imageProfile
Potential Junk
Potential Spam

$MAIN Apakah Memang Hanya Mainan?

Request salah satu member External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan Kode External Community A38138 https://stockbit.com/post/13223345

Kalau kita bedah laporan keuangan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) di kuartal pertama 2025, hasilnya bisa dibilang “bernapas tapi ngos-ngosan”. Pendapatan turun tipis 2,4% jadi Rp3,17 Triliun, sementara beban pokok penjualan cuma turun 0,7%. Alhasil, margin kotor makin tergerus dari 11,9% ke 10,3%. Laba bruto ikut nyusut 15% ke Rp328 Miliar, dan margin bersih anjlok dari 2,7% jadi 2,0%—laba bersihnya tinggal Rp62,9 Miliar alias turun 28,2% dibanding tahun lalu. Yang agak mending, arus kas operasi justru naik tajam ke Rp177 Miliar, bahkan jauh lebih besar dari labanya sendiri. Ini menunjukkan laba MAIN benar-benar didukung cash nyata, bukan cuma angka di laporan. Free cash flow-nya positif Rp147 Miliar, jadi perusahaan masih punya nafas panjang meski margin tipis. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Dari sisi struktur, total aset tercatat Rp5,35 Triliun dan liabilitas Rp2,26 Triliun, di mana 82%-nya jangka pendek. Pinjaman jangka pendek naik 12% ke Rp860 Miliar, dan utang ke pihak berelasi juga naik signifikan. Walau begitu, cadangan kas Rp352 Miliar cukup buat bayar bunga dan sebagian cicilan. Utang berbunga total Rp1,25 Triliun, tapi rasio DER masih wajar di 0,84x. Segmen usaha paling kuat tetap feedmill (pakan ternak), nyumbang Rp1,49 Triliun penjualan dan Rp144 Miliar laba usaha. Sementara lini lain kayak DOC, broiler, dan olahan makanan justru rugi. Artinya, bisnis utamanya masih ngebul, tapi beban dari unit-unit lain bikin performa keseluruhan jadi berat sebelah.

Valuasinya sendiri terbilang murah. Dengan harga saham Rp785, PBV MAIN hanya 0,65x dan PER-nya 6,98x. EV/FCF ada di 4,5x artinya kalau kamu beli seluruh perusahaan hari ini, kamu bayar setara 4,5 tahun free cash flow mereka. NCA-nya masih positif Rp583 Miliar, tapi NNWC-nya negatif jadi ini bukan saham cigar butt klasik, tapi masih punya buffer likuiditas. Risiko terbesar datang dari fluktuasi harga jagung dan bahan pakan yang menyumbang 91,5% dari COGS. Kalau harga bahan baku naik, margin langsung ketekuk. Di sisi lain, eksposur valas MAIN justru positif, karena mereka pegang kas USD Rp240 Miliar sementara liabilitas USD-nya cuma Rp2 Miliar.

MAIN bukan perusahaan dengan pertumbuhan eksplosif, tapi mereka juga bukan yang bakal tumbang besok. Ini tipe perusahaan yang sedang fokus bertahan, bukan ekspansi. Mereka irit capex, jaga cashflow, dan andalkan satu lini bisnis utama buat menopang semuanya. Jadi kalau kamu tipe investor yang sabar dan suka beli perusahaan diskon tapi masih sehat secara operasional, MAIN ini layak dilirik. Tapi kalau kamu cari pertumbuhan tinggi dan cerita ekspansi agresif, mungkin ini belum waktunya. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Potensi utama MAIN terletak pada kekuatan bisnis intinya: feedmill alias pakan ternak. Di tengah tekanan margin dan bisnis DOC serta broiler yang lagi megap-megap, segmen pakan justru masih konsisten menyumbang laba usaha yang signifikan Rp144,88 Miliar hanya dari lini itu di Q1 2025. Ini ibarat dapur utama yang tetap ngebul meskipun anggota keluarga lain lagi banyak utang. Dengan total kontribusi hampir setengah dari penjualan dan lebih dari 100% laba usaha, jelas bahwa efisiensi di lini feedmill adalah penopang utama perusahaan. Potensi ke depan? Kalau harga bahan baku bisa ditekan lebih lanjut misalnya lewat kontrak pasokan jangka panjang atau importir besar maka margin segmen ini bisa naik dan langsung memperbaiki profitabilitas keseluruhan.

Yang juga jadi potensi besar adalah cashflow yang sehat. Meskipun laba bersih turun, arus kas operasional naik 120% yoy jadi Rp177 Miliar, lebih besar dari laba itu sendiri. Artinya, kegiatan operasionalnya benar-benar menghasilkan uang tunai, bukan cuma untung di atas kertas. Dengan capex rendah dan utang jangka panjang yang stabil, free cash flow MAIN tembus Rp147 Miliar. Nah, di sinilah peluang unlock value terbuka lebar. Perusahaan bisa mulai menyalurkan kelebihan kas ini untuk bayar utang lebih cepat, bagi dividen, atau bahkan melakukan buyback saham di harga diskon (PBV 0,65x). Belum lagi valuasi EV/FCF hanya 4,5x terlalu murah kalau dibandingkan dengan potensi kas yang dihasilkan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Jika arus kas operasional dan belanja modal stabil seperti di Q1 2025, maka MAIN butuh sekitar 2,1 tahun untuk melunasi seluruh utang berbunga hanya dengan menggunakan free cash flow tanpa perlu ambil utang baru atau terbitkan saham tambahan. Ini tergolong singkat dan sehat secara struktur modal.

Selain itu, potensi katalis datang dari perbaikan segmen yang masih rugi. Kalau harga DOC dan broiler naik sedikit saja (karena siklus atau pemulihan permintaan), segmen-segmen yang tadinya beban ini bisa mulai netral atau bahkan kasih kontribusi laba. Ditambah lagi, perusahaan masih punya aset tersebar di empat pulau besar—yang secara logistik bisa bantu tekan biaya distribusi, apalagi kalau pemerintah dorong ekspor daging ayam olahan. Jadi kalau MAIN bisa optimalkan utilisasi pabrik makanan olahan dan memperluas pasar luar negeri, itu bisa jadi game changer. Intinya, perusahaan ini bukan tanpa masalah, tapi juga bukan tanpa harapan. Dengan katalis operasional yang membaik, strategi efisiensi jalan terus, dan valuasi masih murah, tinggal tunggu momen untuk value-nya benar-benar "di-unlock".

Kalau bicara ancaman buat MAIN, laporan keuangan Q1 2025 sudah kasih sinyal yang cukup jelas: margin makin tipis, beban operasional naik, dan struktur utangnya condong ke jangka pendek. Mulai dari sisi profitabilitas, margin kotor turun ke 10,3% dari 11,9%, dan margin bersih susut ke 2,0%. Beban umum dan administrasi naik 19,5% dalam satu kuartal, jadi Rp104,9 Miliar—naiknya gaji, asuransi, sampai jamuan, padahal revenue-nya turun. Artinya, perusahaan sedang kehilangan kelincahan biaya. Sementara itu, laba bersih turun 28%, dan EPS tinggal Rp22 dari sebelumnya Rp39. Ini bikin investor skeptis soal prospek jangka pendek, apalagi kalau tekanan biaya ini gak segera diredam.

Risiko kedua datang dari struktur utang. Total liabilitas naik ke Rp2,26 Triliun dan 82% di antaranya jangka pendek. Pinjaman jangka pendek melonjak 12,3% jadi Rp860 Miliar, yang bikin tekanan likuiditas makin nyata. Kas perusahaan memang naik ke Rp352 Miliar, tapi itu hanya cukup buat nutup 19% dari liabilitas jangka pendek. Dengan cashflow dari operasi sekitar Rp177 Miliar per kuartal, MAIN butuh waktu lebih dari lima kuartal cuma untuk nutup utang berbunga jangka pendek, tanpa hitung kebutuhan operasional lain. Jadi kalau terjadi gangguan cashflow entah karena harga jagung naik, piutang nyangkut, atau penjualan lesu posisi keuangan bisa langsung seret.

Ancaman lainnya datang dari ketergantungan bahan baku dan fluktuasi harga komoditas. Bahan baku menyumbang 91,5% dari COGS artinya harga jagung, bungkil kedelai, atau pakan lain naik 10%, margin bisa langsung digerogoti. Dan saat ini, MAIN tidak punya strategi hedging bahan baku yang eksplisit dalam laporan. Jadi bisa dibilang mereka ibarat berlayar tanpa pelampung dalam pasar komoditas global. Belum lagi nilai wajar ayam hidup turun Rp23 Miliar hanya karena asumsi biaya pakan naik, yang otomatis menyakiti laba bruto lewat pos penyesuaian non-kas.

Dari sisi manajemen risiko kredit, piutang usaha bruto Rp835 Miliar, dan yang sudah disisihkan untuk potensi macet Rp124 Miliar—alias 14,9% dari total. Itu angka yang cukup besar. Ditambah, Rp258 Miliar piutang sudah lewat jatuh tempo tapi belum diturunkan nilainya. Kalau ini mulai gagal bayar, arus kas langsung tertekan. Sementara itu, ketergantungan terhadap entitas grup juga naik utang usaha ke pihak berelasi naik jadi Rp324 Miliar. Ini memang fleksibel, tapi juga rawan jadi jebakan koordinasi dan efisiensi internal yang bias.

MAIN punya banyak potensi tapi juga dikepung oleh risiko yang nyata dan tidak ringan. Likuiditas yang makin sempit, margin yang makin mepet, beban operasional yang membengkak, dan volatilitas bahan baku adalah kombinasi yang bisa bikin unlock value tertunda lama kalau tidak segera dibereskan. Unlock value hanya mungkin kalau manajemen mulai disiplin potong biaya, tata ulang struktur utang, dan lindungi margin dari fluktuasi harga. Tanpa itu, harga saham bisa murah terus bukan karena undervalued, tapi karena investor tahu risikonya berat. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Kalau kamu seorang value investor, saham seperti MAIN itu ibarat warung lawas di pinggir jalan, gak heboh, tapi masih jalan, masih punya pelanggan tetap, dan harganya lagi diskon. Dengan PBV cuma 0,65x, PER 6,98x, dan EV/FCF 4,5x, valuasinya jelas masuk kriteria undervalued. Ditambah lagi, arus kas operasional jauh lebih besar dari laba bersih, jadi keuntungannya bukan cuma “laba kertas”. Tapi, sebagai value investor, kamu harus siap sabar, karena katalis buat unlock value-nya belum tentu muncul cepat. Kamu beli saham ini bukan buat dapet cuan minggu depan, tapi buat nikmatin hasil saat manajemen beresin margin, lunasin utang jangka pendek, dan segmen rugi mulai ngerem pemborosan. Yang penting, selama balance sheet-nya masih aman dan core business (feedmill) tetap nyetor laba, MAIN layak ditahan buat jangka menengah sampai panjang.

Beda cerita kalau kamu seorang growth investor. Kamu butuh cerita pertumbuhan, ekspansi, atau setidaknya margin yang naik terus tiap kuartal. Dan sayangnya, itu gak ada di MAIN saat ini. Revenue-nya turun, margin makin tipis, dan segmen DOC, broiler, bahkan makanan olahan semuanya masih rugi. Bahkan capex-nya pun cuma Rp30 Miliar itu tandanya perusahaan lagi tahan ekspansi, bukan dorong pertumbuhan. Gak ada pipeline pabrik baru, gak ada sinyal ekspor digas, dan market-nya masih 95% lokal. Buat kamu yang cari cerita “next big thing”, MAIN bukan kuda pacu yang kamu cari. Ini lebih cocok ditinggal dulu, sampai ada sinyal perubahan arah strategi atau perbaikan kinerja di lini non-feedmill.

Nah, kalau kamu tipe spekulan, MAIN justru menarik karena dua hal: valuasinya murah, dan posisi teknikalnya biasanya mantul dari support kalau ada katalis kecil. Misalnya, harga jagung global tiba-tiba anjlok, atau harga ayam hidup mendadak naik karena musim. Spekulan gak butuh cerita fundamental yang mulus, yang penting ada momentum buat cuan cepat. Tapi tetap, kamu harus disiplin cut loss dan jangan nikah sama sahamnya. Karena kalau ternyata tekanan margin makin parah dan investor institusi makin buang posisi, harga bisa makin loyo. Spekulasi di MAIN itu seperti numpang angkot pas kosong bisa cepat nyampe tujuan, tapi harus waspada kalau angkotnya ngerem mendadak.

Intinya, posisi kamu sebagai investor menentukan cara kamu memperlakukan saham ini. MAIN bukan saham segala cuaca, tapi buat investor yang sabar, disiplin, dan tahu apa yang dicari, saham ini bisa kasih hasil yang memuaskan asal gak keburu panik di tengah jalan. Upgrade skill https://cutt.ly/Ve3nZHZf

Ini bukan rekomendasi jual dan beli saham. Keputusan ada di tangan masing-masing investor.

Untuk diskusi lebih lanjut bisa lewat External Community Pintar Nyangkut di Telegram dengan mendaftarkan diri ke External Community menggunakan kode: A38138
Link Panduan https://stockbit.com/post/13223345

Kunjungi Insight Pintar Nyangkut di sini https://cutt.ly/ne0pqmLm

Sedangkan untuk rekomendasi belajar saham bisa cek di sini https://cutt.ly/Ve3nZHZf
https://cutt.ly/ge3LaGFx

Toko Kaos Pintar Nyangkut https://cutt.ly/XruoaWRW

Disclaimer: http://bit.ly/3RznNpU
$JPFA $CPIN

Read more...

1/3

testestes
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy