$ASII Kenapa pabrikan mobil Jepang belum mengeluarkan mobil listrik?
1. Fokus pada Teknologi Hybrid dan Hidrogen
Toyota, sebagai pelopor teknologi hybrid (Prius) dan fuel cell (Mirai), percaya bahwa mobil listrik bukan satu-satunya solusi masa depan. Mereka menilai hidrogen dan hybrid lebih cocok untuk berbagai kebutuhan pasar, terutama di negara dengan infrastruktur listrik belum memadai.
2. Pendekatan Evolusioner, Bukan Revolusioner
Pabrikan Jepang cenderung konservatif dan hati-hati dalam mengambil risiko teknologi baru. Mereka lebih memilih pendekatan bertahap dan berbasis bukti jangka panjang, memastikan kesiapan teknologi dan pasar sebelum berinvestasi besar-besaran.
3. Keraguan terhadap Infrastruktur dan Daya Listrik
Mereka mempertanyakan apakah infrastruktur pengisian daya global dan kapasitas produksi energi terbarukan cukup untuk mendukung pertumbuhan masif mobil listrik. Ada kekhawatiran bahwa lonjakan permintaan listrik bisa berujung pada masalah lingkungan atau pasokan energi baru.
4. Investasi Besar pada Teknologi Lama
Perusahaan seperti Toyota telah menginvestasikan miliaran dolar dalam teknologi mesin pembakaran internal dan hybrid, yang masih menghasilkan penjualan besar. Menggeser total ke BEV memerlukan pengorbanan investasi sebelumnya dan risiko finansial besar.
5. Tertinggal dari Kompetitor Tiongkok dan Tesla
Jepang kini kehilangan posisi dominan di teknologi BEV terhadap pemain seperti BYD, Tesla, dan Hyundai. Tapi kini mereka mulai mengejar: Toyota sudah merilis bZ4X, Honda akan merilis model hasil kerja sama dengan GM, dan Nissan memperluas model EV-nya seperti Ariya.
$IHSG $BBCA