=====Memahami Struktur Offshore dalam Investasi: Studi Kasus Saham ADES====== PT Akasha Wira International Tbk. $ADES
Dalam dunia pasar modal, istilah offshore sering terdengar, namun masih banyak investor yang belum benar-benar memahami apa maknanya dan bagaimana dampaknya terhadap perusahaan publik. Untuk itu, mari kita telaah lewat kasus nyata: saham PT Akasha Wira International Tbk (ADES).
Apa itu Offshore?
Offshore merujuk pada struktur bisnis yang didirikan di luar negeri—biasanya di negara bebas pajak atau berpajak rendah seperti British Virgin Islands (BVI), Swiss, atau Singapura.
Tujuannya bisa bermacam-macam: efisiensi pajak, perlindungan aset, privasi pemilik, hingga strategi manajemen risiko internasional.
Contoh Kasus Saham ADES
ADES adalah emiten yang bergerak di sektor Air Minum Dalam Kemasan dan kosmetik premium. Namun, menariknya, pemegang saham pengendali (PSP) nya adalah individu bernama Mr Andy Pe Yong Woon, warga negara Singapura.
Tapi nama Andy tidak langsung muncul sebagai pemilik saham di laporan BEI atau KSEI.
Strukturnya seperti ini:
1. Mr Andy Pe Yong Woon → Pemilik utama
2. Memiliki 100% Fortitude Capital Ltd (British Virgin Islands)
3. Fortitude punya 100% saham Sofos Pte Ltd (Singapura)
4. Sofos punya 100% Water Partner Bottling SA (Swiss)
5. Water Partner Bottling SA memegang 91,52% saham ADES
Jadi, meskipun nama Mr Andy tidak muncul langsung, kontrol penuh terhadap ADES tetap berada di tangannya.
Apakah Offshore Itu Buruk?
Tidak selalu. Offshore adalah struktur legal yang banyak digunakan oleh korporasi global seperti Apple, Google, dan Nestlé. Namun, ada beberapa catatan kritis:
A) Struktur ini bisa membuat transparansi kepemilikan menjadi kabur, terutama bagi investor publik.
B) Risiko tata kelola meningkat jika tidak ada kejelasan arus dana atau kontrol bisnis.
Namun dalam kasus ADES, hingga kini:
A) Tidak ditemukan pelanggaran hukum,
B) Kinerja fundamental solid,
C) Bebas dari utang berbunga dan arus kas kuat (kas Rp 858 miliar di 2024).
Kenapa Investor Harus Tahu?
Karena memahami struktur offshore membantu kita menilai:
A) Siapa pemilik sebenarnya?
B) Apakah ada konflik kepentingan?
C) Bagaimana risiko tata kelola jangka panjang?
D) Apakah keuntungan perusahaan “dialihkan” ke luar negeri?
Kesimpulan
Struktur offshore seperti yang digunakan oleh pemilik ADES bukan hal ilegal, namun investor perlu lebih cermat dan kritis dalam membaca struktur pemilikannya.
Karena pada akhirnya, kita tidak hanya membeli saham — kita membeli bisnis, dan harus tahu siapa yang menjalankannya.
Disclaimer: Artikel ini untuk tujuan edukasi dan analisis. Tidak mewakili rekomendasi investasi dan tidak menyudutkan pihak siapapun.