlihat di permukaan.

Laba bersih anjlok tajam dari Rp105 Miliar jadi Rp27 Miliar (-74%), tapi anehnya manajemen tetap membayar dividen tunai penuh Rp99 Miliar, sesuai keputusan RUPS Mei 2024. Memang komitmen terhadap pemegang saham tinggi, tapi ini juga bisa memberatkan arus kas jika tren laba tidak segera pulih. Walaupun begitu, arus kas operasional justru naik signifikan menjadi Rp150 Miliar dari sebelumnya Rp70 Miliar. Artinya, perusahaan masih punya kemampuan menarik kas dari pelanggan lebih baik dibanding tahun lalu. Sayangnya, arus kas investasi tercatat negatif Rp164 Miliar karena belanja modal dan pembelian mesin, sehingga kas bersih akhir periode justru turun. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi neraca, MLIA masih sangat konservatif. Total aset mencapai Rp7,05 Triliun, turun tipis dari Rp7,2 Triliun. Kas tercatat Rp657 Miliar, sebagian besar dalam bentuk USD (sekitar 52%), mencerminkan kehati-hatian menghadapi risiko nilai tukar. Piutang turun drastis dari Rp696 Miliar ke Rp593 Miliar, kemungkinan karena penurunan penjualan. Namun yang perlu dicatat, rasio piutang macet sangat rendah, hanya Rp311 juta, dan tidak ada masalah kolektibilitas besar. Persediaan naik tipis jadi Rp1,03 Triliun, dengan mayoritas berupa barang jadi (64,6%). Ini bisa sinyal bahwa barang menumpuk di gudang karena penjualan yang tidak terlalu lancar. Total aset tetap Rp4,63 Triliun masih stabil, sebagian besar berasal dari mesin dan bangunan.

Utangnya pun masih terkendali. Total liabilitas Rp1,82 Triliun, yang terdiri dari utang jangka pendek Rp1,02 Triliun dan utang jangka panjang Rp798 Miliar. Utang bank jangka pendek Rp188 Miliar dan jangka panjang Rp525 Miliar. Beban bunga turun 20% YoY, menandakan efisiensi dalam manajemen pinjaman. Beban keuangan Rp15,8 Miliar, dan seluruh pinjaman dijamin aset tetap berupa tanah dan mesin. Risiko valas juga relatif aman karena total aset dalam USD lebih besar dari liabilitas USD—aset bersih valas MLIA di atas Rp600 Miliar.

Dari sisi segmen usaha, MLIA terbagi jadi tiga: kaca lembaran menyumbang 56% revenue, botol kemasan + glass block sekitar 37%, sisanya kaca pengaman. Secara geografis, 58% penjualan masih dari pasar domestik, sisanya tersebar ke Asia, Amerika, Eropa, Australia, dan Afrika. Ini menunjukkan bahwa MLIA cukup kuat dalam pasar ekspor dan punya ketergantungan yang lebih rendah pada market dalam negeri dibanding perusahaan sejenis.

MLIA adalah perusahaan yang defensif, konservatif, dan relatif transparan (baik dalam produk maupun tata kelola). Namun tekanan margin yang muncul dari kenaikan biaya dan anjloknya laba bersih dalam satu kuartal ini menunjukkan bahwa bisnis kaca bukan bisnis yang bisa dikelola dengan autopilot. Butuh perhatian ekstra pada efisiensi logistik, kontrol kualitas, dan manajemen produksi jika MLIA ingin mengembalikan margin ke level historisnya. Apalagi mereka sudah belanja cukup besar untuk aset tetap dan uang muka mesin baru, sehingga investor akan menanti apakah investasi ini bisa mendongkrak revenue atau hanya menambah beban depresiasi. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jadi, MLIA ini bukan saham yang seksi, tapi tetap layak diamati. Mereka punya fondasi yang kuat, tetapi kalau tak hati-hati dalam menjaga profitabilitas, bisa pelan-pelan tergilas oleh efisiensi dan strategi kompetitor yang lebih tajam.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy