Saham Indonesia Dibandingkan dengan Emas (Komoditas)

Beberapa minggu lalu sejujurnya saya sempat agak pusing (karena menyesal). Kepusingan (Baca: penyesalan) saya saya simpel disebabkan saya memilih masuk ke saham atas sebagian uang "dingin" saya padahal ketika saya cerita ke keluarga selalu cuap-cuap soal ekonomi yang "sepertinya" memang tidak baik-baik saja sehingga ketika keluarga dekat saya sering bertanya selalu saya jawab daripada seluruhnya dibelikan obligasi atau reksadana pasar uang lebih baik dibelikan emas saja sebagian. Sekali lagi saya memang tipe yang terlalu konservatif apabila diminta saran orang lain.

Ketika itu orang-orang terdekat saya, ketika ngobrol berterima kasih dan menanyakan, berterima kasih karena ada yang bisa untung di kisaran 30% karena beli emas sejak tengah tahun lalu. Sedangkan yang ditanyakan kondisi saham saya, yang jelas kala itu cukup terkapar kondisinya haha.
Saya sedih, tentu ada perasaan menyesal, ini ibarat kita sudah tahu bahwa apabila menggunakan jas hujan bisa kena hujan/gerimis tetapi memilih trabas saja biar lebih cepat. Padahal kita sudah menyarankan orang lain sedia jas hujan/payung.

Itu beberapa minggu lalu, sekarang bagaimana? hehehe

Saya bukan jenis orang yang senang juga jika harga emas jatuh, sebagian aset saya juga parkir dalam bentuk emas tetapi memang sejak akhir tahun lalu sudah tidak pernah beli emas lagi, pembelian besar saya tercatat juga pada tengah tahun lalu. Dijual? tentu tidak. Saya tidak melihat emas sebagai aset yang diperdagangkan, saya masih orang konservatif yang percaya bahwa tidak ada kata terlalu banyak untuk emas. Mungkin nanti saya akan jual emas tapi tidak saat ini. Saya orang yang percaya bahwa selama
1. inflasi AS masih tinggi > 2%,
2. pertumbuhan ekonomi di AS relatif rendah (bahkan banyak orang yang saya ikuti percaya akan resesi), DAN
3. suku bunga FED cukup rendah,
maka sulit untuk melihat harga emas turun dalam misal menjadi 2.500 (lagi), di mana pada saat ditulis harga emas sudah di > 3.000.

Jika beberapa minggu lalu saya pusing, sepertinya sejak minggu ini saya sudah full senyum lagi, "kenekatan" untuk mencairkan sebagian uang dingin dan belanja saham ternyata bukan keputusan yang buruk dan porto saham sudah kambek stronger dan sudah ATH lagi.

Jika ditanya apakah akan masih belanja saham lagi, jawaban saya tentu jelas tidak. Saya memang sudah tidak berani untuk timing the market tapi tidak mau sembarangan untuk lepaskan peluru. Saya termasuk orang yang percaya bahwa ke depan akan ada perlambatan ekonomi, dan saya termasuk orang yang percaya bahwa hampir tidak mungkin ketika akan dan ketika perlambatan ekonomi indeks bisa ugal-ugalan naik (lagi). Apalagi ada isu bedil-bedilan antara India dan Pakistan, semoga saja tidak ya.
saya tidak bilang bahwa besok perlambatan ekonomi langsung terjadi dan saya juga tidak bilang bahwa indeks pasti akan jatuh. Saya juga tidak bilang bahwa saya tidak akan jual saham saya, khususnya yang bukan core stock dan hasil kenekatan kemarin.

Pada akhirnya saya, dan mungkin kita patut selalu bersyukur.
Untuk saya sendiri dan yang sedang membaca tulisan ini, untuk yang tidak memiliki saham dan sudah punya banyak emas, selamat karena harusnya sudah cuan banyak apalagi jika yang beli sejak beberapa tahun lalu dan tak perlu capek pantau atau pikir gimana kinerja emasnya haha (kalau saham harus baca LK setidaknya).
Untuk yang pegang saham, yang tetap hold bahkan yang punya nyali untuk tambah muatan saat beberapa minggu lalu saat indeks jatuh, selamat juga. Mungkin masih ada yang belum sepenuhnya hijau tetapi kita sudah bisa merasakan bahwa fearnya sudah mulai terangkat dan semoga benar-benar bisa segera segar kembali.
Untuk yang minggu lalu sudah cutloss, khususnya untuk yang berfokus sebagai investor jangka panjang, seharusnya bisa menjadi pihak yang paling bersyukur. Hal ini karena berarti pembaca tetap punya mental untuk tetap mengarungi bursa. Semoga keuntungan yang berkurang atau kerugian yang direalisasikan dapat diganti oleh Allah dengan hasil yang lebih besar. Memang butuh pengalaman dan pembelajaran untuk menjadi siap, contoh sederhananya untuk pihak yang bisa realisasi untung 50% harus kuat tidak taking profit saat 10% bahkan ketika 25% s.d. benar-benar menjadi 50%. Ada perjalan dan perjuangannya dan selamat karena tidak berhenti berjuang, namun jangan sampai memperjuangkan hal yang salah yaaaa..
Kita tidak pernah tahu akan ada di titik mana kita, semoga selalu bisa waras dan melihat hal-hal yang baik (bersyukur).

Terakhir, karena judul tulisan ini adalah saham dibandingkan dengan emas, saya ingin menutup bahwa pada dasarnya saham dan emas menurut saya dua jenis instrumen investasi yang saling berlawanan dan mungkin lebih cocok untuk saling melengkapi. Bayangkan jika menjelang akhir tahun lalu kita jual saham lalu borong emas lalu beberapa minggu lalu jual emas dan beli saham lagi, membayangkan enak, melakukan yang butuh nyali dan keyakian yang ultra besar.

sekian, semoga senantiasa yang terbaik untuk kita semua..

Read more...
2013-2025 Stockbit ·About·ContactHelp·House Rules·Terms·Privacy