Akhir pekan waktu yang tepat buat belajar termasuk belajar saham
Kami menulis artikel ini sudah 3 tahun yang lalu tapi sepertinya masih tetap relevan untuk saat ini
Judul artikelnya "Beli Saham Di Harga PUCUK? Why Not (Beserta Contoh Kasus Sahamnya)"
Pasti banyak yang langsung ketrigger
"Kok bisa beli saham di harga pucuk"
"Ilmunya kurang tuh kalo beli saham di pucuk"
"Ati-ati jadi nyangkuter lho kalo beli di pucuk"
Yuk disimak pelan-pelan ya
Artikelnya bisa disimak langsung juga disini https://cutt.ly/frkPBqlZ (kalo nanti ada pembahasan yang perlu gambar langsung cek langsung di webnya saja)
Banyak investor pemula yang sering merasa ketakutan saat membeli saham di harga pucuk.
Istilah membeli saham di harga pucuk adalah saat kita membeli saham di harga tertingginya, di periode tertentu dan kemudian longsor alias terjun beberapa waktu kemudian.
Kita menganggap harga saham AYAM 1000 adalah harga pucuk karena setelah beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian harga saham AYAM hanya di kisaran 500.
Mereka kemudian merasa sedih dan merasa analisanya gagal hanya karena beli di harga pucuk, padahal kalo sudah baca penjelasan di bawah ini mau beli saham pucukpun siap.
Nah berikut ini ada beberapa faktor terkait saham di harga pucuk :
1. Tergantung analisa
Harga pucuk tergantung dari masing-masing analisa yang digunakan.
Saat ini ada banyak sekali ilmu investing seperti growth investing, value investing, dividend investing, core investing dll.
Baca Belajar Tentang Value, Growth, Garp, Dividen, Core & Quality Investing https://cutt.ly/erkPBqpw
Suatu harga disebut pucuk atau bukan tergantung kita menggunakan analisa investing yang mana.
Bisa saja harga saham AYAM 2000 dimaknai harga pucuk bagi dividen investing, tetapi bagi value dan growth investing masih undervalue.
Contoh saham AYAM yang saat ini memiliki harga Rp 2000.
Menurut value investing harga Rp 2000 sudah over value karena harga wajarnya di kisaran Rp 500 saja. Artinya jika kita beli di harga Rp 2000 kita beli di harga pucuk.
Menurut growth investing harga Rp 2000 dengan kinerja yang ciamik masih undervalue karena menurut mereka dengan kinerja yang seperti itu pantas dihargai Rp 5000.
Artinya walopun kita beli di harga 2000 kita tetap sangat aman karena targetnya Rp 5000 dan itu bukanlah harga pucuk.
Menurut dividend investing harga Rp 2000 sangat menarik dengan return div yield per tahun 8%.
Situasi ini pernah terjadi beberapa saat lalu saat saham UNVR sudah turun sampe harga Rp 3800.
Bagi value investing beli di harga Rp 3800 masih sangat mahal karena harga wajarnya hanya kisaran Rp 400.
Namun bagi core stock investing, harga Rp 3800 sudah sangat murah dibanding harga rata-rata 5 tahun dengan imbal dividen di kisaran 5%.
Sedangkan bagi growth investing harga Rp 3800 sudah fair value dengan kinerjanya yang memang sudah lambat bahkan cenderung turun.
Artinya harga pucuk itu bisa dimaknai berbeda-beda tergantung analisa apa yang digunakan dan kita percayai.
Baca kabar terbaru UNVR UNVR Q1 2025 : Perbandingan Yang Tidak Tepat, Kita “Penyebabnya” & Potensi Yang (Tidak) Ada
https://cutt.ly/2rkPBqdX
Buat holder $UNVR sabar ya....hehe
Saya baru saja per tanggal 23 Desember 2021 membeli saham CSRA di harga 494. Termasuk pucuk bila dibandingkan dengan yang membeli di harga Rp 300an.
Namun bagi saya harga Rp 494 masih murah dan masih memiliki target harga wajar kisaran Rp 900 dan saat artikel ini ditulis harga saham CSRA berkisar Rp 650
Artinya pucuk saya bukan pucuk selamanya kan...tergantung timeframe juga
2. Timeframe
Jika teman-teman fokus di timeframe atau jangka waktu yang dialokasikan untuk berinvestasi saham maka sebenarnya tidak ada istilah pucuk. Lha kok bisa? Perhatikan contoh berikut
Jika kita beli saham $BBCA 04 Juli 2015 di harga Rp 3120 dan harga ini adalah harga pucuk.
