imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

Apakah $CNMA Punya Studio Film?

Pertanyaan salah satu user Stockbit bukan di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Sampai kuartal pertama 2025, PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk (CNMA), pemilik jaringan bioskop Cinema XXI, ternyata belum punya lini produksi film sendiri. Mereka masih sepenuhnya mengandalkan kerjasama dengan rumah produksi eksternal untuk menyuplai film-film yang tayang di layar mereka. Kalau kita telusuri satu per satu entitas anak CNMA, tidak ada satu pun yang bergerak di bidang produksi film. Nama-nama anak usaha seperti PT Layar Mitra Sejahtera (LMS), PT Layar Inspirasi Anak Bangsa (LIA), PT Parkit Mitra Sejahtera (PMS), PT Nusantara Elang Sejahtera (NES), PT Nusantara Sejahtera Raya International (NSRI), dan PT Layar Cinema Digital (LCD), semuanya hanya berkutat di pengelolaan bioskop, layanan makanan dan minuman, pemesanan tiket daring, teknologi digital bioskop, serta penyewaan lahan dan parkir. Semua klasifikasi usaha ini jelas-jelas berada di bawah label industri bioskop dan jasa pendukungnya. Artinya, sampai saat ini, CNMA belum turun langsung ke dunia belakang layar—belum menjadi kreator konten atau pemain di balik produksi film itu sendiri. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Model bisnis yang dijalankan CNMA saat ini lebih mirip “penyedia panggung” ketimbang “penulis naskah.” Mereka menandatangani kontrak eksklusif per film dengan berbagai rumah produksi ternama seperti PT Kharisma Starvision Plus, PT MD Entertainment $FILM, Falcon Pictures, Rapi Film, hingga Visinema Pictures. Sifat kontraknya non-eksklusif dan dilakukan per judul. Setelah film ditayangkan, pendapatan dari penjualan tiket dibagi dua secara proporsional—biasanya 50:50 antara pihak bioskop dan produser film. Ini adalah strategi yang cukup minim risiko, karena CNMA tidak menanggung biaya produksi, tidak repot mencari investor konten, dan tidak perlu mengurusi aktor, kru, atau syuting lokasi. Mereka tinggal buka layar, jual tiket, dan langsung dapat bagian dari pendapatan film yang laku.

Struktur biaya mereka pun mencerminkan skema itu. Per akhir Maret 2025, CNMA tercatat masih punya utang kepada beberapa rumah produksi. Utang ke PT Omega Film mencapai Rp12,3 Miliar, kepada MD Entertainment sebesar Rp4,6 Miliar, dan ke Visinema Pictures Rp1,2 Miliar. Total utang yang terkait langsung dengan film berjumlah Rp64,4 Miliar, yang setara dengan 38% dari total utang pihak ketiga. Ini menunjukkan bahwa posisi CNMA adalah sebagai pembeli jasa distribusi film yang harus bayar ke pemilik konten. Mereka tidak mencatat adanya aset berupa hak milik film yang bisa diamortisasi atau dimonetisasi jangka panjang seperti yang lazim dilakukan perusahaan produsen konten. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Lantas, apakah mereka punya kapasitas finansial untuk memulai lini produksi film sendiri atau bahkan mengakuisisi perusahaan film yang sudah eksis? Kalau bicara soal duit, jawabannya: sangat mampu. CNMA punya kas sebesar Rp1,79 Triliun di akhir kuartal pertama 2025. Mereka juga tidak memiliki utang berbunga sama sekali, artinya tidak ada beban bunga yang harus dibayar tiap bulan. Di sisi lain, ekuitas yang dimiliki pemilik entitas mencapai Rp3,98 Triliun. Kombinasi kas melimpah dan utang nol ini membuka peluang sangat besar—mereka bisa saja mendanai lima hingga sepuluh film layar lebar setiap tahun tanpa goyang neraca, atau kalau lebih ambisius, bisa membeli mayoritas saham perusahaan film yang sudah listing di bursa, seperti PT MD Pictures Tbk atau PT Net Visi Media Tbk atau $RAAM.

Tapi faktanya, di LK yang tersedia di Q1 2025, tidak ada satu pun sinyal bahwa CNMA tertarik untuk masuk ke bisnis produksi film. Tidak ada rencana investasi ke arah sana, tidak ada pencatatan goodwill dari pembelian entitas lain, tidak ada juga kontrak jangka panjang yang mengindikasikan pengambilalihan rumah produksi. Artinya, meskipun punya modal yang sangat cukup, CNMA tampaknya masih betah bermain aman sebagai pemilik layar bioskop, bukan sebagai pembuat film. Mereka masih memilih jalur “tiket laku, bagi hasil jalan,” ketimbang ikut turun ke kancah industri konten yang penuh risiko kreatif dan ketidakpastian pasar. Sampai ada pengumuman resmi atau manuver korporasi besar, CNMA tetap jadi tuan rumah yang baik, bukan sutradara cerita. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU

Read more...

1/10

testestestestestestestestestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy