@siputlembek Kalau time-frame investasi Anda tidak terlalu panjang, coba tunggu perkembangan dalam 3-4 kwartal ke depan dulu, saat smart-money sudah “boleh” berinvestasi pada perusahaan ini.
Kalau Anda lihat, angka defisit ini masih sekitar USD 24 Juta. Semester I ini perusahaan mulai menghasilkan laba sekitar USD 9 Juta. Jika tidak ada peningkatan kapasitas, tidak ada perubahan harga jual dan tidak ada perbaikan dalam efisiensi, maka bisa kita asumsikan di dalam 3-4 kwartal ke depan, angka defisit itu akan hilang. Kita bisa perkirakan laba yang bisa dicapai sekitar USD 15-20 Juta di tahun ini. Dengan demikian, jika tidak ada perubahan drastis, Kwartal II tahun depan (2019), angka defisit itu sudah hilang.
Dengan kombinasi dua faktor ini : 1) perusahaan sudah mulai mencatat laba (mulai tahun ini), dan 2) defisit hilang, mungkin para professional investors sudah mulai tertarik. Apalagi jika Market Cap-nya sudah jauh lebih tinggi, sehingga memiliki bobot yang patut dipertimbangkan, dengan liquidity yang jauh lebih baik. Selain itu, jika laba ditahan itu angkanya sudah positif lagi (tidak defisit), maka perusahaan sudah bisa memberikan dividen. Another plus factor buat the smart money. Perusahaan yang masih defisit, Anda tahu, tidak dapat memberikan dividen, meskipun memiliki tons of cash dari cash flow from operation-nya. Memang aneh, tetapi nyata, hehehehe. Begitulah aturannya.