Rencana kuasi reorganisasi $BUMI disambut dengan gembira oleh para investor dan trader sejak bulan lalu. Setelah sekian lama, BUMI akhirnya bisa kembali membagikan dividen.
Tapi sayangnya kenyataan sering berbeda dari mimpi indah. Mau pakai rumus apa pun atau mau pakai aturan akuntansi apa pun, intinya tetap sama.
Duitnya dari mana?
Dividen dibayar pakai kas perusahaan. Bukan pakai laba bersih, EPS, atau DPR. Tapi pakai kas.
Saat ini kita bisa lihat sendiri nilai kas per saham hanya Rp. 1,66. Artinya nilai dividen tidak mungkin melebihi Rp. 1,66. Dan tidak ada emiten yang bersedia menghabiskan seluruh kas untuk dividen, apalagi masih ada utang jangka pendek yang nilainya 20x lebih banyak daripada kasnya itu sendiri.
Mungkin ada yang berpikir bahwa masih ada piutang jumbo yang bisa mendongkrak kas. Masalahnya, kalau mereka pernah merasakan secara langsung kondisi di lapangan, maka mereka akan sadar bahwa seringnya menagih pembayaran dari pihak-pihak tersebut tidak beda jauh dari kondisi dimana para debt collector menagih pembayaran dari para debitor bermasalah. Atau dengan kata lain, pembayarannya suka dimundurkan selama mungkin atau bahkan "pura-pura lupa" ada utang yang harus dilunasi. Ini sudah rahasia umum.
Jadi bisa kita simpulkan bahwa para investor yang mengincar dividen BUMI akan kecewa berat terhadap nilai dividen nantinya. Bisa jadi hanya sekitar 0,05 rupiah per saham. Dengan demikian nilai yield-nya hanya sekitar 0,04% dari harga saham sekarang.
Kita pesimis saja. Daripada terlalu optimis tapi kemudian zonk. Malah nyangkut akut nantinya.
Makanya tidak heran Chengdong terus distribusi non-stop. Sepertinya, mereka sudah kapok menahan saham BUMI kelamaan tanpa hasil yang sebanding.
$AADI $ITMG