Buktinya setelah tanggal tersebut harga saham BBCA terus longsor bahkan di tanggal 24 Agustus 2015 harga BBCA hanya Rp 2260
Pasti di tahun tersebut semua orang mengatakan bahwa harga saham BBCA longsor dan pasti sangat kasihan yang beli di pucuk di harga Rp 3120.
Dan yang waktu itu membeli di pucuk pasti juga panik, sedih dan stres.
Sekarang kita perpanjang timeframenya
Ternyata 5 tahun kemudian atau tepatnya 17 Januari 2021 harga saham BBCA menyentuh harga Rp 7080 atau saat hari transaksi menyentuh harga Rp 7300.
Artinya walopun kita membeli harga pucuk di tahun 2015 malah bisa menjadi harga bawah saat di tahun 2021 bahkan masuk bagger.
Bayangkan bagger di saham sekelas BBCA. Sudah aman cuannya pun tidak kaleng-kaleng.
Kuncinya hanya 1 yaitu timeframe.
Cuma timeframe yang panjang ini memang godaannya banyak sekali salah satunya adalah noise di bursa saham yang sangat berisik.
Bagaimana menentukan timeframe yang tepat?
Tidak ada yang tepat, namun menurut saya memberi waktu 3 tahun adalah hal yang paling masuk akal karena ada 1 tahun untuk kegiatan, 1 tahun untuk evaluasi tahun pertama, dan 1 tahun untuk membuktikannya.
Kembali ke cerita saya membeli saham $CSRA .
Saya berharap dalam 3 tahun CSRA mantul ke harga 900.
Kok kenapa tidak beli pas harga masih 300?
Jawabnya
Saya punya saham lain yang menurut saya masih lebih baik
Saya belum menemukan saham CSRA
Trus kalo beli di harga pucuk begitu apa tidak takut longsor?
Tidak, karena semakin turun saya siap average down terus. Kalian juga bisa lho baca tentang cara average down di artikel ini Kapan Waktu Yang TEPAT Untuk Average Down Atau Average Up? https://cutt.ly/grkPBqrM
Selain 2 faktor di atas, perhatikan 4 hal berikut
1. Kita sebagai investor WAJIB mengetahui apa yang dibeli.
Kita membeli saham XXXX dengan harga YYYY karena sudah sesuai dengan analisa kita bukan karena analisa orang lain apalagi karena hasil pompoman influencer saham
Baca selengkapnya Memahami Dengan JELAS Apa Perbedaan Pompom, Rekomendasi Dan Story Saham
https://cutt.ly/rrkPV6Hh
2. "PUCUK sekarang, bisa aja jurang di masa depan "
Kasus ini seperti contoh saham BBCA yang di tahun 2015 masuk kategori harga pucuk (Rp 3120) dan ternyata di tahun 2019 malah seperti harga jurang karena bisa cuan bagger (Rp 7300).
3. "Harga PUCUK masih bisa naik lagi, dan harga JURANG masih mungkin untuk terjun lagi."
Mindset di poin ketiga ini juga WAJIB dimiliki oleh semua investor agar tidak gampang stres jika ada yang mengusik saham kita dengan mengatakan saham yang kita beli sudah di harga pucuk.
Apakah harga pucuk sekarang bisa malah terbang? Sangat bisa
Apakah harga jurang yang kita punya masih bisa turun lebih dalam? Sangat bisa
Kadang kita beranggapan bahwa jika suatu harga sudah berada di pucuk maka tinggal menunggu longsornya, dan jika kita punya saham di harga jurang tinggal mantulnya.
Tetapi tidak semudah itu ferguso. Bursa saham sangat gila dan bisa sesuai teori bisa tidak sesuai teori.
4. Terus pantau kinerjanya
Agar suatu saham bisa naik harus memiliki kinerja fundamental istimewa. Dengan kinerja inilah saham kita memiliki peluang untuk membalikkan kondisi harga pucuk menjadi harga jurang. Yang tadinya resisten menjadi support
Baca artikel berikut tentang story saham
Mengenal Kondisi Perusahaan, Kinerja Perusahaan, Kinerja Saham Dan Menemukan STORY Lebih Cepat Dibanding Bandar
https://cutt.ly/7rkPBqnp
Gimana sudah paham kan?
Sebaiknya beli saat harga masih di bawah dan jarang yang tau ya
Kalo ada yang bilang “hati-hati harga sahammu harga pucuk” bilang aja ke orangnya “enjoy aja”