imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

GDP Indonesia vs Judol

Prabowo melangkah ke kursi RI-1 membawa mimpi besar dan optimisme setinggi langit. Target pertumbuhan ekonomi pun disusun layaknya tangga menuju surga: 5,7% di 2025, 6,4% di 2026, terus menanjak ke 7% di 2027, 7,5% di 2028, dan klimaksnya 8% pada 2029. Ambisi ini bukan cuma retorika kampanye, tapi betul-betul dijadikan visi kerja lima tahun. Masyarakat diminta percaya, investor diajak bersiap, dan birokrasi diharapkan efisien seperti mesin Jepang. Tapi begitu kalender bergeser ke kuartal pertama 2025, kita semua dipaksa menatap kaca spion kenyataan: pertumbuhan ekonomi cuma 4,87% YoY. Bukan hanya lebih rendah dari target awal 5,7%, tapi juga di bawah ekspektasi konsensus pasar yang mematok 4,9%. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Di atas kertas, pertumbuhan 4,87% mungkin masih terdengar “lumayan”. Tapi buat negara yang berambisi keluar dari jebakan 5%, angka ini lebih mirip alarm. Konsumsi rumah tangga yang jadi tulang punggung ekonomi malah melemah ke 4,5% dari 4,91%. Belanja pemerintah, yang mestinya bisa dorong demand di awal tahun, justru minus 2,88% karena realisasi APBN baru nyentuh 17,1% dari pagu belanja. Investasi (PMTB)? Secara tahunan memang tumbuh 3,11%, tapi secara kuartalan ambles 6,5%—tanda jelas bahwa sektor swasta belum percaya diri. Hanya ekspor yang naik 9,52%, tapi sayangnya itu ikut diseret impor yang juga naik 5,07%, memperlihatkan bahwa permintaan domestik belum sepenuhnya pulih.

Lalu, mari bicara soal logika di balik mimpi 8%. Ekonom senior Chatib Basri sudah sejak awal mengingatkan: pertumbuhan ekonomi gak bisa cuma dipacu dengan semangat nasionalisme dan konferensi pers. Butuh modal konkret. Dalam bahasa ekonominya, kalau mau nambah 1% pertumbuhan, dibutuhkan tambahan investasi sebesar 6,8% dari PDB. Dengan asumsi PDB Indonesia Rp19.500 triliun, berarti kalau mau tumbuh dari 5% ke 6%, kita butuh Rp780 triliun investasi tambahan. Kalau mau naik ke 7%, dana tambahan itu harus tembus Rp1.950 triliun. Dan jangan lupa—itu hanya tambahan, bukan total. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Sumber dana itu idealnya dari tabungan domestik. Tapi faktanya, rasio tabungan Indonesia cuma mentok di 37% dari PDB. Artinya, kita belanja lebih banyak daripada yang kita simpan. Negara ini ibarat orang bergaji Rp10 juta, tapi gaya hidupnya Rp13 juta. Maka tak heran jika pemerintah berusaha menarik dana dari luar negeri lewat Penanaman Modal Asing (PMA), tapi sayangnya, meski jumlahnya meningkat dari Rp654 triliun di 2022 ke Rp744 triliun di 2023, laju pertumbuhannya justru melambat drastis dari 44% ke 13%. Investor asing mulai selektif, dan sayangnya, Indonesia belum cukup memikat.

Nah, di sinilah realitas makin brutal. Di tengah semua kebutuhan investasi dan target rasio pajak ke 16% dari PDB pada 2030, rakyat Indonesia justru sibuk menyuburkan sektor ekonomi gelap: judi online. PPATK baru saja merilis data yang bikin geleng-geleng kepala—perputaran dana judi online pada tahun 2025 mencapai Rp1.200 triliun, naik dari Rp981 triliun di 2024. Total pemainnya mencapai 8,8 juta orang, dan mayoritas berasal dari kelompok ekonomi menengah ke bawah—pelajar, mahasiswa, buruh, hingga ibu rumah tangga. Bahkan ada 80 ribu anak di bawah usia 10 tahun yang sudah ikut main. Kalau ini bukan krisis budaya, kita gak tahu lagi apa yang bisa disebut darurat nasional.

Di saat pemerintah mati-matian mendorong literasi keuangan dan inklusi perbankan, masyarakat justru ramai-ramai top-up ke situs slot pakai e-wallet. Bukan cuma masalah moral, ini juga jadi bencana fiskal. Uang yang seharusnya masuk ke sektor riil, tabungan bank, atau investasi, malah lari ke server-server anonim luar negeri. Negara minta rakyat rajin nabung dan bayar pajak, tapi realitanya 8 juta orang lebih memilih cari “cuan cepat” lewat putaran angka dan link referral.

Kominfo pun sudah berusaha. Sejak Januari 2025, mereka telah memblokir 43 ribu konten judi online. Bareskrim ikut turun tangan, memblokir 865 rekening dengan nilai total Rp194,7 miliar. Tapi sepertinya jumlah itu bahkan belum cukup buat mengganggu omset harian para bandar digital. Judi online bukan cuma marak, tapi sudah jadi ekosistem yang kuat—dari influencer pemancing, grup Telegram komunitas “cuan cepat”, sampai jaringan pembayaran digital yang tersamar rapi.

Bank Dunia pun turun tangan dengan dua skenario. Skenario pertama: genjot permintaan lewat investasi dan belanja pemerintah (GovPlanFR), tapi risikonya inflasi bisa tembus 9% dan ekonomi overheating. Skenario kedua: tambahkan reformasi struktural seperti peningkatan produktivitas, efisiensi birokrasi, dan reformasi pajak (GovPlanFRTFP)—hasilnya inflasi bisa ditekan ke 5,6% dan pertumbuhan lebih sehat. Tapi ya itu tadi, reformasi struktural di negeri ini sering hanya jadi bahan presentasi PowerPoint, bukan kebijakan nyata. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Singkatnya, Indonesia sedang berada di persimpangan: di satu sisi ada ambisi besar 8% pertumbuhan yang membutuhkan kerja keras, disiplin fiskal, investasi produktif, dan masyarakat yang sadar finansial. Di sisi lain, ada realitas pahit: konsumsi melambat, birokrasi lambat serap anggaran, investasi lesu, dan rakyatnya malah sibuk putar angka di situs ilegal. Negara pengen ngebut, tapi mesinnya karatan dan rodanya dipasang ke belakang. Dalam kondisi seperti ini, target 8% bukan mustahil… tapi kemungkinan lebih besar dicapai di dunia game simulasi ekonomi, bukan di kenyataan Indonesia 2025.

Bukannya beli saham fundamental seperti $BBRI $BMRI $BBCA malah top up judol. Gimana mau GDP meroket. Si Budidol bos Judol mantan mantri suntik desa komkomdidigigigi negara Wakandanesia aja sampai sekarang masih hahahihi mau bikin koperasi merah putih biru sesuai bendera Belanda.

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy