Saham Sektor Kesehatan yang Sudah Rilis LK Q1 2025
Tadi baru rekap semua saham sektor kesehatan yang sudah rilis LK Q1 2025 di External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345
Sejauh ini baru 13 saham kesehatan yang rilis LK Q1 2025. Bahkan sekelas $SIDO pun belum rilis LK Q1 2025.
Sektor kesehatan di Q1 2025 kelihatannya masih sibuk menyembuhkan diri sendiri. Di tengah harapan bahwa ini sektor defensif yang aman buat parkir duit, kenyataannya nggak sesederhana itu. Beberapa emiten mencetak laba fantastis, tapi arus kasnya jebol. Ada juga yang labanya stabil dan dibarengi free cash flow tebal, tapi investor justru kabur karena katanya ‘kurang seksi’. Mari kita bedah satu per satu, siapa yang layak disimpan buat jangka panjang dan siapa yang cuma numpang lewat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Kita mulai dari $KLBF, raksasa farmasi yang udah mapan banget. Revenue Q1 2025 tembus Rp8,8 Triliun dengan laba bersih Rp1,08 Triliun. Marginnya stabil di NPM 12,17% dan ROE 14,29%. Free cash flow-nya tebal, Rp3 Triliun, dengan posisi kas bersih Rp4 Triliun. Valuasinya memang agak premium, PER 14,86 dan PBV 2,72, tapi wajar untuk kualitas seperti ini. Sayangnya, investor malah -46 orang bulan ini dan harga saham turun -6,19% setahun terakhir—mungkin karena pertumbuhan labanya "cuma" 12,45%, nggak wow buat yang suka hype.
Lalu ada TSPC yang jadi definisi klasik saham undervalued. PER cuma 7,27, PBV 1,31, tapi arus kas bebasnya Rp1,32 Triliun, dengan net cash Rp3,3 Triliun. Laba usaha naik 67,5%, ROIC 14,11%, dan umur piutang efisien banget, 39,98 hari. Laba bersih Rp409 Miliar, NPM 12,5%, dan yield 3,79%. Meski revenue-nya turun tipis -4,84%, saham ini tetap masuk kategori layak pantau ketat. Cuma ya, investor belum terlalu sadar: -45 orang dalam sebulan terakhir.
Bergeser ke $DVLA, yang tampil sebagai hidden gem. PER hanya 5,93, PBV 1,23, dan yield lumayan gede 6,47%. Laba bersih naik 16,86%, ROIC 10,17%, dan net cash Rp314 Miliar. Walau arus kas Q1 sedikit minus, trailing-nya tetap positif Rp229 Miliar. Piutangnya butuh waktu 121 hari buat cair, tapi wajar karena mayoritas revenue-nya dari distribusi. Investor malah nambah 36 orang bulan ini—sepertinya mulai kebuka matanya.
Kalau mau lihat margin rumah sakit premium, ya lihat MIKA. NPM 24,44%, OPM 30,76%, ROE 17,16%. Sayangnya, valuasi selangit: PER 28, PBV 5,13. Laba bersih Rp310 Miliar, tapi hanya naik 7,6%. Arus kas bebas Rp1 Triliun dan kas Rp1,74 Triliun aman, tapi investor justru lari -133 orang. Mungkin karena sadar: “bayar mahal, tapi pertumbuhannya pelan.” Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
OMED juga menarik—NPM 16,68%, ROIC 11,02%, dan free cash flow positif Rp254 Miliar. PER 14,97, PBV 1,72. Piutang 45 hari. Sahamnya memang belum ramai, -81 investor, tapi ini kandidat saham kecil yang efisien dan sehat secara keuangan.
Lanjut ke IRRA dan SAME, dua saham yang labanya melesat tapi kenyataannya... dompetnya bolong. IRRA cetak laba Rp10 Miliar (naik 141%) tapi free cash flow minus Rp456 Miliar. Piutangnya ngeri—185 hari, dan net debt Rp592 Miliar. SAME juga serupa, laba naik 566% tapi cuma Rp9 Miliar nominalnya, arus kas -Rp76 Miliar, dan net debt Rp864 Miliar. Dua-duanya dibalut PER tinggi (SAME 138x, IRRA 15,7x), tapi realitasnya keuangan mereka ngos-ngosan. Investor juga sadar, -153 dan -339 orang masing-masing.
MTMH sebenarnya punya revenue yang tumbuh 17% dan laba naik 97%, tapi sayangnya margin kecil banget. ROIC cuma 0,29%, free cash flow -Rp70 Miliar, dan net cash tipis. Saham ini seperti rumah sakit yang ramai pasien tapi nggak semua bayar tunai. Harga saham juga turun -23%, sinyal bahwa pasar belum percaya diri.
SOHO dan RSGK ada di tengah-tengah. SOHO margin-nya kecil, arus kas negatif, tapi revenue masih oke. PBV 3,05 bikin dia agak mahal. RSGK lebih parah, karena semua pertumbuhan negatif: revenue -9%, laba -46%, dan arus kas hampir netral. Valuasi PER 27 terlalu optimis untuk bisnis sekelas ini.
BMHS, CARE, dan SURI masuk kategori rawat intensif. BMHS punya revenue Rp379 Miliar tapi cuma laba Rp3,27 Miliar. PER 163, free cash flow negatif, dan utang Rp1 Triliun. CARE lebih parah: rugi Rp29 Miliar, ROE -2,92%, arus kas jebol Rp339 Miliar, dan valuasi malah negatif. SURI juga rugi, revenue kecil, dan PER 188—saham gocap yang mahal, bukan murah. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Saham Sehat dan Layak Investasi?
✅ DVLA: murah, efisien, arus kas oke, net cash
✅ TSPC: value menarik, cashflow kuat, margin tebal
✅ KLBF: stabil, cash flow besar, dividennya rajin
Saham Sehat tapi Mahal?
❗ MIKA: margin bagus, tapi valuasi kelewat premium
Saham Laba Naik Tapi Cashflow Agak Rawan?
❌ IRRA
❌ SAME
❌ MTMH (lebih ringan)
Saham Darurat ICU?
❌ CARE
❌ SURI
❌ BMHS
Saham dengan Umur Piutang Efisien (under 60 hari)?
✅ TSPC: 39,98 hari
✅ BMHS: 29,96 hari
✅ RSGK: 40,14 hari
✅ OMED: 45,8 hari
✅ KLBF: 53,23 hari
Jadi kalau mau investasi di sektor kesehatan bukan cuma lihat labanya naik atau nggak, tapi lihat juga: duitnya beneran masuk nggak? Kas-nya kuat nggak? Utangnya bisa dibayar? Kalau semua jawaban iya, baru itu namanya “saham sehat”—bukan cuma hasil rapid test doang. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf
Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.
Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345
Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm
Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx
Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW
Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
1/8